Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
PT Bukit Asam (persero) Tbk (PTBA) terus berupaya membuka sumber bisnis baru demi mengakali rendahnya harga jual batu bara di tingkat global.
Salah satu yang tengah didorong saat ini adalah ekspor batu bara berkalori tinggi (high calorie value/HCV).
Produk tersebut dijual ke pasar premium atau nontradisional seperti Australia, Korea Selatan dan Jepang.
"Sekarang HCV belum banyak digarap perusahaan-perusahaan batu bara lain. Kami harap strategi ini bisa mempertahankan kinerja perusahaan ke depan," Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arivin di Jakarta, Senin (28/10).
Direktur Penjualan Bukit Asam Adib Ubaidillah menambahkan, sepanjang 2019, produk HCV telah terjual lebih dari tiga juta ton.
Adapun, pada 2020, perusahaan juga menargetkan sedikitnya bisa menjual HCV sebanyak tiga juta ton.
"Tahun depan, 50% produksi HCV kami sudah dipesan oleh Australia, Vietnam dan Industri baja di Malaysia," terang Adib.
Baca juga: Pengganti Dirut Inalum Harus Ahli Pertambangan
Dari sisi harga, HCV memiliki nilai yang jauh lebih baik dibandingkan batu bara biasa karena telah melewati proses nilai tambah. Produk tersebut juga dinilai memiliki keunggulan dari sisi efisiensi.
Sepanjang triwulan ketiga 2019, emiten berkode PTBA tersebut mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp16,3 triliun. Angka tersebut tumbuh tipis dari capaian periode yang sama 2018 yakni Rp16 triliun.
Kendati mengalami peningkatan pendapatan, laba usaha tergerus 21% dari Rp3,9 triliun pada triwulan ketiga 2018 menjadi Rp3,1 triliun triwulan ketiga 2019.
Harga batu bara yang masih lesu juga menjadi faktor utama menurunnya laba perseroan. Peningkatan penjualan yang dicapai pun belum mampu mengompensasi rendahnya harga jual saat ini. (A-4)
Wakil Menteri ESDM, Yuliot, mengatakan bahwa sejak 2020, Indonesia sudah memastikan diri untuk menjalankan program hilirisasi dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
Perusahaan tetap menjalankan strategi efisiensi biaya dan optimalisasi kontrak residual dari sektor perdagangan dan jasa batu bara.
AKTIVITAS distribusi ekspor batubara dari dan ke Pelabuhan Bunati, Kalimantan Selatan (Kalsel) terhambat akibat adanya pendangkalan dalam beberapa waktu terakhir.
SEMANGAT pemerintah untuk mendorong hilirisasi, khususnya pada komoditas batu bara, hingga saat ini masih belum ada titik terang.
PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) merealisasikan produksi batu bara sebesar 103,34% dari target tahunan.
Oli bekas, buangan padat dari pengolahan kelapa sawit, popok, kemasan oli bekas, serta berbagai jenis limbah lainnya kini menjadi bahan bakar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved