Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Potensi Industri Baru dari Kolaborasi Kuliner dan Pariwisata

Rifaldi Putra Irianto
30/10/2023 14:07
Potensi Industri Baru dari Kolaborasi Kuliner dan Pariwisata
Bincang-bincang tentang kuliner dan pariwisata di Asian Creative and Digital Economy Youth Summit (ACE-YS) 2023(MI/Rifaldi Putra)

SUMBER daya alam yang melimpah, struktur geografi yang didominasi dengan lautan serta memiliki kekayaan rempah menjadi salah satu penyebab kayanya cita rasa kuliner di Indonesia. 

Sayang rasanya bila kekayaan kuliner itu tidak dimanfaatkan dengan maksimal. Culinary Storytaller, Ade Putri Paramadita, mengatakan, kuliner sejatinya bisa menciptakan industri baru yang menghubungkan antara kuliner dan pariwisata. 

"Semenjak era sosial media semua orang selalu ingin menceritakan pengalamannya, kalau dulu kebanyakan tentang pemandangan, sekarang justru sudah menyentuh kepada kebudayaan seperti tarian, upacara adat, termasuk kuliner," ucap Ade dalam Asian Creative and Digital Economy Youth Summit (ACE-YS) 2023 di Jakarta, Minggu (29/10). 

Diterangkan Ade, industri antara kuliner-parawisata dapat berbentuk layaknya jasa pemandu wisata (tour guide) bagi turis-turis mancanegara. Bedanya, industri tersebut lebih fokus kepada pengenalan kuliner-kuliner khas daerah yang dikunjungi. 

Untuk dapat menciptakan industri baru tersebut tentu perlu kolaborasi yang baik antara pemerintah dan penyedia jasa. Saat ini, sejatinya sudah ada beberapa penyedia layanan jasa kuliner namun mereka lebih banyak berjalan sendiri dan kurang terlihat gaungnya. 

"Bagaimana caranya pemerintah harus bisa mengintegrasikan itu, menjadikan kota-kota yang ada di Indonesia sebagai destinasi kuliner," kata Ade. 

"Sebagai contoh, Jakarta itu punya peta panduan (untuk turis), seharusnya maps Jakarta itu bukan hanya musem tapi ada tempat-tempat yang memang sudah dijadikan lokasi kuliner, misalnya mau makan Laksa betawi, lokasinya di mana?" imbuhnya.

Baca juga: Pentas Budaya dan Kuliner Minangkabau 'Takana Jo Kampuang' Hadir di Cibubur Junction

Ade menyebut, pemerintah juga bisa megeluarkan sejumlah standar kepada pengusaha tempat makan untuk meningkatkan kualitas restoran mereka, agar para turis merasa nyaman untuk mencicipi kuliner nusantara. 

"Menurut saya, tempat-tempat makan itu harus dipantau, untuk memberikan standardisasi tertentu. Karna masih banyak turis-turis luar negeri ragu misalnya warung kaki lima, apa masih layak makan," ungkap Ade. 

"Padahal tidak semua makanan kaki lima itu tidak layak makan, cuma memang untuk standardisasi tertentu mereka akan lihat kok kotor sih, kok nggak bersih. Kalau aku pribadi mungkin masih oke tapi untuk mereka kan berbeda," jelasnya. 

Ade menilai jika hal-hal ini dapat diperhatikan pemerintah, tentu industri baru ini bisa menjanjikan karena tidak hanya mendorong pertumbuhan pariwisata, namun juga menggerakan roda perekonomian di dalam negeri khususnya para pengusaha makanan maupun penyedia layanan jasa. 

"Hal-hal ini kalau bisa diintregasikan dengan baik, pasti akan memiliki banyak manfaat," tukasnya.(M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya