Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
KEGAGALAN Duniatex membayar bunga obligasi dianggap mencoreng kepercayaan investor terhadap instrumen obligasi atau utang swasta. Hal tersebut diungkapkan Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah.
"Dampaknya bisa merambat kepada kepercayaan investor terhadap surat-surat utang atau obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan swasta lainnya," tutur Piter saat dihubungi Media Indonesia, Selasa (24/9).
Menurut Piter, permasalahan ini harus cepat ditanggulangi oleh regulator.
"Apabila tidak cepat ditanggulangi oleh regulator, khususnya oleh OJK dan BEi, maka bisa merusak upaya pengembangan pasar keuangan di Indonesia dan menyulitkan perusahaan-perusahaan swasta dalam mencari alternatif sumber pembiayaan," pungkas Piter.
Hal senada diungkapkan Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira.
"Tentunya bagi sektor tekstil secara keseluruhan menjadi kurang menarik di mata para investor. Yang tadinya mau investasi jadi menahan dulu karena khawatir apa yg terjadi dengan Duniatex adalah masalah seluruh sektor tekstil di Indonesia," ujarnya melalui pesan singkat kepada Media Indonesia, Selasa (24/9).
Lebih lanjut, menurut Bhima, yang pertama terdampak gagal bayar Duniatex adalah kreditur, khususnya perbankan maupun investor pemegang surat utang. "Buat bank akan kontribusi ke kenaikan NPL. Sementara untuk pekerja yang terkena dampak efisiensi juga perlu dicermati," katanya.
Sebelumnya, kasus Duniatex bermula dari anak usaha Duniatex Grup PT Delta Dunia Sandang Textile (DDST) yang gagal membayar bunga senilai US$ 13,4 juta pada 10 Juli 2019 atas pinjaman sindikasi senilai US$ 260 juta.
Secara kumulatif, enam anak usaha Duniatex memiliki total utang senilai Rp 18,79 triliun yang berasal dari 20 bank yang memberikan pinjaman bilateral, tiga pinjaman sindikasi, dan utang obligasi. (OL-09)
Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority (INA) berhasil menarik Foreign Direct Investment (FDI) sebesar Rp13,8 triliun di 2024.
PT Danareksa (Persero) atau Holding BUMN Danareksa memperkuat komitmennya dalam mendukung pembangunan nasional.
Menghadapi dinamika global, Pertamina komitmen terhadap prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dan keberlanjutan jangka panjang.
PAKAR Hukum menilai pemanggilan investor ritel Nyoman Tri Atmaja (Niyo) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tanpa adanya pendampingan pengacara sudah sesuai prosedur.
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
PRESIDEN RI Prabowo Subianto membuka kesempatan rumah sakit (RS) dan klinik asing untuk berinvestasi dan membuka cabang di dalam negeri. Anggota Komisi IX DPR RI agar tidak jadi bumerang
Pada Minggu (13/7), Bruno Mars membuat penampilan kejutan di konser Blackpink di SoFi Stadium, Los Angeles, Amerika Serikat (AS), membawakan lagu kolaborasinya dengan Rose, APT.
RUU anggaran yang dibahas senat AS diperkirakan menyebabkan hampir 12 juta warga kehilangan asuransi kesehatan dan menambah utang negara US$3,3 triliun.
Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada April 2025 sebesar US$431,5 miliar atau sekitar Rp7.042 triliun.
KEPALA Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M. Rizal Taufikurahman mengungkapkan rumah tangga Indonesia semakin tertekan.
Pada Mei 2025, kondisi pendapatan konsumen tergerus. Sementara itu, proporsi pembayaran cicilan atau utang justru mengalami peningkatan.
KOMISI XI DPR RI memandang positif penilaian yang diberikan oleh lembaga pemeringkat Fitch Ratings terhadap kredit Indonesia pengakuan atas kemampuan menjaga stabilitas makroekonomi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved