Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Petani Sawit Harus Mulai Tatap Hilirisasi

Andhika Prasetyo
09/7/2019 16:55
Petani Sawit Harus Mulai Tatap Hilirisasi
Warga membawa hasil panen kelapa sawit di lahan perkebunan Danau Lamo, Maro Sebo, Muarojambi, Jambi, Minggu (2/12/2018).(ANTARA/Wahdi Septiawan)

PEMBANGUNAN pabrik kelapa sawit (PKS) mini diyakini dapat menjadi solusi dari persoalan harga tandan buah segar (TBS) yang selama ini kerap mengalami fluktuasi.

Dengan membangun PKS Mini, petani tidak lagi sepenuhnya mengandalkan penjualan TBS. Mereka bisa mengolah hasil produksi mereka sendiri di pabrik yang dimiliki hingga menjadi minyak goreng.

Dengan begitu, para petani bisa menciptakan nilai tambah signifikan yang dapat mendorong kesejahteraan mereka.

Seperti namanya, PKS mini adalah pabrik untuk mengolah hasil sawit dengan versi kecil. Diproyeksikan, pabrik tersebut bisa dibangun di setiap 50 hektare lahan yang dimiliki masyarakat.

Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Medali Emas Manurung mengungkapkan, saat ini, satu PKS mini yang menjadi proyek percontohan telah beroperasi di Jambi dan akan segera menyusul di Riau.

"PKS mini di Jambi sudah mampu memproduksi minyak goreng dengan kapasitas 500 kilogram per hari. Kami minta izin untuk pengemasan dan dipasarkan ke daerah sekitar. Kami beri merk Apkasindo," ujar Gulat kepada Media Indonesia, Selasa (9/7).

Baca juga: Oknum ASN Korupsi Bibit Sawit

Upaya tersebut merupakan implementasi nyata komitmen untuk melakukan diversifikasi. Para petani, lanjutnya, harus mulai memaksa diri untuk tidak bergantung hanya pada penjualan TBS saja. Penguatan di sisi hilir merupakan langkah yang wajib diambil demi mendapatkan manfaat yang jauh lebih besar.

Jika menjual TBS, petani plasma saat ini mendapatkan harga sekitar Rp1.250 per kilogram (kg). Sementara, petani plasma hanya mendapat Rp800 per kg.

Namun, jika TBS diolah lebih lanjut menjadi minyak goreng, harga jual tentu menjadi lebih tinggi.

Sejauh ini, biaya pembangunan PKS mini sepenuhnya masih berasal dari kas Apkasindo. Asosiasi petani sawit itu belum mendapatkan kucuran dana dari Badan Pengelola Dana Pungutan Kelapa Sawit (BPDPKS).

"Dana BPDPKS mungkin bisa keluar tahun depan. Mereka lihat dulu rencana bisnisnya, apakah petani bisa mengelola pabrik itu dengan baik. Uang itu kan berasal dari pungutan jadi mesti betul betul cermat juga. Saya pikir wajar saja kalau mereka menunggu dulu," tuturnya.

Diperkirakan, dibutuhkan dana sebesar Rp300 juta untuk membangun PKS mini yang lengkap dengan berbagai mesin-mesin pendukung. (A-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik