Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Pengamat Ekonomi Nilai Kasus Duniatex Coreng Kepercayaan Investor

Ihfa Firdausya
24/9/2019 15:00
Pengamat Ekonomi Nilai Kasus Duniatex Coreng Kepercayaan Investor
Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah(Isdtimewa)

KEGAGALAN Duniatex membayar bunga obligasi dianggap mencoreng kepercayaan investor terhadap instrumen obligasi atau utang swasta. Hal tersebut diungkapkan Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah.

"Dampaknya bisa merambat kepada kepercayaan investor terhadap surat-surat utang atau obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan swasta lainnya," tutur Piter saat dihubungi Media Indonesia, Selasa (24/9).

Menurut Piter, permasalahan ini harus cepat ditanggulangi oleh regulator.

"Apabila tidak cepat ditanggulangi oleh regulator, khususnya oleh OJK dan BEi, maka bisa merusak upaya pengembangan pasar keuangan di Indonesia dan menyulitkan perusahaan-perusahaan swasta dalam mencari alternatif sumber pembiayaan," pungkas Piter.

Hal senada diungkapkan Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira.

"Tentunya bagi sektor tekstil secara keseluruhan menjadi kurang menarik di mata para investor. Yang tadinya mau investasi jadi menahan dulu karena khawatir apa yg terjadi dengan Duniatex adalah masalah seluruh sektor tekstil di Indonesia," ujarnya melalui pesan singkat kepada Media Indonesia, Selasa (24/9).

Lebih lanjut, menurut Bhima, yang pertama terdampak gagal bayar Duniatex adalah kreditur, khususnya perbankan maupun investor pemegang surat utang. "Buat bank akan kontribusi ke kenaikan NPL. Sementara untuk pekerja yang terkena dampak efisiensi juga perlu dicermati," katanya.

Sebelumnya, kasus Duniatex bermula dari anak usaha Duniatex Grup PT Delta Dunia Sandang Textile (DDST) yang gagal membayar bunga senilai US$ 13,4 juta pada 10 Juli 2019 atas pinjaman sindikasi senilai US$ 260 juta.

Secara kumulatif, enam anak usaha Duniatex memiliki total utang senilai Rp 18,79 triliun yang berasal dari 20 bank yang memberikan pinjaman bilateral, tiga pinjaman sindikasi, dan utang obligasi. (OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya