Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Defisit APBN Meningkat, Pengamat Nilai Wajar

Ihfa Firdausya
18/11/2019 20:42
Defisit APBN Meningkat, Pengamat Nilai Wajar
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah.(Istimewa)

DEFISIT APBN per Oktober 2019 yang mencapai Rp289,1 Triliun (1,80% dari PDB) dinilai wajar. Hal itu mengingat adanya peningkatan belanja negara sementara target penerimaan pajak semakin jauh dari target.

Hal tersebut disampaikan Ekonom dan Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah.

"Pelebaran defisit bukan suatu yang buruk apalagi sebuah dosa," ujarnya kepada Media Indonesia, Senin (18/11).

Menurutnya, pemerintah memang telah memproyeksikan defisit akan berada di atas 2%. "Strategi pelebaran defisit ini seharusnya yang diambil pemerintah ke depan," imbuhnya.

Di tengah perlambatan global, kata Piter, pemerintah harus meningkatkan permintaan domestik khususnya lewat konsumsi dan investasi.

Baca juga : Sri Mulyani Puas dengan Realisasi Belanja

"Itu bisa dilakukan dengan memberikan insentif fiskal berupa kelonggaran pajak, serta meningkatkan belanja. Konsekuensinya defisit APBN melebar, utang pemerintah meningkat. Ini yang disebut kebijakan kontrasiklus, melawan perlambatan global," jelasnya.

"Banyak negara melakukan kebijakan ini, membiarkan defisit fiskal melebar yang artinya utang pemerintah meningkat," pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan defisit APBN 2019 per Oktober mencapai Rp289,1 triliun atau 1,80% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit anggaran tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama pada 2018 sebesar Rp229,7 triliun atau 1,56% dari PDB.

"Posisi bulan Oktober defisit kita adalah pada angka Rp289,1 trilun atau sebesar 1,80% terhadap GDP," katanya saat konferensi pers di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (18/11). (Ol-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya