Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Sumbang 74%, Ekspor Produk Manufaktur Masih Melejit

Fetry Wuryasti
11/7/2019 14:35
Sumbang 74%, Ekspor Produk Manufaktur Masih Melejit
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto(ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

INDUSTRI pengolahan masih memberikan kontribusi terbesar terhadap nilai ekspor nasional. Pada periode Januari-Mei 2019, sektor manufaktur mampu mengapalkan produk-produk unggulannya hingga mencapai US $51,06 miliar atau menyumbang 74,59% pada total nilai ekspor nasional.

“Secara volume, ekspor industri manufaktur kita mengalami peningkatan 9,8% dari Januari-Mei 2019 dibanding periode yang sama tahun lalu. Selama ini industri manufaktur masih konsisten menjadi kontributor terbesar pada nilai ekspor kita,” kata Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, di Jakarta, Kamis (11/7).

Baca juga: Gopay Masih Lebih Perkasa dari Ovo Di Segmen Milenial

Menperin menyebutkan, beberapa sektor manufaktur yang berperan besar terhadap capaian ekspor pada lima bulan pertama tahun ini, di antaranya industri makanan yang menembus US $10,56 miliar, disusul industri logam dasar US $6,52 miliar, serta industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia US $5,38 miliar.

“Industri makanan menyumbang 20,69% dari total ekspor industri pengolahan pada Januari-Mei 2019,” ungkapnya.

Kemudian, industri pakaian jadi menyetor nilai ekspor sekitar US $3,55 miliar serta industri kertas dan barang dari kertas US $3 miliar.

“Pemerintah terus mendorong peningkatan investasi dan ekspansi di sektor industri. Jadi, kapasitas produksi meningkat, selain untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, juga bisa mengisi pasar ekspor,” tuturnya.

Beberapa negara tujuan utama ekspor produk manufaktur nasional, antara lain Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Singapura, dan India.

Airlangga juga mengungkapkan, pemerintah gencar menarik investasi sektor industri yang dapat menghasilkan produk substitusi impor. Langkah tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menekan defisit neraca perdagangan.

Baca juga: Produk Manufaktur Masih Berkontribusi Besar terhadap Ekspor

Dalam upaya menggenjot investasi dan ekspor, pemerintah berkomitmen untuk terus menciptakan iklim bisnis yang kondusif dan memberikan kemudahan perizinan usaha. Langkah strategis yang telah dilakukan, antara lain pemberian insentif fiskal, penerapan online single submission (OSS), serta pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan vokasi.

Di tengah kondisi perlambatan ekonomi di tingkat global, Kemenperin optimistis memasang target pertumbuhan industri nonmigas sebesar 5,4 persen pada tahun 2019. Adapun sektor-sektor yang diproyeksikan tumbuh tinggi, di antaranya industri makanan dan minuman (9,86%), permesinan (7%), tekstil dan pakaian jadi (5,61%), serta kulit barang dari kulit dan alas kaki (5,40%). (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya