Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Maskapai Belum Tentu Turunkan Harga Tiket Secara Signifikan

Andhika Prasetyo
14/5/2019 14:10
Maskapai Belum Tentu Turunkan Harga Tiket Secara Signifikan
Calon penumpang antre tiket(ANTARA)

YAYASAN Perlindungan Konsumen Indonesia (YLKI) khawatir harga tiket pesawat tidak akan menjadi lebih murah walaupun pemerintah telah menurunkan tarif batas atas (TBA) rute domestik kelas ekonomi.

Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan penurunan persentase TBA di atas kertas memang bisa menurunkan tarif pesawat. Namun, dalam praktiknya belum tentu demikian.

"Bisa saja nanti maksapai-maskapai menerapkan tarif tinggi yang sangat mendekati TBA. Sekarang pun kenyataannya seperti itu. Jadi, penurunan TBA tidak otomatis akan menurunkan harga tiket pesawat sebagaimana diharapkan publik," ujar Tulus melalui keterangan resmi, Selasa (14/5).

Maka dari itu, YLKI menilai pemerintah seharusnya tidak hanya mengambil kebijakan penurunan tarif batas atas, tetapi juga memangkas sejumlah komponen pembentuk biaya operasional pesawat.

"Seperti menghilangkan atau menurunkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tarif pesawat sebesar 10% menjadi 5%. Jadi pemerintah harus adil. Tidak hanya menekan maskapai saja, pemerintah juga mesti bersedia mereduksi potensi pendapatannya," ungkap Tulus.

Baca juga: Penurunan 15% Batas Atas Tiket Pesawat Tidak Akan Bebani Maskapai

Selain PPN, ia juga melihat ada ruang bagi pemerintah untuk menurunkan kontribusi pembentukan harga tiket pesawat dari tarif jasa kebandarudaraan. Tarif tersebut kerap naik setiap dua tahun.

Di luar itu, pemerintah juga perlu mengantisipasi dampak dari penurunan tarif batas atas terhadap perkembangan industri penerbangan ke depan.

Ia khawatir potensi keuntungan yang berkurang akan membuat maskapai melakukan efisiensi dengan memangkas jadwal atau rute penerbangan di sejumlah destinasi terutama yang tidak populer dan sulit dijangkau.

"Pada akhirnya ini akan merugikan masyarakat karena nanti akses penerbangan akan semakin sulit," tandasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya