Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
INDONESIA dan Bangladesh telah mencapai kesepakatan substantif atas keseluruhan teks perjanjian Indonesia-Bangladesh Preferential Trade Agreement (IB-PTA).
Kesepakatan tersebut tercapai dalam pertemuan kedua Trade Negotiating Committee (TNC) IB-PTA di Legian, Badung, Bali, awal pekan ini. Sebelumnya, pertemuan pertama dihelat di Dhaka, Bangladesh pada 27 Februari.
Adapun, beberapa poin yang menjadi pembahasan utama dalam dua pertemuan awal meliputi draf ketentuan surat keterangan asal (rules of origin/ROO), modalitas penurunan tarif, indikasi daftar permintaan (request) dan penawaran (offer).
Kedua negara menyepakati jadwal pertukaran permintaan dan penawaran produk-produk yang akan mendapatkan preferensi tarif dalam kerangka IB-PTA.
"Itu akan dilakukan pada pertemuan ketiga di Bangladesh, pada Januari 2020. Selain pertukaran request and offer, di pertemuan itu kami juga akan membahas finalisasi teks perjanjian," ujar Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini melalui keterangan resmi, Jumat (26/7).
Berdasarkan hasil kajian awal dan masukan dari instansi pembina sektor, beberapa produk unggulan yang berpotensi mendapatkan penurunan tarif bea masuk ke Bangladesh meliputi minyak kelapa sawit, batu bara, gerbong kereta api, pelumas mesin, gelatin (bahan baku kapsul), pestisida, produk dari serat jute, vaksin, serta alat-alat kesehatan dan konstruksi.
Ni Made mengungkapkan pembahasan bisa berjalan lancar dalam waktu yang sangat singkat karena kedua negara begitu semangat dan memahami pentingnya kerja sama dagang untuk peningkatan ekspor dan impor.
"Delegasi kedua negara memperlihatkan semangat yang sama untuk menyelesaikan perundingan IB-PTA pada 2020. Hal ini merupakan perwujudan komitmen kedua kepala negara. Sebagaimana kita tahu Presiden Joko Widodo sempat berkunjung ke Dhaka pada 28 Januari 2018 untuk meningkatkan perdagangan Indonesia-Bangladesh," kata Made.
Dengan jumlah penduduk sebesar sekitar 165 juta jiwa dan perekonomian yang terus tumbuh, Bangladesh menjadi pasar yang sangat potensial bagi produk-produk Tanah Air.
Bagi Bangladesh sendiri, perundingan PTA dengan Indonesia merupakan pengalaman pertama dalam menggandeng mitra di luar kawasan Asia Selatan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai total perdagangan Indonesia-Bangladesh pada 2018 mencapai US$1,97 miliar. Dari jumlah tersebut, Indonesia menikmati surplus yang sangat besar yakni US$1,79 miliar.
Adapun, selama periode Januari-Mei 2019, ekspor Indonesia ke Bangladesh tercatat US$884 juta, turun 4,01% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang menyentuh US$921 juta.
Baca juga: Indonesia Dorong Ekspor Produk Dekorasi Rumah ke Eropa
Dari sisi impor, Indonesia telah mendatangkan berbagai barang dari Bangladesh senilai US%38,08 juta atau turun 9,48% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US%42,07 juta.
Dengan demikian, selama lima bulan pertama tahun ini, Indonesia telah meraup surplus sekitar US$845 juta dari Bangladesh.
Komoditas ekspor yang menjadi andalan adalah minyak sawit dan turunannya, batu bara, dan pulp. Sebaliknya, Indonesia banyak mendatangkan produk tekstil. (X-15)
Thai Trade Center Jakarta, di bawah naungan Department of International Trade Promotion (DITP) Ministry of Commerce Thailand resmi membuka acara Thailand Week 2025 di Jakarta.
Tiongkok justru bergerak cepat dengan membuka pasarnya bagi kopi Brasil, menyusul kenaikan bea masuk 50% oleh Donald Trump.
LOGISTIK adalah nadi perekonomian yang menggerakkan perdagangan, menyambungkan daerah, dan memastikan roda industri terus berputar. Namun di Indonesia,
Presiden Prabowo turut meminta agar Malaysia membangun fasilitas lintas batas seperti yang telah dilakukan Indonesia
API memberikan apresiasi khusus kepada Presiden Jokowi dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto atas upaya diplomatik yang berhasil membuka peluang ekspor lebih luas.
Pemerintahan Trump selidiki kebijakan dagang Brasil terkait perdagangan digital, tarif preferensial, dan intervensi hukum yang merugikan perusahaan AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved