Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Masjid Ramah Anak

Ronal Surapradja
25/5/2019 03:40
Masjid Ramah Anak
Ronal Surapradja(MI/ADAM DWI)

SETELAH beberapa kali mencoba dan gagal, akhirnya saya berhasil membaca niat salat isya. Tapi di tengah salat, konsentrasi kembali terganggu. Sebabnya, di masjid banyak anak-anak yang beribadah sekaligus bermain. Ada yang bercanda, mengobrol, dan tertawa cekikikan.

Belum lagi, pada saat mengucap amin, mendadak ada semacam lomba pemecahan rekor teriak terkencang dan terlama. Melihat kelakuan anak-anak itu, saya tersenyum karena teringat hal serupa pernah saya lakukan berpuluh tahun lalu. Bahkan bisa jadi lebih nakal daripada mereka, karena waktu saya kecil belum banyak hiburan di TV atau gadget. Jadi, bermain di masjid adalah salah satu kegiatan yang dinantikan.

Saya ingat, dulu kalau bermain di dalam masjid selalu disuruh keluar karena dianggap mengganggu. Di luar, kami lebih menggila, karena kami menabuh beduk, membakar petasan, sampai menyembunyikan sandal milik jemaah.
Itulah dunia anak. Bermain merupakan salah satu cara mereka belajar, meski terkadang mereka belum tahu kapan waktunya dan di mana tempatnya yang tepat untuk bermain. Perilaku mereka yang juga gemar bermain-main di dalam masjid terkadang membuat para pengurus masjid dan orang dewasa lainnya tidak sabar.

Keributan yang mereka lakukan biasanya dikhawatirkan mengganggu kekhusyukkan orang yang sedang beribadah, sehingga anak-anak kecil itu kerap ditegur, dimarahi, bahkan disuruh keluar dari masjid.

Menciptakan masjid ramah anak memang membutuhkan kesiapan pengurus mesjid, tata ruang, dan kesadaran tinggi seluruh jemaah. Padahal anak-anak kecil juga memiliki hak guna masjid.

Adapun candaan mereka yang mengganggu kenyamanan jemaah dewasa, cukup diperingatkan dengan ahsan secara lemah lembut, tidak perlu bentakan, hardikan, dan cara kasar lainnya karena cara tersebut dapat menciptakan trauma secara psikologis dan hal buruk lainnya.

Ada cara sederhana yang bisa meminimalisasi keinginan anak untuk bermain di masjid saat ibadah berlangsung. Mintalah anak berdiri di samping orangtuanya. Jika tidak ada orangtuanya, tempatkan anak-anak di samping orang dewasa secara ‘selang seling’, bukan dengan sesama anak-anak lainnya berdampingan. Berada di antara orang dewasa akan membuat mereka segan dan berpikir dua kali jika ingin bermain-main.

Yang sering dilakukan ialah menempatkan semua anak-anak di barisan paling belakang. Menempatkan anak-anak bersama 'komplotannya' justru akan memperbesar kemungkinan mereka berbuat onar, hehe.

Jika dipikirkan lebih dalam lagi, sebetulnya hal ini tidaklah terlalu berpengaruh besar jika dibandingkan dengan maslahat yang akan dimunculkan dari kebiasaan membawa anak-anak ke masjid. Yaitu, mendidik mereka terbiasa melaksanakan salat secara berjamaah di masjid. Nilai maslahatnya jauh lebih besar ketimbang mudarat yang dimunculkannya.

Kita, para jemaah dan terutama pengurus masjid, alih-alih marah dan merasa kesal kepada anak-anak, lebih baik memaklumi bahwa kehadiran anak-anak kecil itu patut disyukuri karena mereka sudah mengawali kebiasaan beribadah di masjid pada usia dini. Jangan berharap mereka mencintai masjid jika kita para orangtua tidak membuka diri untuk menerima sikap kekanak-kanakan mereka.

Tapi, di sisi lain saya pun setuju bahwa masjid ramah anak bukan berarti anak diperbolehkan menganggu kekhusyukan ibadah orang dewasa. Masjid ramah anak tidak boleh berubah apalagi diterjemahkan menjadi masjid tidak ramah ibadah untuk orang dewasa. Seharusnya kita semua berupaya menjadikan masjid-masjid kita menjadi masjid ramah anak, tapi juga ramah ibadah untuk orang dewasa.

Biarkan saja anak-anak bermain di masjid karena dunianya ialah bermain. Yang penting selalu ditegur dan diberikan bimbingan yang lembut bahwa bermain-main dan membuat gaduh adalah kekeliruan.

Sembari memperkenalkan mereka akan agamanya, tapi tidak memaksa mereka kehilangan kebahagiaan mereka yang penuh permainan. Saya kira membimbing mereka dalam kebaikan akan mendapat bantuan ilahiyah, mengingat mereka bermain di dalam rumah-Nya. (H-1)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya
  • Maaf, Meminta atau Memberi?

    03/6/2019 23:40

    IDUL Fitri baru dirayakan besok. Akan tetapi, kiriman kartu dan pesan via gawai berisi ucapan selamat sekaligus permintaan maaf sudah berdatangan

  • Damai dengan Puasa

    03/6/2019 07:55

    MENJELANG Hari Raya Idul Fitri masih saja ada api dalam sekam yang mengancam persatuan bangsa.

  • Adu Domba

    02/6/2019 03:00

    PEKAN ujian, saya menemani anak belajar sejarah Indonesia

  • Perang tagar

    01/6/2019 06:00

    RAMADAN tinggal beberapa hari lagi

  • Hati-Hati dengan Amin

    29/5/2019 03:20

    Baerhati-hati dengan penulisan Amin, bisa berbeda arti. Berikut ini macam-macam tulisan Amin dan artinya serta cara menulis kata amin yang benar.

  • Musafir

    09/7/2015 00:00

    SEPULUH hari lalu, saya jalan-jalan ke London, Inggris. Gaya, ya? Ha ha ha. Bukan mau ria, tapi mau berbagi cerita.