Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Jalan Terjal Papa Joe untuk Bertahan di Singgasana

Adiyanto
15/9/2023 12:51
Jalan Terjal Papa Joe untuk Bertahan di Singgasana
Para pendukung Joe Biden berswafoto bersama sang presiden( Kevin Dietsch / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP))

Saat berlari kecil menuju podium untuk berpidato di sebuah perguruan tinggi di Largo, Maryland, Amerika Serikat, Kamis (14/9), Joe Biden tampak percaya diri. Tuduhan kepemilikan senjata illegal yang baru-baru ini menjerat putranya, Hunter Biden, seakan tidak jadi masalah buatnya, begitu juga bagi para pendukungnya.

Audiens bersorak ketika sang presiden Amerika Serikat itu mulai berpidato, terutama menyangkut agenda "Bidenomics" untuk memulihkan kondisi perekonomian di negaranya. Usai berpidato,  warga berkerumun untuk mencoba berjabat tangan dengan pria berusia 80 tahun itu atau berswafoto. Kekhawatiran mengenai pemilu tahun depan, penyelidikan pemakzulan, usia, dan tuntutan pidana terhadap putranya, seakan terlupakan.

“Itu adalah riak politik,” kata Susanna Anderson, ketika ditanya tentang permasalahan yang dihadapi presiden idolanya.

Perempuan berusia 49 tahun keturunan afro-amerika ini mengenakan kaos biru bertuliskan "Wakil Presiden Tampak Seperti Saya" -- merujuk pada Wakil Presiden Kamala Harris, yang berkulit hitam . Ibu dua anak ini juga dengan bangga menunjukkan fotonya bersama Biden.

"Ketika mereka bertarung dalam pemilu, mereka harus melakukan sesuatu dan melihat apakah hal itu bisa bertahan. Saya tidak fokus memikirkan  hal itu," tambahnya.

Malam sebelumnya, Biden juga menggunakan kata-kata yang persis sama. Maksudnya, dia mengabaikan upaya penyelidikan pemakzulan yang  dinisiasi oleh anggota parlemen dari Partai Republik terkait urusan bisnis putranya.

Harus diakui sejumlah permasalahan ini, terutama ekonomi, sedikit banyak dapat menjadi batu sandungan dalam kampanye untuk terpilih kembali pada pemilu tahun depan.  Namun, sepertinya Biden dan para pendukungnya tidak terlalu ambil pusing.

Puncak gunung es

Begitu pula dengan usianya, yang sering menjadi sasaran kritik Partai Republik yang sering menyebutnya sebagai presiden tertua Amerika.

"Apakah tadi Anda melihat cara dia naik ke atas panggung? Saya tidak khawatir mengenai hal itu," kata Enicia Porter, pendukung Demokrat, partai yang mengusung Biden. "Dia memiliki jabat tangan yang erat. Dia mengingatkan saya pada kakek saya," imbuh perempuan berusia 34 tahun itu.

Gedung Putih sangat ingin agar Biden kembali berkampanye, di tengah perasaan bahwa kepemimpinannya dalam pemulihan ekonomi Amerika tidak diperhitungkan dalam jajak pendapat.

Untuk pidatonya di Prince George's Community College di Largo, dengan latar belakang bendera Amerika dan tanda "Bidenomics", Biden menyerang : MAGAnomics, konsep ekonomi yang digagas pesaingnya, Donald Trump. Intinya adalah untuk mengkritik semua anggota Partai Republik sebagai pengikut mantan presiden Donald Trump – yang dikenal dengan slogan “Make America Great Again” (MAGA) – dan menyoroti kegagalan ekonomi Trump. Biden juga berusaha menyalahkan mereka atas ancaman pemakzulannya pada akhir bulan ini.

Namun, apakah pesan tersebut sampai kepada sekitar 200 masyarakat lokal dan mahasiswa di sebuah kota asrama yang berjarak setengah jam perjalanan dari Gedung Putih, apalagi kepada jutaan pemilih?

“Saya pikir ini adalah puncak gunung es yang bagus,” kata Porter, bendahara Student Veterans of America. “Tetapi saya memerlukan tindak lanjut yang lebih konkret.”

Porter mengatakan dia telah bertanya kepada Biden, khususnya tentang masalah perumahan. “Dan dia mengangguk dan mengatakan kami memiliki rencana keseluruhan," tegasnya.

'Papa Joe'

“Biden masih memiliki sejumlah tugas yang harus dilakukan untuk meyakinkan para pemilihnya,” kata Don Pruett, 68, direktur perencanaan di perguruan tinggi tersebut.

“Pidato Presiden tersebut akan menanamkan benih optimisme dan seiring berjalannya waktu hal ini perlu dipupuk. Kita perlu melihat buahnya.”

Susanna Anderson mengatakan ia akan menyampaikan pesan pidato Biden tersebut kepada orang-orang yang perlu mendengarnya, termasuk saudara perempuannya, yang menurutnya baru saja mendapatkan pemutihan pinjaman mahasiswa dari pemerintahan Biden, sebuah kebijakan yang ditentang oleh Partai Republik.

Dalam pidatonya Biden berulang kali menyampaikan pesan itu (tentang pemutihan pinjaman bagi mahasiswa), dan ia mengecam rencana Partai Republik untuk memangkas pengeluaran.

Dia juga mengecam rekam jejak Trump – yang telah menghadapi serangkaian tuntutan pidana, termasuk cawe-cawenya dalam pemilu lalu dan memperingatkan  masyarakat AS bahwa “demokrasi sedang diserang.”

Pruett memperkirakan dengan sejumlah masalah yang dihadapinya, Biden juga bakal menghadapi jalan terjal untuk terpilih kembali pada pemilu mendatang.

Namun, dia menambahkan: "Ada begitu banyak kekacauan di sisi lain, …jika bisa terus stabil, Papa Joe (Biden) tetap akan berada di sana (sebagai presiden)." (AFP/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya