Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
JAKARTA Barat bukan cuma soal mal-mal nan lebar yang silih berganti menampilkan sensasi makan dan belanja paling kekinian. Kita juga bisa menepi di pojokan-pojokannya, rehat sambil ngopi di lokasi yang tak terlampau hiruk pikuk sambil mengeksplorasi menu-menu nusantara yang bergaya artisan, sarat sentuhan personal pemiliknya.
Sudut itu ada di kawasan Pesanggrahan, tak jauh dari pintu tol Kebun Jeruk. Kedai-kedai makanan enak memang bertumbuh di sini sejak lima tahun terakhir, namun yang konsisten dengan rasa autentik kopi dan menu-menu penjuru Indonesia adalah Tantular Cafe.
Berdirinya rumah-rumah beton di sekitarnya memacu optimisme dua pemuda yang jadi pendirinya, Kyle Kusumo,20, dan Kane Kusumo, 18, kakak beradik, keduanya mahasiswa. Kaum urban muda yang hobi menjajal tempat ngopi dan makan baru terus bertambah, membuka peluang bukan cuma buat merek-merek global serta yang telah sukses eksis antar generasi, namun juga buat para wirausaha yang merintis dengan inovasi-inovasinya yang autentik.
Menempati ruko empat lantai, kita akan disambut dari suasana kedai kopi dengan aroma kopi Solok dan Gayo yang menguar. Suasananya orisinil, tak serupa dengan kedai waralaba yang serba seragam, bergaya muda ala warung kopi. Juaranya di sini, Tantular Signature, kopi-kopi yang telah dibekukan, berbentuk kotak-kotak, disiram dengan susu segar panas. Saya memilih tak membubuhkan gula, demi menyesap rasa dan aroma kopi yang berpadu dengan sensasi krim susu. Harganya masih berkisar di angka Rp20 ribuan. Pilihan buat menghadirkan rasa dingin dari kopi yang dibekukan membuatnya tak terdistorsi es batu yang mencair.
Melangkah ke dalam, suasana berganti dengan atomosfer yang lebih segar. Pas buat dinikmati saat sore atau akhir pekan dengan keluarga. Ruangan dengan karakter yang sangat jauh berbeda dengan kedai kopi di sebelahnya itu bergaya luar ruang, dengan ornamen tanaman-tanaman hidup di dinding yang ditata harmonis serta ayunan yang lega di pojoknya. Namun, demi menjaga kenyamanan kaum urban, pendingin udaranya juga terbilang kencang sehingga tetap nyaman buat bercengkrama.
Rekomendasi saya, roti panggang yang menjadi kawan sejati Tantular Signature. Wujudnya, roti yang dipanggang hingga bersemu cokelat dengan taburan remahan kue marie diatasnya. Saat digigit, kejutan datang dari marshmallow kenyal yang patut diduga, dibakar bersama roti.
Ada pula semiran krim cokelat diantaranya. Enak!
Menu lain yang juga wajib dipesan, Pecel Keraton yang terdiri atas nasi, rempeyek dan telur ceplok. Jangan remehkan wujudnya yang bersahaja. Butiran kacang yang digerus kasar langsung menhadirkan sensasi bersantap pecel yang istimewa. Paduan manis, pedas dan gurihnya pas, dengan tambahan ulekan rawit yang bisa disesuaikan selera.
Tak kalah terpujinya, Nasi Uduk Banten yang hadir dengan dua pilihan. Pertama, empal atau dalam Bahasa Sunda, gepuk, daging sapi yang dimasak santan dan digoreng sebentar saja. Opsi kedua, ayam goreng kampung yang dimasak dengan kematangan sempurna, empuk namun tetap menghadirkan tekstur yang autentik.
Sambil menyantap semua menu-menu terpuji itu, mari menyerap semngat Kustiawan Kusumo dan Irene Kusumo, orangtua Kyle dan Kane yang sengaja mendukung ide bisnis dua dari empat anaknya itu untuk menyediakan wahana praktik kehidupan buat mereka.
"Semua yang mereka pelajari di sekolah dan sekarang kampus, mereka praktikan di sini. Kane lebih fokus ke menu dengan mengeksplorasi rasa, bahan dan tampilan-tampilan sajian nusantara, sementara Kyle ke kopi, sesuai passion-nya. Mereka bertanggungjawab dengan ide Tantular, hingga mengoperasikannya, sehingga ketika tidak kuliah, ya sehari-hari mereka di sini," ujar Kustiawan yang seorang profesional.
Dari sudut Pesanggarahan, yang hanya berjarak dua ratusan meter dari Sungai Pesanggarahan yang membelah wilayah Tangerang hingga Jakarta dan berujung die Teluk Jakarta, inspirasi itu mengalir dari sesapan kopi, sedapnya pecel juga cerita tentang kompaknya keluarga menghadirkan menu-menu artisan.(OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved