Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
Buruknya kualitas udara di Jakarta memunculkan wacana untuk menghentikan pemakaian bahan bakar minyak (BBM) bertimbel di area Ibu Kota.
Pertamina mengaku siap mengambil bagian dalam upaya memulihkan kualitas udara di DKI Jakarta dengan menghasilkan BBM berkualitas tanpa timbel.
"Pertamina mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penggunaan BBM berkualitas demi lingkungan yang lebih baik," kata Fajriyah Usman, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (persero), di Jakarta, kemarin.
Upaya tersebut dilakukan dengan menyediakan bahan bakar berkualitas di seluruh SPBU di wilayah DKI Jakarta yang berjumlah 259.
Dari keseluruhan SPBU di Jakarta, semua SPBU menjual pertamax, sedangkan pertamax turbo dijual di 130 SPBU dan Pertamina dex dijual di 160 SPBU di wilayah DKI Jakarta.
Menurut Fajriyah, guna mendukung kebijakan penggunaan BBM tanpa timbel di Jakarta, Pertamina tidak hanya menjamin ketersedia-an BBM berkualitas di SPBU, tetapi juga telah memastikan dua kilang yang menyuplai BBM ke Jakarta telah memproduksi BBM berstandar Euro 4.
Proyek Langit Biru
Selain Kilang Balongan yang memproduksi pertamax, Pertamina juga telah merampungkan Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) yang dikelola Refinery Unit (RU) IV Cilacap yang telah diserahterimakan akhir Juli lalu.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang, menjelaskan dengan selesainya PLBC, kemampuan produksi pertamax Kilang Cilacap meningkat signifikan dari 1,0 juta barel per bulan menjadi 1,6 juta barel per bulan.
"Kilang Cilacap merupakan salah satu kilang besar Pertamina yang berperan dalam menjaga swasembada dan kemandirian energi nasional. Kapasitas operasi menyumbang sekitar 33,4% dari total kapasitas kilang nasional," katanya.
Tallulembang menegaskan, PLBC yang dimulai sejak 2015 kini telah selesai dan bisa beroperasi penuh sehingga jumlah produksi Kilang Cilacap bertambah dan kualitasnya sesuai dengan standar Euro 4.
Menurutnya, Euro 4 merupakan standar mutu gas buang kendaraan yang ditetapkan negara-negara Uni Eropa untuk menjaga kualitas udara. Semakin tinggi standar Euro yang ditetapkan maka semakin kecil batas kandungan karbon dioksida, sulfur, dan partikel yang berdampak negatif pada manusia dan lingkungan.
"Beroperasinya PLBC secara penuh menemukan momentum yang tepat karena produk yang dihasilkan akan menjadi solusi untuk mengatasi polusi udara, termasuk di wilayah Jakarta," lanjut Tallulembang.
Sebagaimana diketahui, proyek PLBC menelan investasi US$392 juta dengan lingkup pekerjaan meliputi revamping unit platforming I sehingga kapasitas produksi meningkat 30% menjadi 18,6 MBSD, pembangunan unit baru LNHT-isomerization dengan kapasitas desain 21,5 MBSD, serta pembangunan beberapa unit utilities untuk mendukung unit proses PLBC.
Melalui PLBC ini, Pertamina berharap dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan oleh kilang sehingga menjawab isu lingkungan, meningkatkan kapasitas kilang, serta mengembangkan bisnis petrokimia.
Selain ketersediaan BBM berkualitas di Jakarta dan sekitarnya, peningkatan produksi pertamax juga dapat mengurangi impor BBM.
"Hal ini berdampak positif pada cadangan devisa negara dan bahkan berkontribusi terhadap GDP Indonesia sebesar 0,12%," tandasnya. (E-2)
Polusi udara yang semakin memburuk di Jakarta, menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus radang tenggorokan di masyarakat.
Partikel PM2.5 dan PM10 yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), mengi, asma sampai kematian berlebih termasuk sakit jantung.
Polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Paparan polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Kualitas udara Jakarta tercatat berada pada urutan kedua sebagai kota paling berpolusi di Indonesia, setelah Tangerang Selatan, Banten dengan poin 191.
Kualitas udara Jakarta bukan hanya soal isu lingkungan, tapi juga soal kesehatan publik dan stabilitas ekonomi di wilayah urban.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved