Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Karena Meme Bisa Menggerakkan Perubahan

Fathurozak
22/9/2024 05:00
Karena Meme Bisa Menggerakkan Perubahan
(Dok. MI)

HAMPIR sebulan lalu, tidak lama setelah viral unggahan ‘Peringatan Darurat’, akun @mantapfunny membuat unggahan soal dua warna biru yang kontradiktif. Biru dongker yang terinspirasi dari latar ‘Peringatan Darurat’ disebut sebagai biru resistance (perlawanan) vs biru muda yang disebut biru oligarki.

Kini, saat polemik jet pribadi yang dinaiki Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep, @mantapfunny menggunggah foto Presiden Jokowi yang membonceng cardboard dirinya sendiri yang sedang bersepeda, yang dipajang di Bandara Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah. Namun, foto tahun 2018 itu ditambah kalimat ‘Nebeng teman, tapi temannya gak ikut’.

Dibentuk medio 2016 oleh 19 orang, @mantapfunny yang menyebut diri sebagai studio desain grafis mulai menyuarakan isu sosial politik sejak 2019. “Aku tuh lihat di AS, aktivisme lewat desain itu so powerful. Jadi pas pandemi aku bilang, ‘Guys, let’s use our platform buat yang lebih meaningful, enggak cuma yang lucu-lucuan aja’,” kata Laura, salah satu motor @mantapfunny kepada Media Indonesia secara tertulis, Rabu (18/9).

Baca juga : 31 Contoh Teks Anekdot Humoris Beserta Tips Membuatnya yang Mudah Dipahami

“Karena meme bisa menggerakkan perubahan,” tambah Nunik. Selain keduanya, sosok yang aktif di akun berpengikut 19,8 ribu itu ialah Jamal, dan terkadang Setyo.

Akun lain yang juga rajin menyuarakan keresahan sosial politik ialah @okkisutanto, yang berpengikut 52,8 ribu. Salah satu kontennya yang viral ialah foto keluarga Presiden Jokowi dengan bubuhan kalimat ‘How to make legacy before democracy dies’. Desainnya dibuat mirip dengan poster film How to Make Millions Before Grandma Dies, yang sedang laris di bioskop. Konten Okki Sutanto disukai oleh 175 ribu orang dan dibagikan hingga 95,6 ribu orang.

“Masa kuliah itu aku bahas apa pun (di blog), dan masih ada jejak digitalnya di Twitter maupun Facebook. Pada zaman dulu juga aku suka ngomentarin SBY, tentang KPK. Aku juga pernah menulis opini soal politik di salah satu surat kabar. Namun, ketika mungkin setahun terakhir lebih banyak bahas soal politik, karena dari proses social listening-ku juga kali, ya,” kata Okki via telepon, Selasa (17/9).

Baca juga : Anies-Muhaimin Terbuka dengan Segala Jenis Kritik, ini Alasannya

Oki, yang merupakan salah satu penulis buku How to Be Interesting: Ternyata Menjadi Menarik itu Penting (2023), mengungkapkan, ia berusaha memenuhi dua kelompok masyarakat, yaitu kelompok yang ingin belajar tentang politik tapi tidak tahu dimulai dari mana dan kelompok orang yang juga memiliki keresahan tapi tidak tahu cara mengungkapkannya.

“Dari dua kelompok itu, aku berusaha untuk menjawab keduanya. Berusaha untuk ngasih konten-konten edukasi politik, membahas isu-isunya. Dari tahun lalu sebenarnya juga sudah lumayan sering membahas misal tentang pilpres, bahkan sejak sebelum ada calon-calonnya,” terang Okki.

Sementara itu, komikus Veby Surya Wibawa dengan akun @vbi_djenggotten mengaku komik politiknya juga dilatari alasan religius. “Setelah saya belajar Islam, ternyata kok emang banyak keresahan ini yang bertentangan dengan nilai Islam sendiri. Jadi Islam itu nggak melulu hanya tentang cara salat, tapi sampai ke politik juga. Jadi ketika ke sini kok saya lihat ini ada hal yang salah nih. Itu saya ungkapkan dalam bentuk komik politik,” ungkapnya, saat dihubungi Media Indonesia via telepon, Kamis (20/9).

Baca juga : Jelang Hari HAM Internasional, Usman and The Blackstones Rilis Karya Musik Kritik Sosial

Veby, yang mempelajari Islam lebih dalam sejak 2009, menulis buku komik politik pertamanya pada 2012-2013 berjudul 101% Cinta Indonesia.

 

Tidak bisa dibeli

Baca juga : Podcast ODGJ: Bahas Isu dan Kritik Sosial Lewat Humor Satir Berbahasa Jawa

Dengan pengikut yang banyak dan unggahan yang kerap viral, banyak pula kreator konten yang kemudian dicurigai menjadi buzzer pihak tertentu. Namun, Okki dan @mantapfunny membantah tegas kecurigaan itu. Okki menyatakan tak pernah mau untuk membuat konten yang ‘didanai’ oleh pihak tertentu. “Selama tidak menjadi buzzer, atau timses, tidak terlibat untuk memberi dukungan secara eksplisit kepada calon-calon tertentu, saya sih enggak ada masalah. Selama tidak menjadi buzzer,” tegas Okki.

Laura dari @mantapfunny mengatakan pihaknya juga tak akan mengambil objekan dari politik. “Oh please, kami tuh not for sale, ya. Like, biar gaji aku besar pun, I’ll never sell out to political agendas, apalagi jadi buzzer. We have standards, sayyy!” tegas Laura.

Ia pun menyatakan bahwa akun tersebut tidak dijadikan sumber penghasilan. “Ini akun meme, enggak ada bisnis. Dulu pernah ada kolaborasi sama brand, tapi hasil uangnya buat dana sosial, sumbang Palestina, give away, dan lainnya,” kata Nunik. (Nas/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya