Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
PT Bank Tabungan Negara (persro) Tbk (BTN) tengah mengerahkan pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) hingga akhir 2019 ini.
Direktur Consumer Banking BTN, Budi Satria, menyampaikan BTN tengah berupaya mendorong lewat KPR untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan KPR non-subsidi.
“BTN juga sudah memiliki program KPR untuk MBR sendiri, kita sebut dengan KPR BTN MBR. Program ini skemanya sama persis dengan yang subsidi, yang membedakan hanya bunganya sebesar 7%. Kalau yang pemerintahkan 5%. Jadinya kita optimis karena sudah siap dengan program akternatifnya,” terang Budi di sela-sela acara Genjot Dana Ritel, Bank BTN Tawarkan Program Kemilau Emas ke Nasabah Tajir, di Jakarta, Kamis (31/10).
Ia meneruskan, ketika pasar masih ada subsidi maka masyarakat akan mengambil program KPR Subsidi tersebut. Namun, saat budget sudah habis maka alternatif pembiayaan yang akan dipilih. BTN tetap mengantisipasi untuk meminimalisasi suku bunga agar terjangkau bagi MBR.
BTN pun turut mendorong KPR nonsubsidi meskipun tahun ini pasar properti terhitung masih kurang bergairah. Budi mengarahkan agar BTN bisa memasuki market ke pengembang yang premium untuk mengimbangi subsidi.
Baca juga: Kabinet Baru Memberi Harapan Baru Industri Properti
Ketika ditanya mengenai target 800 ribu KPR tahun ini, Budi menjawab bahwa biasanya kredit perseroan per tahunnya di atas 20%.
"Bulan kemarin itu pertumbuhan sekitar 16%. Sampai akhir tahun kurang lebih kita tumbuh 10% sajalah untuk pertumbuhan rata-ratanya. Karena market memang lagi lesu, kalau market lesu kita terus dorong malah kena ke Non Peforming Loan (NPL). Jadi yang pentingkan kualitas,” tutupnya.
Sebagai informasi, KPR per Agustus 2019 hanya tumbuh 16% secara tahunan (year on year/yoy). Sementara itu, pertumbuhan per agustus 2018 mampu hingga di atas 20%. Dengan total penyaluran KPR pada semester pertama 2019 tercatat Rp188,82 triliun, atau tumbuh 21,53% yoy.
Kontribusi KPR subsidi mencapai 56,85% dengan pertumbuhan 28,77% yoy, sedangkan kontribusi KPR non-subsidi 43,15% dengan pertumbuhan 13,16% yoy. (A-4)
Minat terhadap rumah tapak kembali meningkat di kalangan pembeli muda, terutama sejak pandemi covid-19 memicu perubahan pola hunian.
Akses terhadap fasilitas pembiayaan hunian yang terbatas menjadi salah satu hambatan terbesar dalam penyediaan rumah bagi masyarakat Indonesia
Rumah masih menjadi sesuatu yang sulit dimiliki oleh anak muda di Indonesia saat ini. Faktor ekonomi dan sosial menjadi kendala utama.
Beli rumah impian gak beda jauh sama milih pasangan hidup: harus nyaman, punya masa depan jelas, dan gak bikin pusing finansial. KPR BRI hadir sebagai solusi cerdas dengan kerja sama developer top
Menjelang peluncuran resminya pada 19 Juni 2025, Asthara Skyfront City menjalin kerja sama strategis dengan empat lembaga keuangan terpercaya.
Ajukan KPR yang menguntungkan dengan bunga ringan, DP 0%, dan tenor hingga 25 tahun melalui KPR BRI Exclusive.
Sepuluh developer ini mencatat kontribusi signifikan dengan total realisasi kredit mencapai Rp1,7 triliun, setara 50% dari total KPR Non Subsidi yang disalurkan BTN
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan pihaknya sangat serius untuk menyukseskan program perumahan nasional pemerintah.
Tahun ini, stok milik pengembang yang bekerja sama dengan BTN jika ditotal sudah mencapai 500 ribu unit lebih.
Dalam catatan BTN, saat ini terdapat lebih dari 38 ribu rumah yang sertifikatnya belum terselesaikan oleh developer. Rumah-rumah tersebut melibatkan 4.000 proyek.
BANK Tabungan Negara (BTN) menyusun skema pembiyaan kredit perumahan rakyat (KPR) bagi pekerja sektor informal. Seperti tukang cukur, ojek online, dan lainnya.
Bank Muamalat diduga mengalami kerugian besar setara Asabri atau Jiwasraya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved