Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Pemerintah Harus Serius Cari Pasar Ekspor Baru

Andhika Prasetyo
12/5/2019 10:20
Pemerintah Harus Serius Cari Pasar Ekspor Baru
Perang dagang antara AS dengan Tiongkok berdampak pada pasar ekspor Indonesia.(Antara)

PEMERINTAH diminta serius mencari pasar ekspor alternatif pengganti Amerika Serikat dan Tiongkok. Sebagaimana diketahui, hubungan kedua negara itu kian memanas setelah Negeri Paman Sam menaikkan bea masuk beberapa produk asal Tiongkok dari 10% menjadi 25%. Negeri Tirai Bambu pun berjanji untuk membalas tindakan tersebut.

Indonesia, sebagai negara yang tidak terlibat langsung, akan ikut terkena dampak signifikan dari konflik dagang antarkedua negara itu.

Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan AS akan melemah lantaran salah satu pasar terbesar mereka saling menutup diri. Artinya, kinerja ekspor yang merupakan salah satu motor utama pendorong pertumbuhan ekonomi akan menyusut.

Dari konflik tersebut, Tauhid menyebut pertumbuhan Tiongkok akan terkoreksi sampai 1% PDB pada 2021. Sementara, AS akan kehilangan laju ekonomi sebesar 0,9% PDB pada 2023.

Pelemahan PDB Tiongkok akan membuat mereka menahan belanja luar negeri, termasuk impor dari Indonesia. Bagi Indonesia, itu adalah persoalan besar. Pasalnya, setiap kali Tiongkok mengalami penurunan 1% PDB, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan merosot 0,14%.

Adapun, jika terjadi penurunan 1% PDB AS, Indonesia ikut melemah 0,05%. Artinya, PDB kita akan terkoreksi kurang lebih 0,19%.

"Itu akan terjadi jika kita masih menggantungkan perdagangan pada dua negara tersebut," ujar Tauhid dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (12/5) malam.

China sendiri merupakan mitra dagang utama Indonesia dengan total perdagangan mencapai US$72,6 miliar di 2018. Ia menekankan keharusan bagi Indonesia untuk segera menerapkan diversifikasi pasar secara serius. Kesepakatan-kesepakatan dagang baru yang telah terjalin harus benar-benar diimplementasikan.

"Ada banyak negara yang bisa dieksplor, Afrika, Amerika Latin, Timur Tengah," lanjutnya.

baca juga: Dianggap Mengajak Makar, Permadi Dilaporkan ke Polda Metro Jaya

Selain itu, ia juga mendesak pemerintah mengurangi impor produk Tiongkok yang dapat diproduksi di dalam negeri. Tentunya itu harus diiringi dengan peningkatan industri.

"Komoditas utama yang didatangkan dari Tiongkok adalah peralatan elektronik, mesin dan besi baja. Kita sudah punya fondasi untuk semua industri itu. Tinggal dikuatkan saja. Lakukan peningkatan pelayanan investasi untuk menarik lebih banyak investor di sektor tersebut," tandasnya. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik