Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENDAPATAN usaha yang dicatat PT Bukit Asam hingga triwulan ketiga 2019 sebesar Rp16,3 triliun. Angka tersebut tumbuh tipis dari capaian periode yang sama 2018 yakni Rp16 triliun.
Secara rinci, sebesar 54% atau Rp9,12 triliun dari total penjualan diraup dari pasar domestik, 42% atau Rp6,84 triliun dari pasar global dan 2% atau Rp0,32 triliun didapat dari aktivitas lain seperti penjulan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa.
Secara volume, penjualan batu bara perseroan juga mengalami pertumbuhan. Sepanjang sembilan bulan di 2019, Bukit Asam menjual 20,6 juta ton batu bara, naik 10,7% dari periode yang sama di 2018.
Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengungkapkan kenaikan penjualan tidak terlepas dari strategi yang diterapkan perusahaan berkode emiten PTBA tersebut.
"Kami terus memperkuat pasar global seperti India, Hong Kong, Filipina dan membuka pasar-pasar baru di Jepang dan Korea Selatan. Kami juga menerapkan penjualan batu bara medium to high calorie ke premium market," ujar Arviyan di Jakarta, Senin (28/10).
Baca juga: Bukit Asam Lanjutkan Bangun Hotel Bintang Empat
Kendati mengalami peningkatan penjualan, laba bersih perusahaan tergerus 21% dari Rp3,9 triliun pada triwulan ketiga 2018 menjadi Rp3,1 triliun triwulan ketiga 2019.
Penurunan laba bersih disebabkan oleh meningkatnya beban pokok pendapatan perusahaan dari Rp9,38 triliun menjadi Rp10,54 triliun.
"Komposisi dan kenaikan terbesar terjadi pada biaya angkutan kereta api seiring meningkatnya volume penjualan serta biaya jasa penambangan," jelas Arviyan.
Sementara, harga komoditas itu di pasar global masih terus mengalami pelemahan. Harga jual rata-rata batu bara menurun dari Rp841.655 per ton menjadi Rp775.675 per ton.
Peningkatan penjualan yang dicapai pun belum mampu mengompensasi rendahnya harga jual saat ini.
"Walau dalam tekanan harga jual, kami tetap koitmen tingkatkan produksi dan penjualan," pungkasnya.(OL-5)
Energi terbarukan yang mengandalkan air, angin, dan matahari masih terbatas dan belum mencukupi.
Hasil Tambang Terbesar di Indonesia : minyak bumi, batu bara, timah, dan emas.
Pemprov DKI juga mempersilakan warga yang masih terganggu pencemaran udara akibat aktivitas batu bara di Pelabuhan Marunda, untuk segera melapor.
Apalagi, banyak warga di Rusun Marunda yang kurang mengetahui sejauh mana dampak negatif abu batu bara terhadap kesehatan mereka.
Puskesmas siap untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam bentuk skrining kesehatan kepada masyarakat itu ada sesuai tahap perkembangan umur
Saat ini langkah yang sudah dilakukan KCN antara lain memfungsikan pier 1 kade selatan hanya digunakan untuk kegiatan bongkar muat nonbatu bara dan pasir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved