Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Ketegangan AS-Tiongkok Diprediksi Berlangsung Lama

Suci Sedya Utami
15/5/2019 19:30
Ketegangan AS-Tiongkok Diprediksi Berlangsung Lama
Menkeu Sri Mulyani Indrawati.(ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ama/16)

MENTERI Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan ketegangan di sektor perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok akan berlangsung cukup panjang.
 
Dirinya bilang kedua negara yang saling melemparkan aksi balas dendam terhadap kebijakan masing-masing. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan perang kebijakan ini berdampak pada ekonomi kedua negara.Hal ini akan menimbulkan pengaruh pada ekonomi dunia, termasuk Indonesia.
 
Dari sisi Tiongkok, dampaknya bagi ekonomi mereka akan slow down. Dia bilang kenaikan tarif 25 persen ini cukup signifikan bagi produk-produk Tiongkok.

"Berarti Tiongkok untuk bisa tumbuh ekonominya tetap terjaga di atas enam persen, mereka akan lakukan stimulasi lagi. Kalau stimulasi dilakukan mungkin pengaruhnya pada sektor keuangan," kata Ani sapaan akrab dirinya ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Rabu (15/5).
 
Sementara bagi AS, kebijakan kenaikan ini tentu akan memunculkan dua pengaruh bagi negara tersebut. Pertama, bisa menyasar pada sisi suku bunga yang akan meningkat. Kedua, bisa menyasar pada sisi inflasi yang kemudian menyebabkan turunnya daya beli sehingga akan memukul pertumbuhan ekonominya.

Baca juga: Perang Dagang Memanas, Rupiah Ditutup Loyo
 
"Situasi ini memang sangat menekan kalau untuk kondisi di masing-masing negara. Dampak dua-duanya tidak bagus bagi dunia," tutur dia.
 
Ani mengatakan hal ini akan berpengaruh pada perdagangan dunia yang ditaksir akan lebih slow down. Bagi Indonesia, yang saat ini masih mengandalkan perdagangan dari sisi ekspor sebagai mesin pertumbuhan tentu menjadi kabar buruk.
 
"Kita harus waspadai signal-signal bahwa situasi ini enggak akan reda dalam jangka pendek. Artinya ketegangan ini akan mewarnai cukup panjang," jelas dia.
 
Aksi saling balas ancaman dagang antara AS dan Tiongkok bagi Indonesia terlihat dari nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi. Rupiah melemah 32 poin atau 0,22 persen menjadi Rp14.455 per USD, dibandingkan hari sebelumnya Rp14.423 per USD.
 
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan saling mengancam dan membalas antara AS dan Tiongkok membuat sentimen negatif pasar global seiring dengan ketidakpastian yang meningkat.
 
"Konflik dagang ini akan membuat volume perdagangan dunia turun dan melambatnya ekonomi global," ujar Lana.
 
Pasca-gagalnya kesepakatan dagang antara AS-Tiongkok dan mulai efektifnya tarif baru dari AS sebesar 25 persen atas barang-barang impor Tiongkok senilai USD200 miliar pada Jumat, 10 Mei 2019.
 
Tiongkok melakukan pernyataan pembalasan akan mengenakan kenaikan tarif terhadap barang-barang impor dari AS senilai USD60 miliar pada 1 Juni 2019. Presiden Trump nampaknya tidak suka dengan pembalasan ini. Alhasil Trump mengancam Tiongkok akan memperberat dengan mengenakan tarif pada seluruh barang-barang impor Tiongkok dengan total lebih dari USD350 miliar. (Medcom/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik