Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

APBN Aman Meski Defisit Meningkat dan Keseimbangan Primer Negatif

Nur Aivanni
16/5/2019 19:40
APBN Aman Meski Defisit Meningkat dan Keseimbangan Primer Negatif
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan konferensi pers APBN KiTa di kantor Kemenkeu, Jakarta, hari ini.(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

MENTERI Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga April 2019 masih aman terkendali meski ada tekanan baik dari luar maupun dalam negeri. Hal tersebut nampak dari realisasi pendapatan negara dan hibah yang mencapai Rp 530,74 triliun atau 24,51% terhadap APBN 2019. Capaian tersebut masih tumbuh positif sebesar 0,5% (yoy).

"Secara umum pelaksanaan APBN hingga akhir April adalah masih aman," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (16/5).

Sri Mulyani menyampaikan bahwa penerimaan perpajakan masih tumbuh positif. Realisasi penerimaan perpajakan mencapai Rp 436,41 triliun atau 24,43% dari APBN 2019. Angka tersebut tumbuh 4,72% dibandingkan realisasi periode yang sama APBN tahun 2018 sebesar Rp 416,73 triliun.

Hanya saja, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mengalami tekanan yaitu sebesar Rp 93,97 triliun. Penerimaan hibah pun hanya sebesar Rp 0,4 triliun.

"Secara total untuk pendapatan negara terlihat bahwa kondisi dan kegiatan ekonomi yang cenderung mengalami tekanan baik dari luar maupun dari dalam terefleksi di dalam penerimaan perpajakan kita," katanya.

Di sisi lain, sambung Sri Mulyani, realisasi belanja negara cukup meningkat yaitu sebesar Rp 631,8 triliun atau 25,67% dari APBN 2019. Angka tersebut tumbuh 8,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sampai akhir April 2019, keseimbangan primer tercatat defisit Rp 18,4 triliun. Angka tersebut berbeda jauh dengan April tahun lalu yang positif Rp 24,4 triliun. Dan defisit APBN hingga April 2019 sebesar Rp 101,04 triliun. Angka tersebut lebih dalam defisitnya dibandingkan April tahun lalu yang tercatat Rp 54,9 triliun.

"Meski defisit meningkat dan keseimbangan primer mengalami negatif, kita masih cukup melihat bahwa pelaksanaan APBN 2019 masih terkendali," tegas Sri Mulyani.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara mengatakan bahwa pihaknya tetap optimistis target pertumbuhan ekonomi sepanjang 2019 sebesar 5,3% sebagaimana tertuang APBN 2019. Pihaknya pun akan tetap memperhatikan kondisi yang terjadi baik di luar maupun dalam negeri.

"Kuartal I 2019, pertumbuhan ekonomi kita 5,07%, cukup kuat. Di Kuartal II, kita melihat ada potensi di konsumsi pada bulan puasa dan hari raya Idul Fitri, biasanya ada penguatan di konsumsi," katanya.

Selain itu, pihaknya juga berharap investasi mulai masuk karena adanya kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia yang lebih baik, selain dipicu oleh fasilitas insentif yang diberikan pemerintah. "Semoga ke depan ada perbaikan di kondisi ekonomi globalnya," tandasnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya