Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Wirausaha sosial harus berdampak pada sekitar, memecahkan masalah orang-orang terdekat, dan di saat yang sama tetap untung dan berkelanjutan.
BERAWAL dari usaha jasa cetak gratis kepada mahasiswa, akhirnya Copycino berhasil meraih runner-up dalam kompetisi bisnis usaha kecil dan menengah (UKM) ekonomi kreatif yang diselenggarakan DBS Bring Indonesia to Global (DBS BIG), di Jakarta, belum lama ini. Sebelum masuk tahap final, kompetisi DBS BIG telah menyaring para UKM terpilih, terdiri dari 151 pendaftar berlatar belakang bisnis beragam. Menjadi satu-satunya tim yang termuda dari semua finalis tak membuat para pendiri Copycino gentar. Mahasiswa bisnis Universitas Prasetiya Mulya, Serpong, Tangerang Selatan, ini tampil maksimal dan mampu memberikan presentasi sangat baik di hadapan para juri. "Awalnya, ketika sahabat kita ada yang minta tolong untuk nge-print tugas. Saat itu keadaan ekonomi keluarganya sedang tidak baik karena sang ayah sudah meninggal dunia dan ibunya tidak bekerja. Kami kaget, saat nge-print harganya itu sampai Rp525 ribu. Kalau buat kita anak mahasiswa, uang segitu sama halnya dengan biaya 30 kali makan tuh hehehe," ujar Abdurrohman.
Tim bisnis
Berangkat dari kejadian itu, kolaborasi itu dibangun. Theodorus Ega, sang CEO, menghimpun teman-temannya. Paulina Felicia mengawal keuangan, Daniel Setiawan di bidang teknik, Abdurrohman sang pengelola sumber daya manusia, serta Richard Kuncara di bidang operasional. "Kami berpikir bagaimana cara untuk membuat sistem print gratis yang tidak hanya menolong sahabat kami itu, tetapi juga mahasiswa lainnya yang mengalami masalah sama. Akhirnya kami menciptakan Copycino yang menawarkan jasa print-scan-copy gratis kepada para mahasiswa," kata Ega. Pemilihan nama perusahaan, Copycino sendiri muncul ketika mereka memikirkan kata-kata sehari-hari yang berawalan dengan kata kopi. Terlintaslah nama kopi seperti cappucino dan kata cino yang akrab di telinga penyuka kopi, sekaligus mereka maknai sebagai kependekan dari Creativity Is Number One.
Daftar daring
"Layanan cetak gratis Copycino bagi para mahasiswa syaratnya sangat mudah. User atau pengguna cukup mendaftarkan diri ke website http://copycino.id. Lalu, pengguna diminta untuk mengikuti langkah-langkah yang diberikan. Setelah mendaftar, pengguna akan mendapatkan jatah 3 kali login gratis," kata Ega. Satu login diberikan selama 5 menit, sehingga pengguna bisa bebas mencetak dokumen yang akan di-print pada mesin-mesin yang tersedia di kampus. Nantinya, setiap login akan langsung mengurangi 1 poin jatah gratis di akun pengguna. Setelah jatah cetak gratisan sebanyak 3 kali login itu habis, lanjut Abdurrohman, pengguna dapat membagikan konten Copycino di media sosial, yaitu Path, Line, Instagram, Facebook. "Setelah konten di-share, bukti bisa di-screenshot dan dikirim ke cs@copycino. id dengan subject free account/print gratis." Selanjutnya pengguna akan mendapatkan tambahan 3 kali login," kata Abdurrohman.
Tetap untung
Lalu bagaimana bisnis Copycino bertahan? Ternyata, layanan berbayar akan menjadi tawaran bagi para pengguna yang enggan membagi informasi tentang Copycino di media sosial mereka. Mereka yang termasuk kriteria itu pun ingin dapat pelayanan lebih baik, sehingga akan ditawar meningkatkan akun dari tak berbayar menjadi premium. "Nantinya pengguna dapat mencetak sebebasnya dengan membayar biaya Rp50 ribu per bulannya," kata Paulina. Lebih lanjut, Paulina menjelaskan, selain keuntungan dari penaikan status keanggotaan menjadi premium, profi t juga didapat Copycino dari penjualan aplikasi software kepada pebisnis lain yang berminat menduplikasi sistem layanan yang sama. "Lalu, keuntungan juga kami ambil dari servis market place, yakni melalui website Copycino, kami menawarkan jasa atau keahlian yang dimiliki mahasiswa kepada perusahaan yang membutuhkan. Terakhir, dari advertising atau iklan," kata Paulina.
Ribuan pengikut
Sejak resmi dibuka pada Juni 2015, saat ini Copycino telah mempunyai 5.000 lebih anggota aktif dan 15.000 pengikut di media sosial. "Kami bekerja sama dengan beberapa perusahaan hardware yang bergerak di bidang printing, jadi semua printer dan tinta dipasok gratis dari Canon. Setiap lokasi printing di situ, kita tempatkan duta atau mahasiswa yang telah kami latih untuk mengisi kertas atau tinta yang habis," kata Ega. Kerennya lagi, semua proses cetak dilakukan daring dengan mengunggah terlebih dahulu fi le yang akan dicetak. "Sehingga kami hanya mengontrol dan mengawasi dari jarak jauh melalui CCTV, tidak perlu harus datang ke lokasi. Hal itulah yang membuat biaya kita jadi lebih murah," kata Ega. Di masa depan, mesin Copycino menargetkan tak cuma eksis di Prasmul, tapi juga kampuskampus lainnya di Jakarta. "Copycino juga ingin meluaskan usahanya hingga berbagai negara seperti Singapura, Malaysia, dan Vietnam," kata Ega. Ya, karena kini ialah era kejayaan wirausaha sosial! (M-1)
Hendro Joko Pryono
Jurusan Jurnalistik
Universitas Sumatra Utara
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved