Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
Pasar saham dan pasar obligasi Indonesia masih menarik di tengah gejolak ekonomi global. Hal itu lantaran obligasi di Indonesia masih memberikan imbal hasil yang tinggi.
"Pasar saham masih memberikan peluang investasi yang menarik karena valuasinya, juga potensi pertumbuhan laba korporasi yang diperkirakan sekitar 9% pada tahun ini," kata Chief Economist Investment Strategist Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan dalam keterangan resminya di Jakarta, kemarin.
Selain itu, lanjut Katarina, terdapat sejumlah katalis ke depan untuk pasar saham, antara lain pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh Bank Indonesia, percepatan reformasi kebijakan oleh pemerintah, perbaikan data aktivitas ekonomi, dan pemotongan pajak korporasi.
Untuk pasar obligasi, di tengah kondisi suku bunga rendah seperti saat ini, obligasi Indonesia sangat menarik karena masih memberikan imbal hasil riil (real yield) yang tinggi.
"Komitmen BI untuk menjaga nilai tukar rupiah dan juga pasar obligasi Indonesia memberikan sentimen yang positif bagi obligasi Indonesia," kata Katarina.
Menurut Katarina, gejolak dan volatilitas di pasar finansial bukan sesuatu yang jarang terjadi. Ia pun menyarankan investor untuk selalu memonitor perkembangan yang ada.
"Jangan lupa bahwa selalu ada peluang di setiap kondisi termasuk di tengah-tengah volatilitas global yang tinggi. Jangan takut untuk berinvestasi, sesuaikan portofolio investasi Anda dengan tujuan dan jangka waktu investasi yang ditargetkan," ujar Katarina.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada penutupan kemarin melemah akibat terseret peningkatan ketegangan di Timur Tengah yang memicu kenaikan harga minyak dunia.
Rupiah ditutup melemah 75 poin atau 0,54% menjadi 14.042 per dolar AS dari sebelumnya 13.967 per dolar AS.
"Perkembangan di Timur Tengah kembali memanas akibat salah satu kilang minyak di Arab Saudi milik Saudi Aramco diserang, dan Iran yang dijadikan kambing hitam," kata Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, kemarin.
Kenaikan harga minyak membawa sentimen negatif bagi rupiah mengingat Indonesia ialah negara net importir minyak. (Ant/E-3)
Pemerintah Indonesia untuk pertama kalinya menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang asing Australian Dollar (AUD) (Kangaroo Bond) sebesar AU$ 800 Juta.
Pada paruh pertama 2025, WIFI berhasil melaksanakan dua aksi korporasi utama yakni penerbitan obligasi senilai Rp2,5 triliun.
Obligasi tersebut merupakan hasil dari Penawaran Umum Berkelanjutan yang diterbitkan pada tahun 2022 dengan tenor tiga tahun dan kupon sebesar 9,5% per tahun.
Bank Mandiri Taspen menjadikan penerbitan obligasi sebagai strategi dalam memperkuat struktur pendanaannya, sekaligus dukungan terhadap pertumbuhan sektor riil.
BNI mengumumkan rencana penerbitan obligasi berlandaskan keberlanjutan (Sustainability Bond) Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2025, dengan nilai maksimal Rp5 triliun.
ISRAEL menjual surat utang dalam jumlah rekor di Amerika Serikat (AS) sejak perangnya di Jalur Gaza, Palestina, meletus pada 7 Oktober 2023. Ini menurut laporan Bloomberg pada Jumat (6/6).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 21 Agustus 2025, dibuka melemah 39,99 poin atau 0,50% ke posisi 7.903,83.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 20 Agustus 2025, diprediksi bergerak mendatar. Sentimen utamanya akan berasal dari tingkat domestik.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Selasa 19 Agustus 2025, diprediksi bergerak mendatar.
PT BNI Sekuritas mengumumkan pencetakan rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) sebagai Perusahaan Sekuritas yang Melakukan Perdagangan Langsung Saham dengan Nasabah Terbanyak.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat sejarah dengan menembus level psikologis 8.000 pada perdagangan Jumat (15/8).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 14 Agustus 2025, dibuka menguat 29,63 poin atau 0,38% ke posisi 7.922,54.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved