Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Teknologi Blockchain Bisa Tekan Biaya Logistik Perusahaan

Hilda Julaika
23/11/2019 13:16
Teknologi Blockchain Bisa Tekan Biaya Logistik Perusahaan
Supervisory Brand Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) Yossy Girsang (kanan) seusai mengisi acara di rangkaian kegiatan Disrupto(MI/Hilda Julaika)

SUPERVISORY Board Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) Yossy Girsang mengatakan Indonesia masih berada di tahap awal pengembangan teknologi Blockchain. Baru ada 62 perusahaan yang menggunakan teknologi Blockchain.

Menurutnya, penerapan Blockchain di mata rantai perusahaan akan memutuskan hubungan dengan pihak ketiga. Implikasinya ada penurunan biaya logistik bagi perusahaan.

"Teknologi blockchain pada akhirnya bisa mendistrupsi atau mengurangi pihak ketiga. Karena akan peer to peer. Jadi seharusnya memang bisa menurunkan biaya logistik," ujar Yossy setelah mengisi acara Disrupto "The Role of Association in the New Economy" di Plaza Indonesia, Sabtu (23/11).

Yossy menjelaskan, ketika pembeli ingin membeli produk lewat marketplace di dalamnya terdapat transaksi pembelian dan pembayaran menggunakan pihak ketiga, di sini disebut marketplace. Bila menerapkan Blockchain, maka transaksi sifatnya peer to peer yang menggunakan smart contract diakses oleh jaringan komputer pihak-pihak terkait. Dengan begitu, ada peran pihak ketiga yang diminimalkan. Dampaknya ada penurunan dari sisi biaya.

Selain itu, teknologi ini akan memberikan transparansi dan efisiensi perusahaan. Hal ini disebabkan sistem Blockchain sifatnya transparan dan mutable. Artinya data tidak bisa diubah dan dimanipulasi.

Baca juga: RI Berpotensi Pimpin Bisnis Blockchain

Misalnya, ketika ada perusahaan sayur nonpestisida Indonesia yang akan menjual di pasar dalam negeri dan ekspor. Sejak pemupukan, petani sudah harus memasukan (input) data Blockchain. Data ini akan bisa diakses pembeli di pasar Indonesia maupun luar negeri untuk menjamin kualitas produk.

Sementara itu, perusahaan di Indonesia yang menggunakan Blockchain memang belum memberikan dampak signifikan terkait penekanan biaya perusahaan. Karena, Indonesia masih di tahap sangat awal. Yossy menyebut peluang untuk mengembangkannya masih sangat luas.

"Kita masih sangat baru. Jadi sama seperti kondisi email di tahun 1990 yang bingung untuk digunakan seperti apa. Tapi saat ini kan kita gak bisa lepas dari email. Jadi Blockchain pun akan seperti itu. Nantinya karena itu (Blockchain) membuat lebih efisien dan lebih murah maka harusnya menguntungkan bagi konsumen," papar Yossy kepada Media Indonesia.

Sebanyak 62 perusahaan Indonesia yang menerapkan blockchain berasal dari sektor yang berbeda mulai dari media, perusahaan konsultan hingga di bidang teknologi kesehatan.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya