Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Keran Impor Jagung Dibatasi Hingga Pertengahan Maret

Nur Aivanni
29/1/2019 19:37
Keran Impor Jagung Dibatasi Hingga Pertengahan Maret
(ANTARA FOTO/Zabur Karuru/hp.)

MENTERI Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution memberi batas waktu pada Perum Bulog untuk melakukan impor jagung maksimal hingga pertengahan Maret. Hal itu dilakukan agar impor jagung tidak mengganggu produksi jagung dari dalam negeri yang akan panen raya jelang April mendatang.

"Kita berikan plafon kepada Bulog, Anda boleh impor tapi ngga boleh masuk lebih dari pertengahan Maret supaya jangan sampai nanti ada jagung impor, ada jagung produksi dalam negeri," kata Darmin saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (29/1).

Untuk diketahui, Perum Bulog telah melakukan lelang guna memasukkan jagung impor sebanyak 150 ribu ton. Keran impor tersebut dibuka lantaran harga jagung di pasaran masih terpantau tinggi. Sebelumnya, pemerintah telah membuka keran impor jagung jelang akhir 2018 sebanyak 100 ribu ton.

"Pada waktu kita putuskan impor 100 ribu ton, itu informasi yang ada jagung akan segera panen dan akan surplus. Begitu 100 ribu selesai masuk, permintaannya masih banyak dari peternak-peternak kecil dan menengah baik petelor maupun pedaging," terang darmin.

Baca juga: Amankan Pasokan, Bulog Impor 150 Ribu Ton Jagung

Kemudian, untuk memastikan ketersediaan jagung di lapangan di awal tahun ini, pihaknya telah meminta Bulog dan Kementerian BUMN untuk mengecek ke lapangan terutama di Jawa Barat dan Jawa Timur.

"Saya juga minta bantuan Gubernur Jatim turun ke lapangan, ada semua angka-angkanya, di Jawa Barat panen itu belum ada. Sayangnya emang datanya bilang udah ada. Paling-paling panennya itu Maret pertengahan, Jawa Timur malah April," tutur Darmin.

Sementara, data Kementerian Pertanian mengatakan akan ada panen di Januari.

Darmin menyampaikan permintaan jagung dari peternak kecil dan menengah terus masuk ke Bulog, bahkan ada juga permintaan dari peternak besar.

"Tapi kita bilang diutamakan sama yang kecil dan menengah dulu. Artinya harga di pasar itu masih terlalu tinggi sehingga mereka berharap ada impor dari pemerintah supaya harga turun," jelasnya.

Setelah impor jagung sebanyak 100 ribu ton, pemerintah telah membuka keran impor jagung yang kedua sebanyak 30 ribu ton. Namun, jagung impor itu pun telah habis.

"Impor yang 30 ribu kemudian yang sudah di jalan, itu sudah abis. Permintaannya udah lebih banyak dari situ, sehingga Bulog mengatakan karena panennya belum ada, di Jatim juga belum, maka dari hasil diskusi kita, ini harus ditambah," tuturnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik