Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
PIHAK Istana Kepresidenan berharap neraca perdagangan Indonesia yang sudah mulai surplus pada Juni 2019 terus didongkrak dengan peningkatan ekspor yang memanfaatkan peluang dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok.
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/7), mengatakan perluasan ekspor harus dilakukan Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita dan jajarannya karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan peningkatan ekspor itu, utamanya dengan Tiongkok.
"Presiden ingin kinerja perdagangan diperbaiki, baik dengan jalan meningkatkan ekspor ke negara tradisional maupun nontradisional, serta mengendalikan impor. Salah satunya dengan cara menginisiasi industri substitusi impor," kata Erani.
Erani melanjutkan pemerintah melalui Kementerian Perdagangan sudah memacu ekspor dengan memperluas pasar. Langkah tersebut sedikit banyak sudah membuahkan hasil. Tahun lalu, lanjut dia, ekspor Indonesia naik ke negara-negara nontradisional, seperti Bangladesh (15,9%), Turki (10,4%), Myanmar (17,3%), Kanada (9,0%), dan Selandia Baru (16,8%).
"Tahun ini, pemerintah fokus ke pasar Afrika, dengan menandatangani 12 perjanjian. Tiga di antaranya merupakan target pasar baru (sejak 2018), yakni Mozambik, Tunisia, dan Maroko," katanya.
Selain dengan beberapa negara di Afrika, pemerintah juga memacu perdagangan dengan Iran dan Turki. Kemudian memacu kinerja sektor industri. Peranan produk industri terhadap nilai ekspor semakin meningkat dan mencapai di atas 70% pada 2018.
"Agar terus meningkat, Kementerian Perindustrian sebagai anggota Komite Penugasan Khusus Ekspor (KPKE) mendorong dari sisi pembiayaan lewat Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)," katanya.
Sebelumnya, Direktur Kerja Sama Pengembangan Eskpor Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Marolop Nainggolan mengatakan Indonesia dapat memanfaatkan potensi pasar Tiongkok yang penduduknya berjumlah 1,4 miliar orang. Untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya tentu tidak dapat diatasi pemerintah Tiongkok sendiri.
Neraca perdagangan Indonesia periode Juni 2019 tercatat surplus sebesar US$0,2 miliar. Meski surplus, ekspor Indonesia juga harus terus digenjot dengan memanfaatkan perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok.
Baca juga: Anggota DPR Dorong Mendag Lobi Tiongkok Perbanyak Serap Produk RI
Sejumlah kalangan meminta Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita untuk menggeber peluang ekspor dengan melobi langsung Pemerintah Tiongkok.
Pimpinan Komisi VI Inas Nasrullah Zubir mengatakan Indonesia harus meningkatkan ekspor. Ia menyarankan Mendag pergi ke Tiongkok untuk melakukan lobi dan mengetahui apa yang dibutuhkan di sana. Apalagi, kata dia, tenaga kerja di Tiongkok sangat mahal.
"Jadi apa yang bisa kita produksi, kita tawarkan. Ya saya kira kalau memang ada yang bisa dibicarakan, perlu ke Tiongkok. Kita izin ekspor ke sana," kata Inas.
Pimpinan Komisi VI lainnya, Azam Azman Natawijana mengatakan Mendag bisa langsung ke Tiongkok untuk melobi agar ekspor Indonesia meningkat, sehingga komoditas Indonesia bisa terus diterima Tiongkok. (X-15)
perluasan kesempatan kerja ke luar negeri amat penting. Namun, pendekatan pemerintah seharusnya lebih manusiawi dan berkeadilan.
Pelepasan ekspor ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk memperkuat ekonomi biru melalui integrasi digital, keberlanjutan, dan kolaborasi lintas sektor.
Jumlah ekspor gula kelapa kristal atau gula semut sebanyak 18,5 ton senilai US$35 ribu
MENTERI Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memantau harga dan pasokan barang kebutuhan pokok (bapok) di Pasar Kebon Kembang, Bogor, Jawa Barat pada Rabu, (26/3).
KEMENTERIAN Perdagangan (Kemendag) mendukung peningkatan volume dan nilai ekspor produk sarang burung walet Indonesia ke Tiongkok.
Kemendag mengimbau para pelaku usaha pengemas (repacker) minyak goreng Minyakita untuk mematuhi ketentuan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved