Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
PENDAPATAN usaha yang dicatat PT Bukit Asam hingga triwulan ketiga 2019 sebesar Rp16,3 triliun. Angka tersebut tumbuh tipis dari capaian periode yang sama 2018 yakni Rp16 triliun.
Secara rinci, sebesar 54% atau Rp9,12 triliun dari total penjualan diraup dari pasar domestik, 42% atau Rp6,84 triliun dari pasar global dan 2% atau Rp0,32 triliun didapat dari aktivitas lain seperti penjulan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa.
Secara volume, penjualan batu bara perseroan juga mengalami pertumbuhan. Sepanjang sembilan bulan di 2019, Bukit Asam menjual 20,6 juta ton batu bara, naik 10,7% dari periode yang sama di 2018.
Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengungkapkan kenaikan penjualan tidak terlepas dari strategi yang diterapkan perusahaan berkode emiten PTBA tersebut.
"Kami terus memperkuat pasar global seperti India, Hong Kong, Filipina dan membuka pasar-pasar baru di Jepang dan Korea Selatan. Kami juga menerapkan penjualan batu bara medium to high calorie ke premium market," ujar Arviyan di Jakarta, Senin (28/10).
Baca juga: Bukit Asam Lanjutkan Bangun Hotel Bintang Empat
Kendati mengalami peningkatan penjualan, laba bersih perusahaan tergerus 21% dari Rp3,9 triliun pada triwulan ketiga 2018 menjadi Rp3,1 triliun triwulan ketiga 2019.
Penurunan laba bersih disebabkan oleh meningkatnya beban pokok pendapatan perusahaan dari Rp9,38 triliun menjadi Rp10,54 triliun.
"Komposisi dan kenaikan terbesar terjadi pada biaya angkutan kereta api seiring meningkatnya volume penjualan serta biaya jasa penambangan," jelas Arviyan.
Sementara, harga komoditas itu di pasar global masih terus mengalami pelemahan. Harga jual rata-rata batu bara menurun dari Rp841.655 per ton menjadi Rp775.675 per ton.
Peningkatan penjualan yang dicapai pun belum mampu mengompensasi rendahnya harga jual saat ini.
"Walau dalam tekanan harga jual, kami tetap koitmen tingkatkan produksi dan penjualan," pungkasnya.(OL-5)
Kementerian ESDMĀ mencatat produksi batu bara dari Januari hingga Juni 2025 mencapai 357,6 juta ton. Angka tersebut setara 48,34% dari target 2025 sebesar 739,7 juta ton.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah menargetkan total investasi sebesar Rp13.000 triliun pada periode 2025-2029.
PT TBS Energi Utama membukukan pendapatan konsolidasian sebesar US$172,2 juta. Angka itu lebih rendah dibandingkah periode yang sama di tahun sebelumnya.
Wakil Menteri ESDM, Yuliot, mengatakan bahwa sejak 2020, Indonesia sudah memastikan diri untuk menjalankan program hilirisasiĀ dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
Perusahaan tetap menjalankan strategi efisiensi biaya dan optimalisasi kontrak residual dari sektor perdagangan dan jasa batu bara.
AKTIVITAS distribusi ekspor batubara dari dan ke Pelabuhan Bunati, Kalimantan Selatan (Kalsel) terhambat akibat adanya pendangkalan dalam beberapa waktu terakhir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved