Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
FILIPINA berpeluang mencabut kebijakan penerapan Special Agricultural Safeguard (SSG) untuk produk kopi instan asal Indonesia.
Hal tersebut mengemuka setelah Menteri Perdagangan Republik Indonesia Enggartiasto Lukita berkunjung ke Manila dan bertemu Menteri Perdagangan dan Industri serta Menteri Pertanian setempat yakni Ramon Lopez dan Emmanuel Pinol.
Sedianya, hambatan berupa SSG terhadap produk kopi instan Tanah Air telah diterapkan sejak Agustus 2018. Dengan skema tersebut, Filipina melakukan pembatasan impor dengan cara pengenaan tarif tambahan.
“Tetapi kami, Indonesia dan Filipina, berkomitmen untuk terus menjaga hubungan baik guna keberlangsungan kegiatan perdagangan dan investasi kedua negara. Kedua negara sepakat untuk saling memperluas akses pasar bagi produk-produk ekspor Indonesia dan Filipina,” ujar Enggartiasto melalui keterangan resmi, Selasa (2/4).
Kopi instan, berdasarkan data BPS, merupakan produk ekspor terbesar ke-4 bagi Indonesia pada 2018 dengan nilai mencapai US$367,4 juta.
Maka dari itu, pemerintah berupaya keras agar segala hambatan yang menghalangi laju ekspor komoditas tersebut dapat dihilangkan. Termasuk yang tengah terjadi dengan Filipina saat ini.
“Menteri Perdagangan dan Industri serta Menteri Pertanian Filipina telah sepakat meninjau ulang penerapan SSG untuk produk kopi instan Indonesia dan akan mendiskusikan secara internal dengan instansi terkait. Hal ini tentunya merupakan perkembangan yang positif bagi Indonesia,” imbuh Enggar.
Baca juga: Kopi Khas NTT Dipamerkan di Kupang
Sebagai balasan, juga menghilangkan rintangan-rintangan yang menghambat masuknya produk asal negara tetangga tersebut.
"Kami mencabut penerapan bea masuk antidumping untuk pisang Cavendish, serta mengeluarkan pengakuan beberapa wilayah di Filipina sebagai area bebas hama untuk pisang," tuturnya.
Secara business to business, produsen sekaligus pengekspor kopi instan terbesar Tanah Air Mayora Group, juga menandatangani nota kesepahaman pembelian kelapa dan turunannya dari beberapa perusahaan Filipina.
“Kesepakatan dagang ini diharapkan dapat semakin mengukuhkan hubungan perdagangan dan investasi kedua negara," tandas Enggar.
Pada 2018, total perdagangan bilateral Indonesia dan Filipina mencapai US$7,7 miliar.
Dari kegiatan jual itu, ekspor Indonesia begitu mendominasi dengan nilai mencapai US$6,8 miliar. Adapun, impornya hanya sebesar US$0,9 miliar.
Ekspor Indonesia ke Filipina didominasi produk mesin dan bagiannya, serta komponen mesin yang mendukung produksi dan ekspor dari Filipina ke Amerika Serikat (AS), Hong Kong, Jepang, Tiongkok, Singapura, Jerman, Thailand, dan Korea Selatan. (OL-3)
perluasan kesempatan kerja ke luar negeri amat penting. Namun, pendekatan pemerintah seharusnya lebih manusiawi dan berkeadilan.
Pelepasan ekspor ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk memperkuat ekonomi biru melalui integrasi digital, keberlanjutan, dan kolaborasi lintas sektor.
Jumlah ekspor gula kelapa kristal atau gula semut sebanyak 18,5 ton senilai US$35 ribu
MENTERI Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memantau harga dan pasokan barang kebutuhan pokok (bapok) di Pasar Kebon Kembang, Bogor, Jawa Barat pada Rabu, (26/3).
KEMENTERIAN Perdagangan (Kemendag) mendukung peningkatan volume dan nilai ekspor produk sarang burung walet Indonesia ke Tiongkok.
Kemendag mengimbau para pelaku usaha pengemas (repacker) minyak goreng Minyakita untuk mematuhi ketentuan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved