Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
BULAN suci Ramadan memang masih beberapa bulan, tapi Itang Yunasz sudah menyambutnya lewat koleksi terbaru lini siap pakainya. Berlangsung di Innercourt LG, Pusat Grosir Blok B Tanah Abang, Jakarta, Kamis (9/3), Itang menggelar peragaan label Kamilaa dengan koleksi bertajuk Belanga Wastra.
Ibarat sebuah belanga wadah memasak yang mempertemukan bahan makanan dan bumbu-bumbu, sang desainer menyuguhkan beragam motif wastra dalam koleksi itu. Motif cetak yang menghias busana-busananya diambil dari motif tenun palembang, sumatra, dan bali.
Ada pula sedikit sentuhan dari Kalimantan yang mewakili tahun sebelumnya. "Perempuan Indonesia saat ini masih sangat mencintai tenun, batik, dan yang berbau Indonesia. Tenun yang diberikan di beberapa negeri Indonesia cukup mahal jika harus dipotong kain dan tidak memungkinkan untuk baju. Inilah trik yang menjadikan busana ini menjadi busana siap pakai yang tetap bisa dipakai di Indonesia," papar Itang Yunasz saat peluncuran.
Perbedaan tampilan kali ini juga lebih pada potongan-potongan atasan dan bawahan berupa blus panjang, rok, dan celana yang bisa dipadupadakan. Kali ini Itang mencoba mengikuti kebutuhan pasar dengan konsep mix and match sehingga bisa dikoleksi secara terpisah berupa potongan celana, pakaian, atau potongan luaran. Belanga wastra dihadirkan sebagai koleksi yang bisa mewakili penampilan selama satu hingga dua tahun.
Sentuhan kekinian ditonjolkan dengan ruffles, pleats, dan juga dengan detail bordir. Perpaduan koleksi luaran juga menghasilkan kesan yang lebih kekinian.
Untuk menghasilkan kesan yang lebih melayang dan ringan, hampir seluruh koleksi menggunakan bahan polister dengan campuran rayon. Dijamin tak akan membuat sang pemakai terlihat bertumpuk saat mengenakannya. Namun, Kamilaa tetap hadir dengan kaidah berbusana muslim yang serbalonggar dan tidak tembus pandang.
Untuk menghindari titik jenuh dengan penggunaan tenun selama lima tahun dalam koleksi Kamilaa, Itang Yunasz menyiasati dengan tambahan bordir bunga-bunga. Motif bordir dibuat tiga dimensi sehingga tampilannya lebih mewah dan hidup.
Perihal warna, Kamilaa tahun ini mengambil warna-warna yang 'aman' seperti merah, hijau, kuning, ungu, dan cokelat. Tampilan dengan warna tersebut ditujukan agar bisa mewakili seluruh koleksi. Tampak beberapa warna marun sebagai warna-warna dasar. Kemudian ada warna hijau emerald hingga warna pastel untuk anak muda.
Warna hitam dan scraf
Sebanyak 102 koleksi hadir selama acara berlangsung. Selain busana motif tenun Nusantara yang jumlahnya mencapai 51 desain baru, hadir pula sejumlah repetisi dari koleksi sebelumnya. Sekitar 31 koleksi juga hadir dalam nuansa hitam. "Hitam akan selalu berada di koleksi ini untuk memberikan lagi bagaimana kita bisa memberikan kontribusi di saat orang ingin berangkat umrah jadi hitam yang kita buat cukup beraneka ragam.
"Bordiran bunga-bunga dengan warna terang menambah nuansa ceria untuk balutan warna gelap Kamilaa.
Koleksi scarf juga menjadi hal yang baru untuk koleksi Kamilaa di tahun ini. Sebanyak 20 macam scarf bermotif bunga masih menjadi favorit untuk saat ini. Selain motif bunga, sentuhan etnik dipadukan pada bagian bawah scarf. Motif etnik yang dihadirkan berasal dari motif songket Palembang hingga tenun dari Nusa Tenggara.
Koleksi scarfini menggunakan tiga jenis material yaitu satin, twill, dan foal. Serat-serat miring menjadi ciri khas dari scarfberbahan twill dan foal. Kelembutan dan kenyamanan kedua bahan tersebut menyerupai scarf yang dikenal dengan istilah Italian made.
Harga yang ditawarkan untuk koleksi terbaru Kamilaa ini mulai Rp175 ribu hingga Rp300 ribu untuk busana bermotif cetak tenun. Kemudian untuk koleksi bersentuhan bordir mulai Rp1 juta. (M-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved