Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Mensyukuri Kehilangan

(H-3)
08/5/2019 04:00
Mensyukuri Kehilangan
Ronal Surapradja(MI/ADAM DWI)

WAKTU itu saya sedang terkantuk-kantuk di atas sofa menikmati Minggu sore yang santai. Lalu telepon berdering. Saya angkat dan seketika saya langsung terjaga sepenuhnya.

Di ujung telepon mama mengabari kalau rumah kami di Bandung baru saja dijebol maling ketika rumah kosong. Mereka masuk dengan mencongkel pintu garasi, mengubrak-abrik kamar dan lemari, lalu pergi menggasak sejumlah perhiasan. Dari nada suaranya saya tahu mama dalam keadaan shock berat.

“Sabar ya Ma, Insya Allah akan diganti Allah dengan yang lebih baik. Ikhlaskan saja, semua yang kita punya kan hanya titipan,” begitu ujar saya untuk sedikit menenangkan dan menghiburnya.

Dipikir-pikir itu kalimat penghiburan yang standar ya? Hehe.  Akan tetapi, bukankah memang begitulah sebenarnya?

Tiga hari setelah kejadian itu saya dapat telepon dari adik saya yang mengabari kalau mama masih berduka dan semangat hidupnya belum sepenuhnya kembali. Kasihan juga.

Saya yakin mama tahu bahwa apa yang kita miliki sejatinya hanyalah titipan, tapi tetap kehilangan karena dicuri itu menyebalkan bukan? Hehe

Saya kira yang pernah merasakan kehilangan pasti tahu rasanya. Jika kita sadar bahwa semua yang kita miliki (di sini kita bicara bukan hanya soal barang saja) ialah titipan, harusnya kita pun sadar bahwa suatu saat Sang Pemilik akan mengambilnya kembali.

Soal kapan akan diambil kembali dan dengan cara apa kita tidak pernah tahu? Yang pasti tenggat terakhir pengembalian ialah saat kematian. Tidak bisa ditolak, tidak bisa ditawar.

Nah, ketika barang harus dikembalikan, ada beberapa reaksi orang yang dititipi, ada yang ikhlas, ada yang waswas, dan ada juga yang tidak ikhlas. Reaksi ini tergantung bagaimana dia memanfaatkan barang titipannya selama tenggat penitipan.

Mereka yang bisa ikhlas ketika barang titipannya diminta kembali itu karena dia tahu bahwa yang dibawanya hanyalah barang titipan, dan dia menggunakannya sesuai petunjuk sang pemilik. Jadi, ketika kehilangan itu datang, dia akan mengembalikannya dengan ikhlas, bersyukur dan berterima kasih karena selama ini telah dipercaya untuk dititipi.

Buat mereka yang waswas, bisa jadi karena dia tahu bahwa yang dimilikinya hanyalah barang titipan, tetapi dia tidak menggunakannya sesuai petunjuk Sang Pemilik. Bisa jadi barang itu rusak karena selama dititipi dia pakai sesuai hawa nafsunya, jadi saat diminta kembali mereka takut Sang Pemilik akan marah karenanya.

Sementara itu, mereka yang tidak ikhlas disebabkan karena dia tidak tahu (atau tidak mau tahu) bahwa barang yang saat ini ada padanya hanyalah barang titipan. Dia bisa saja merawatnya, tapi tidak melakukannya dan juga dia tidak menggunakannya sesuai petunjuk Sang Pemilik.

Meyakini bahwa ada barang titipan itu kepunyaan Sang Pemilik ialah iman. Mengetahui cara menggunakannya ialah ilmu. Bagaimana cara kita menggunakannya ialah akhlak, dan cara kita menggunakan untuk memberikan kemanfaatan dengannya ialah amal.

Siapa pun saat diuji dengan kehilangan pasti akan bersedih, tetapi sebenarnya ada yang lebih perih daripada sebuah kehilangan, yaitu memiliki, tetapi tidak mampu mensyukurinya.

Seminggu setelah kejadian itu saya kembali telepon mama. Lama tak diangkat, kemudian terdengar sapaan dari adik laki-laki saya. Dia berkata kalau di rumah mama sedang menggelar pengajian menyambut bulan puasa sekaligus berdoa memohon perlindungan dan juga bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya. Malamnya saya bertelepon ria dengan mama dan beliau sudah kembali ceria. Rupanya mamaku sudah ikhlas dan mensyukuri kehilangannya. (H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya
  • Maaf, Meminta atau Memberi?

    03/6/2019 23:40

    IDUL Fitri baru dirayakan besok. Akan tetapi, kiriman kartu dan pesan via gawai berisi ucapan selamat sekaligus permintaan maaf sudah berdatangan

  • Damai dengan Puasa

    03/6/2019 07:55

    MENJELANG Hari Raya Idul Fitri masih saja ada api dalam sekam yang mengancam persatuan bangsa.

  • Adu Domba

    02/6/2019 03:00

    PEKAN ujian, saya menemani anak belajar sejarah Indonesia

  • Perang tagar

    01/6/2019 06:00

    RAMADAN tinggal beberapa hari lagi

  • Hati-Hati dengan Amin

    29/5/2019 03:20

    Baerhati-hati dengan penulisan Amin, bisa berbeda arti. Berikut ini macam-macam tulisan Amin dan artinya serta cara menulis kata amin yang benar.

  • Musafir

    09/7/2015 00:00

    SEPULUH hari lalu, saya jalan-jalan ke London, Inggris. Gaya, ya? Ha ha ha. Bukan mau ria, tapi mau berbagi cerita.