Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

Kemendag Dorong Optimalisasi Produk Olahan Kayu Ringan

Andhika prasetyo
14/3/2019 13:30
Kemendag Dorong Optimalisasi Produk Olahan Kayu Ringan
(Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Arlinda -- Ist)

KEMENTERIAN Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) berkomitmen mendorong kinerja ekspor hasil olahan kayu ringan seperti jenis sengon dan jabon.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Arlinda menilai Indonesia memiliki potensi sangat besar untuk menjadi pemain ekspor utama produk kayu ringan. Pasalnya, beberapa daerah di Tanah Air memiliki suplai komoditas yang cukup melimpah.

Hanya saja, selama ini, Indonesia lebih memilih mengekspor kayu ringan setengah jadi sehingga belum banyak nilai tambah yang tercipta.

"Kita banyak mengekspor setengah jadi ke Tiongkok. Di sana diolah menjadi produk jadi dengan nilai tambah tinggi kemudian diekspor ke Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Vietnam," ujar Arlinda melalui keterangan resmi, Kamis (14/3).

Maka, ia menekankan pentingnya membangun industri olahan kayu ringan di Tanah Air. Pemerintah pun, lanjutnya, pasti dengan tangan terbuka bersedia membantu pengembangan sektor itu di sektor hulu secepatnya.

Baca juga: PN Makassar Tolak Praperadilan Kasus 57 Kontainer Kayu Ilegal

Sementara, di sisi akses pasar, Indonesia telah menjajaki kerja sama dengan Vietnam melalui kegiatan pertukaran informasi dalam ajang Business Support Organization (BSO) Exchange dan Business To Business (B2B) Matchmaking.

“Kegiatan itu bertujuan memberi infromasi terkait kemampuan produksi kita dan kebutuhan Vietnam akan produk olahan kayu ringan. Mereka bisa jadi pasar potensial kita," ujar Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Marolop Nainggolan.

Di dalam kegiatan tersebut, tujuh perusahaan eksportir kayu ringan dalam negeri pun melaksanakan penandatangan nota kerja sama dengan 15 korporasi Vietnam yang tergabung dalam Handicraft and Wood Industry Association (HAWA) dan Binh Duong Furniture Association (BIFA).

"Kami harap perusahaan-perusahaan Indonesia dapat memaksimalkan MoU ini, khususnya dalam memperkenalkan kayu ringan asli Indonesia sebagai pengganti bahan baku furnitur dan konstruksi yang selama ini memanfaatkan limbah kayu dari Chile dan Brasil," ucapnya.

Dari agenda tersebut, Kementerian Perdagangan mencatat adanya potensi penjualan sebesar US$5 juta. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya