Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENTERI Keuangan Sri Mulyani ingin kepemilikan asing dalam Surat Berharga Negara (SBN) terus semakin diperkecil porsinya. Ia berharap kepemilikan asing ke depannya bisa turun hingga menjadi 20% dari porsi saat ini yang berkisar di angka 30%.
"Jadi ya idealnya (basis investor domestik) terus meningkat. Saat ini (kepemilikan asing) sekitar 30%, kita harapkan bisa mencapai 20% pada masa yang cukup dekat dan itu berarti menimbulkan banyak sekali sosialisasi kepada calon investor kita," katanya saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Senin (19/8).
Baca juga: Kemenkeu: 50,8% Investor Obligasi Ritel dari Milenial
Ia pun mengatakan bahwa semakin besar basis investor domestiknya, itu akan semakin bagus. "Ya kita semakin besar basis domestik akan menimbulkan lebih banyak stabilisasi karena memahami kondisi market kita, tidak mudah untuk dipicu oleh perubahan policy-policy yang berasal dari luar," tandasnya.
Berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu per 15 Agustus 2019 tercatat Surat Berharga Negara (SBN) atau surat utang terbitan pemerintah yang digenggam investor asing mencapai Rp 1.005 triliun atau 38,49% dari total outstanding SBN. (OL-4)
Indonesia mengajukan pinjaman US$250 juta untuk memperkuat kesiapan rumah sakit, meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi pandemi, dan memperkuat pengujian.
ADFD menyediakan bantuan finansial bagi perusahaan di Uni Emirat Arab dan negara-negara berkembang, seperti Pakistan, Mesir, Sudan dan Ethiopia.
Angka itu setara dengan lebih dari 100% produk domestik bruto tahunan Inggris, atau total output ekonomi, untuk pertama kalinya sejak 1961.
Ia tidak menyebutkan berapa jumlah utang yang dimohonkan pembatalan tersebut.
Lembaga-lembaga keuangan tidak resmi China juga telah melakukan penangguhan pembayaran utang sesuai dengan ketentuan G20 tentang Inisiatif Penangguhan Layanan Utang (DSSI).
Ratusan pengunjuk rasa akan menduduki kediaman Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dan Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe hingga keduanya mengundurkan diri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved