Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
YAYASAN Perlindungan Konsumen Indonesia (YLKI) khawatir harga tiket pesawat tidak akan menjadi lebih murah walaupun pemerintah telah menurunkan tarif batas atas (TBA) rute domestik kelas ekonomi.
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan penurunan persentase TBA di atas kertas memang bisa menurunkan tarif pesawat. Namun, dalam praktiknya belum tentu demikian.
"Bisa saja nanti maksapai-maskapai menerapkan tarif tinggi yang sangat mendekati TBA. Sekarang pun kenyataannya seperti itu. Jadi, penurunan TBA tidak otomatis akan menurunkan harga tiket pesawat sebagaimana diharapkan publik," ujar Tulus melalui keterangan resmi, Selasa (14/5).
Maka dari itu, YLKI menilai pemerintah seharusnya tidak hanya mengambil kebijakan penurunan tarif batas atas, tetapi juga memangkas sejumlah komponen pembentuk biaya operasional pesawat.
"Seperti menghilangkan atau menurunkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tarif pesawat sebesar 10% menjadi 5%. Jadi pemerintah harus adil. Tidak hanya menekan maskapai saja, pemerintah juga mesti bersedia mereduksi potensi pendapatannya," ungkap Tulus.
Baca juga: Penurunan 15% Batas Atas Tiket Pesawat Tidak Akan Bebani Maskapai
Selain PPN, ia juga melihat ada ruang bagi pemerintah untuk menurunkan kontribusi pembentukan harga tiket pesawat dari tarif jasa kebandarudaraan. Tarif tersebut kerap naik setiap dua tahun.
Di luar itu, pemerintah juga perlu mengantisipasi dampak dari penurunan tarif batas atas terhadap perkembangan industri penerbangan ke depan.
Ia khawatir potensi keuntungan yang berkurang akan membuat maskapai melakukan efisiensi dengan memangkas jadwal atau rute penerbangan di sejumlah destinasi terutama yang tidak populer dan sulit dijangkau.
"Pada akhirnya ini akan merugikan masyarakat karena nanti akses penerbangan akan semakin sulit," tandasnya.(OL-5)
Pada semester I 2024, Garuda mencatat kerugian sebesar Rp1,54 triliun. Perseroan pelat merah itu mencatatkan pembengkakan beban usaha yang besar.
PENGAMAT penerbangan Alvin Lie berpandangan rencana pemerintah menurunkan harga tiket pesawat saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) akan memberatkan perusahaan maskapai.
Kemenhub masih menunggu hasil rekomendasi kebijakan tarif tiket pesawat udara terjangkau, yang masih dibahas oleh tim satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat.
Direktur eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengungkapkan harga avtur bukanlah penyebab utama mahalnya harga tiket pesawat domestik.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan pemerintah berencana menurunkan harga avtur untuk tekan harga tiket pesawat terbang.
PENGAMAT penerbangan Alvin Lie menilai harga publikasi avtur di Indonesia sejauh ini masih kompetitif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved