Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia perlu membuka pasar ekspor untuk komoditas jagung guna menjaga stabilitas harga jagung saat panen raya.
"Ekspornya sudah 380.000 ton, ini untuk menjaga keseimbangan agar suplai tidak melimpah sementara permintaan berkurang," kata Presiden Jokowi usai panen jagung dan dialog dengan petani di Desa Botuwombato, Kabupaten Gorontalo Utara, Jumat (1/3).
Menurut Presiden, kalau suplai melimpah sementara permintaan turun, harga jagung akan jatuh. Kalau turun, semua petani tidak akan mau menanam jagung lagi.
"Itu yang selalu kita jaga sehingga tahun kemarin ada ekspor 380.000 ton, dan impornya 180.000 ton," jelasnya.
Presiden menyebutkan saat ini pasar ekspor untuk jagung masih bagus, masih banyak permintaan.
"Pokoknya harga kita kompetitif. Harga ekspor itu harus, mesti kompetitif, kualitas harus baik, itu yang harus dipegang, bahwa pasar masih membutuhkan untuk pakan ternak, hampir semua negara," katanya.
Baca juga: Kementan Tegaskan Gandum Bukan Pengganti Jagung
Sementara menanggapi keluhan petani tentang kesulitan mendapatkan pupuk, Presiden mengakui masih ada kekurangan dalam distribusi.
"Kadang-kadang terlalu banyak di sebuah provinsi, kurang di provinsi lain. Kita harus ngomong apa adanya seperti itu, sehingga memang diperlukam tambahan kapasitas untuk produksi pupuk kita," katanya.
Sebelumnya dalam dialog dengan petani, Presiden Jokowi mengatakan pemerintah ingin produksi jagung terus meningkat, namun harganya tidak anjlok.
"Saya setuju kalau ada kelebihan produksi, jangan hanya untuk dalam negeri tapi juga ekspor, sehingga harga menguntungkan. Kalau banyak tidak bisa ekspor, harganya akan jatuh," katanya. (OL-3)
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, secara simbolis melepas ekspor bus perdana dari Karoseri Laksana, Kabupaten Semarang, ke Sri Lanka pada Rabu (2/7)
KEK Industropolis Batang menutup semester pertama 2025 dengan membukukan nilai investasi sebesar Rp1,1 triliun. Angka itu diperoleh dari masuknya dua tenant strategis.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor Indonesia periode Januari hingga Mei 2025 mencapai US$111,98 miliar, naik 6,98% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Langkah pemerintah melakukan deregulasi terkait impor dan kemudahan berusaha diapresiasi.
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui produk inovasinya QLola by BRI menghadirkan fitur Digital Trade Finance yang memudahkan kegiatan transaksi perdagangan ekspor impor.
Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menyerukan urgensi kolaborasi strategis antara pelaku industri dan pemerintah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved