Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

BI: Utang Luar Negeri Indonesia Turun

Atikah Ishmah Winahyu
15/7/2019 19:59
BI: Utang Luar Negeri Indonesia Turun
Bank Indonesia(MI/PANCA SYURKANI)

UTANG Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Mei 2019 tumbuh melambat dengan struktur yang sehat. Bank Indonesia mencatat pada akhir Mei 2019 ULN Indonesia mencapai US$386,1 miliar yang terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$189,3 miliar, serta utang swasta (termasuk BUMN) sebesar US$196,9 miliar.

ULN Indonesia tersebut tumbuh 7,4% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 8,8% (yoy).

"(Pelambatan utang) terutama dipengaruhi oleh transaksi pembayaran neto ULN dan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS sehingga utang dalam Rupiah tercatat lebih rendah dalam denominasi dolar AS," tulis Departemen Komunikasi BI dalam pernyataan tertulis, Senin (15/7).

Perlambatan pertumbuhan ULN bersumber dari ULN swasta, di tengah pertumbuhan ULN pemerintah yang tetap rendah. Posisi ULN pemerintah pada Mei 2019 tercatat sebesar 186,3 miliar dolar AS atau tumbuh 3,9% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,4% (yoy). Peningkatan ini didorong oleh penerbitan global bonds.

Baca juga: Pasar Modal Bisa Jadi Solusi Lunasi Utang Negara

Kendati tumbuh meningkat, nilai nominal ULN pemerintah pada Mei 2019 menurun dibandingkan dengan posisi April 2019 yang mencapai US$186,7 miliar.

"Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh pembayaran neto pinjaman senilai US$0,5 miliar dolar dan penurunan kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) oleh nonresiden senilai US$1,5 miliar yang dipengaruhi oleh faktor ketidakpastian di pasar keuangan global yang meningkat seiring dengan eskalasi ketegangan perdagangan," ungkapnya.

Bank Indonesia menjelaskan, pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada beberapa sektor produktif yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, yaitu sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 18,8% dari total ULN pemerintah, sektor konstruksi sebesar 16,4%, sektor jasa pendidikan 15,8%, sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 15,1%, serta sektor jasa keuangan dan asuransi 14,3%.

Sementara itu, posisi ULN swasta pada akhir Mei 2019 tumbuh 11,3% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 14,7% (yoy), terutama disebabkan oleh menurunnya posisi utang di sektor jasa keuangan dan asuransi.

Pada Mei 2019, ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian dengan total pangsa 75,2% terhadap total ULN swasta.

BI menuturkan, hingga saat ini struktur ULN Indonesia tetap sehat. Kondisi tersebut tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Mei 2019 sebesar 36,1%, relatif stabil dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya. Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 87,3% dari total ULN.

Dalam rangka menjaga struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

"Peran ULN akan terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," tandasnya.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya