Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
SENIMAN visual Muklay, yang dikenal lewat karya pop penuh warna cerah dan keceriaan, menampilkan pergeseran dalam karyanya. Kini, dia menghadirkan karakter-karakter baru dengan tone warna yang lebih tenang dibandingkan banyak karya sebelumnya.
Perubahan itu nampak dalam kolaborasi terbaru Muklay. Seniman kelahiran 1993 itu mengaku perubahan tak hanya muncul dari sisi artistik tetapi juga sejalan dengan pertumbuhan pribadi dan kedewasaannya.
“Semakin dewasa, semakin bertambahnya umur, semakin gue berubah,” ujar Muklay dalam peluncuran kolaborasi terbaru dengan Digimap di Jakarta, Rabu (20/8).
Ia mengaku ketika dulu baik itu karya maupun gaya berpakaiannya cenderung lebih eksplosif, bahkan tak segan memakai kombinasi warna yang sangat mencolok.
Namun, pilihan warnanya sekarang condong lebih kalem. Pergeseran itu diakuinya juga tercermin dalam kesehariannya.
"Gue sebenarnya dulu sangat dar der dor (mencolok) kayak Uya Kuya (dalam berpakaian). Celana gue warna oranye dan segala macem," ungkap Muklay.
“Sekarang (di lemari) baju gue putih semua,” ujarnya sambil tertawa.
Meski begitu, Muklay menegaskan warna tetap menjadi kekuatan utama dalam identitas artistiknya. Dia merasa kemampuannya bermain dengan warna justru lahir secara natural tanpa teori tertentu.
Dia mengibaratkan kebebasannya dalam menggunakan warna layaknya seorang anak kecil yang berekspresi tanpa batas.
“Kalau ditanya orang, Muklay kekuatannya karyanya dari mana, pasti dari warna. Tapi gue sama sekali nggak punya teori. Itu di luar kesadaran gue sendiri,” imbuh seniman asal Jakarta yang bernama asli Muchlis Fachri itu.
Perubahan warna tersebut tercermin dalam karya terbaru melalui kolaborasinya bersama Digimap. Ia menciptakan enam karakter baru yang dituangkan ke dalam koleksi merchandise seperti tas eksklusif dan airpods case.
Meski menghadirkan paduan warna yang lebih tenang dalam kolaborasi teranyar, Muklay tetap dengan ciri khas pop surrealism yang selama ini menjadi gaya karyanya. (M-3)
TIGA seniman Indonesia berkolaborasi. Mereka ialah Mohammad Taufiq (Emte), Erin Dwi, dan Evieriel. Kolaborasi ketiga ilustrator itu berupaya menyampaikan pesan persatuan dan harapan.
DUA seniman Tanah Air, Agus Wicak dan Zakimuh menggelar pameran tunggal bertajuk Bio Diversity dan Parodi. Pameran ini menyatukan dua kekuatan visual yang saling mengkritisi zaman.
Pentas malam itu melibatkan banyak seniman, mulai dari Ayodya Sanggar Seni, W.O. Tresna Budaya, Wayang Bocah Kusuma Indria, serts lebih dari 10 sanggar seni yang lain.
Ia melukis Ketua Umum PDIP itu, beberapa tahun silam di Jakarta. Sekitar 5 jam ia menuntaskan lukisan mini itu dengan harapan kelak pada waktunya dapat diserahkan pada Megawati.
Artjog sering dinilai menjadi barometer perkembangan seni rupa tanah air. Ternyata lebih dari itu, ArtJog juga menjadi panggung bagi para perupa muda masa depan
50 tahun berkarier di industri perfilman Indonesia telah membawa Slamet Rahardjo menjadi salah satu sosok yang melewati berbagai perubahan zaman di industri.
ART Jakarta 2024 siap memikat penggemar dan kolektor seni pada 4–6 Oktober 2024 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat. Tahun ini, Art Jakarta akan menghadirkan 73 galeri terkemuka
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved