Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
DIREKTUR Pengadaan Perum Bulog Bachtiar mengakui bahwa pihaknya kesulitan untuk menyalurkan beras yang ada di gudang Bulog dengan adanya transformasi beras sejahtera (rastra) menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
"Pasti ada (kesulitan untuk menyalurkan beras), tapi kan pemerintah pasti memikirkan," kata Bachtiar saat ditemui di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (3/5).
Diutarakan Bachtiar, pemerintah telah memikirkan bagaimana Bulog bisa menyalurkan stok beras yang ada di gudang, yaitu dengan memberikan natura atau tunjangan bagi PNS, TNI dan Polri.
Dulu, kata Bachtiar, natura sempat diberikan dengan membagikan beras. Namun kemudian, tunjangan tersebut diberikan dalam bentuk uang.
Baca juga: OJK: Fintech di Indonesia Lebih Aman daripada Tiongkok
"(Natura) Dulu ada pembagian beras, setelah itu dikembalkan berbentuk uang, sekarang katanya akan kembali lagi (ke beras). Waktu saya masih tentara, berasnya dari Bulog. Kita dapat jatah 18 kg per orang per bulan," katanya.
Hanya saja, Bachtiar masih belum bisa menyampaikan berapa beras Bulog yang nantinya akan disalurkan ke dalam natura.
"Kita nanti hitung berapa jumlahnya," katanya. Ia pun berharap penyaluran beras melalui natura tersebut dapat terealisasi secepatnya.
Sebelumnya secara terpisah, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui bahwa penyaluran beras oleh Bulog terhambat lantaran adanya transformasi rastra menjadi BPNT.
"Karena dia (Bulog) tidak ada salurannya untuk menyalurkan beras yang seperti dulu, ada rastra," jelasnya. (OL-1)
Bulog Surakarta menyatakan sangat mencukupi, karena stok di gudang se-Solo Raya saat ini mencapai 82 ribu ton lebih.
STOK beras di gudang Bulog akhirnya menembus 4 juta ton yang berhasil tercapai pada 29 Mei 2025. Dari jumlah itu 2,4 juta ton di antaranya berasal dari serapan gabah/beras produksi domestik.
PERUM Bulog mencatat serapan gabah dan beras menembus lebih dari 2,1 juta ton per Mei 2025. Bulog memastikan kualitas beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tetap terjaga
petani merasa senang karena Bulog menerima GKP dengan harga baik, yakni Rp6.500 per kilogram.
PERUM Bulog telah menyerap 2.023.063 ton beras dari petani lokal. Serapan itu disebut merupakan angka tertinggi sepanjang Januari–Mei selama 58 tahun berdirinya Bulog.
Ia menjelaskan, gabah yang diserap diwujudkan untuk bantuan pangan pada masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved