Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Indonesia Suarakan Isu Tenaga Kerja dan Perdagangan Dunia

Andhika Prasetyo
24/4/2019 22:06
Indonesia Suarakan Isu Tenaga Kerja dan Perdagangan Dunia
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.(Antara)

ISU tenaga kerja dan perdagangan dunia menjadi pokok pembahasan utama dalam rangkaian pertemuan ASEAN Economic Minister (AEM) ke-25 di Phuket, Thailand, pada 22-23 April.

Pemerintah Indonesia cukup memberi perhatian besar pada dua topik tersebut. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan, dengan revolusi industri 4.0, jenis-jenis pekerjaan lama tentu akan terganggu bahkan tergeser.

Otomatis, tenaga kerja ysng terlibat di dalam pekerjaan itu juga akan tergerus jika tidak memiliki keahlian cadangan.

"ASEAN harus mulai mengembangkan sumber daya manusia (SDM), angkatan kerja yang fleksibel. Mereka harus dapat bergerak lintas sektor, cepat beradaptasi dengan perubahan yang ditimbulkan kemajuan teknologi dan inovasi," ujar Enggartiasto di dalam pertemuan AEM ke -25.

Di sisi perdagangan dunia, Indonesia juga menyampaikan pandangan yang dirasa sangat penting.

Enggartiasto berpesan agar negara-negara di kawasan bisa terbuka dan mempertimbangkan isu-isu baru yang tengah berlangsung.

Pasalnya, ekonomi global kini semakin terintegrasi, baik lintas negara maupun lintas sektor. Sebagai konsekuensinya, setiap negara tidak dapat mengisolasi isu yang semakin mengemuka dalam ekonomi modern.

"Karena itu, ASEAN jangan hanya bersifat defensif tetapi juga perlu lebih ofensif dalam beberapa isu. Misalnya, perdagangan dan pembangunan berkelanjutan, di situ ASEAN juga memiliki kepentingan," tegas Enggartiasto.

Negara-negara di ASEAN, jelas dia, mengecam sikap Uni Eropa yang kini cenderung proteksionis dan menghambat arus perdagangan produk-produk negara-negara berkembang seperti ASEAN.

Baca juga: Menteri Ekonomi se-ASEAN Perkuat Perdagangan Jasa

"Kami semua sepakat, semua negara anggota ASEAN akan menyusun pernyataan sikap keras atas kebijakan diskriminatif dan proteksionis EU yang sangat merugikan ASEAN," tegasnya. (X-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya