WARNA kayu lekat dengan tas berbentuk persegi dari Datie Handicraft. Berpadu gradasi warna emas, tas-tas yang dijual di ritel premium Galeries Lafayette, Jakarta, itu tampak elegan dan cocok dipadukan dengan berbagai warna busana. Itu makin unik karena ada motif pecahan kayu saat diperhatikan dari dekat.
Sang pemilik Datie Handicraft, Kirono Arundatie, menjelaskan motif pecahan kayu itu dibuat dari remukan batok kelapa. "Ini menggunakan sisa sampah dari Kepulauan Seribu. Kan banyak kelapa di pesisir. Sementara rangka, dari kayu yang ringan. Karena saya lihat belum ada yang memulai, ya sudah saya wujudkan saja ide untuk menjadikan sisa sampah tersebut menjadi tas," ucap perempuan yang akrab dipanggil Datie ini saat pembukaan Pop Up Store bersama dengan Dekranasda DKI Jakarta, Rabu (16/12).
Remukan batok kelapa sebenarnya material yang sudah cukup umum untuk aksesori interior. Namun, itu belum banyak digunakan pada tas. Terlebih, tas tangan pesta yang mewah. Karena itu, tidak mengherankan jika koleksi itu cukup menarik perhatian pengunjung yang hadir. Beberapa orang tampak sengaja mencari tas yang cocok untuk pesta Natal dan tahun baru.
Tas memang aksesori yang esensial bagi perempuan dalam berbagai kesempatan. Untuk pesta, tentunya dibutuhkan tas yang juga bisa menampung peralatan make-up sederhana.
Untuk perempuan yang tidak banyak menghadiri pesta, memiliki satu tas pesta dengan warna netral atau sesuai dengan warna dominan baju pesta pun sudah cukup. Tas pesta yang fungsional itu pula yang diakui Datie menjadi konsepnya. Dengan warna netral kayu, tapi bersentuhan emas pada pegangan, tas itu dapat digunakan pada pesta siang maupun malam hari. Batik dan kulit Untuk Anda penyuka kain adati atau bahan kulit, ada koleksi milik D'Leia serta BatikKu-BatikMu yang bisa dijadikan pilihan. Brand D'Leia menghadirkan koleksi berupa clutch dengan paduan warna hitam dan putih dengan aksesori barong di bagian penutup tas.
Lea Maria Judipranata, pemilik D'Leia, menjelaskan koleksinya itu menggunakan pula bahan tenun pahikung sumba. Paduan tenun dan kulit sapi makin menghasilkan tampilan yang etnik sekaligus berkelas.
Sementara itu, BatikKu-BatikMu bermain dengan warna-warna cerah pada bagian penutup tas. Sementara itu, di bagian badan tas juga banyak menggunakan bahan tenun.
Tas-tas model ini dapat pula digunakan untuk acara pesta yang lebih santai. Tidak hanya itu, padanan baju pun tidak mesti menggunakan kain adati. Baju-baju dengan material atau desain modern akan menghasilkan tampilan total yang unik dengan paduan tas ini. Deklarasi IFC Sementara itu, di hari yang sama, kumpulan perancang busana, aksesoris, dan pegiat fesyen lainnya maupun pengusaha garmen mendeklarasikan lahirnya sebuah wadah baru bernama Indonesian Fashion Chamber (IFC). Nama-nama yang sudah tidak asing lagi menjadi bagian dari lahirnya wadah tersebut ialahh Taruna K Kusmayadi, Dina Midiani, Ali Charisma, Lenny Agustin, dan Irna Mutiara.
Mereka ingin mengejar target 2025, yaitu Indonesia menjadi pusat mode dunia dengan kekayaan lokal yang dimiliki. Peduli terhadap lingkungan dan menggali kekayaan lokal serta menerapkan unsur inovasi menjadi salah satu langkah mengejar cita-cita tersebut.
"Agenda terdekat masih mempercantik diri, membicarakan program-program jangka pendek dan panjang mumpung anggota dari beberapa kota sedang berkumpul disini," ujar Ali Charisma yang menjadi National Chairman untuk IFC. (M-3)