Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Perdagangan Indonesia-Bangladesh Sepakati Hal Substantif

Andhika Prasetyo
26/7/2019 19:49
Perdagangan Indonesia-Bangladesh Sepakati Hal Substantif
Presiden RI Joko Widodo (kanan) dan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina saat KTT IORA ke-20 2017 di Jakarta.(Antara)

INDONESIA dan Bangladesh telah mencapai kesepakatan substantif atas keseluruhan teks perjanjian Indonesia-Bangladesh Preferential Trade Agreement (IB-PTA).

Kesepakatan tersebut tercapai dalam pertemuan kedua Trade Negotiating Committee (TNC) IB-PTA di Legian, Badung, Bali, awal pekan ini. Sebelumnya, pertemuan pertama dihelat di Dhaka, Bangladesh pada 27 Februari.

Adapun, beberapa poin yang menjadi pembahasan utama dalam dua pertemuan awal meliputi draf ketentuan surat keterangan asal (rules of origin/ROO), modalitas penurunan tarif, indikasi daftar permintaan (request) dan penawaran (offer).

Kedua negara menyepakati jadwal pertukaran permintaan dan penawaran produk-produk yang akan mendapatkan preferensi tarif dalam kerangka IB-PTA.

"Itu akan dilakukan pada pertemuan ketiga di Bangladesh, pada Januari 2020. Selain pertukaran request and offer, di pertemuan itu kami juga akan membahas finalisasi teks perjanjian," ujar Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini melalui keterangan resmi, Jumat (26/7).

Berdasarkan hasil kajian awal dan masukan dari instansi pembina sektor, beberapa produk unggulan yang berpotensi mendapatkan penurunan tarif bea masuk ke Bangladesh meliputi minyak kelapa sawit, batu bara, gerbong kereta api, pelumas mesin, gelatin (bahan baku kapsul), pestisida, produk dari serat jute, vaksin, serta alat-alat kesehatan dan konstruksi.

Ni Made mengungkapkan pembahasan bisa berjalan lancar dalam waktu yang sangat singkat karena kedua negara begitu semangat dan memahami pentingnya kerja sama dagang untuk peningkatan ekspor dan impor.

"Delegasi kedua negara memperlihatkan semangat yang sama untuk menyelesaikan perundingan IB-PTA pada 2020. Hal ini merupakan perwujudan komitmen kedua kepala negara. Sebagaimana kita tahu Presiden Joko Widodo sempat berkunjung ke Dhaka pada 28 Januari 2018 untuk meningkatkan perdagangan Indonesia-Bangladesh," kata Made.

Dengan jumlah penduduk sebesar sekitar 165 juta jiwa dan perekonomian yang terus tumbuh, Bangladesh menjadi pasar yang sangat potensial bagi produk-produk Tanah Air.

Bagi Bangladesh sendiri, perundingan PTA dengan Indonesia merupakan pengalaman pertama dalam menggandeng mitra di luar kawasan Asia Selatan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai total perdagangan Indonesia-Bangladesh pada 2018 mencapai US$1,97 miliar. Dari jumlah tersebut, Indonesia menikmati surplus yang sangat besar yakni US$1,79 miliar.

Adapun, selama periode Januari-Mei 2019, ekspor Indonesia ke Bangladesh tercatat US$884 juta, turun 4,01% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang menyentuh US$921 juta.

Baca juga: Indonesia Dorong Ekspor Produk Dekorasi Rumah ke Eropa

Dari sisi impor, Indonesia telah mendatangkan berbagai barang dari Bangladesh senilai US%38,08 juta atau turun 9,48% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US%42,07 juta.

Dengan demikian, selama lima bulan pertama tahun ini, Indonesia telah meraup surplus sekitar US$845 juta dari Bangladesh.

Komoditas ekspor yang menjadi andalan adalah minyak sawit dan turunannya, batu bara, dan pulp. Sebaliknya, Indonesia banyak mendatangkan produk tekstil.  (X-15)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya