Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SUTRADARA Sidharta Tata baru-baru ini sukses dengan film panjang debutnya, Waktu Maghrib, yang memperoleh penonton lebih dari 2,4 juta. Terbaru, ia juga tengah menanti tayang film panjang keduanya, Ali Topan, yang diangkat dari novel populer karya Teguh Esha.
Ali Topan akan tayang perdana (world premiere) di Busan International Film Festival (BIFF) 2023 dan masuk dalam program A Window on Asian Cinema. Program tersebut mempresentasikan film-film dari sutradara baru Asia yang baru memiliki satu hingga dua film.
Ali Topan diproduksi Visinema Pictures bersama Kebon Studio dan Legacy Pictures. Film dibintangi Jefri Nichol dan Lutesha. Dalam menggarap Ali Topan, Sidharta Tata sebenarnya sempat merasa beban karena ini diadaptasi dari kekayaan intelektual (IP) populer lawas yang sudah dikenal publik luas. Di samping itu, tambahan beban baginya adalah film panjang debutnya, Waktu Maghrib, mendapat apresiasi penonton dan berhasil mencatatkan box office.
“Baru bikin film panjang, langsung dua juta penonton untuk Waktu Maghrib. Sebenarnya sih kalau bicara perjalanan membuat film, saya tidak pernah membuat film dengan beban. Selalu menyikapinya bikin film itu harus menyenangkan. Pas disodorin Ali Topan oleh produser, memang sempat agak beban karena ini IP besar. Tapi lewat diskusi bersama, akhirnya itu terlewati dan kami coba membuat Ali Topan versi generasi sekarang,” kata Tata dalam konferensi pers yang berlangsung di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (7/9).
Baca juga: Ali Topan, Simbol Perlawanan Anak Muda yang Selalu Relevan
Terkait film panjang debutnya, Tata juga menyinggung dirinya memiliki parameter filmnya harus ‘berbunyi.’
“Bunyinya seperti apa, ya mungkin salah satunya 2,4 juta penonton. Itu yang merasa jadi beban buat saya. Habis ini mau bikin apa lagi? Untungnya Angga (Dwi Sasongko) selalu bilang jangan sampai terbebani dengan jumlah penonton,” sambung Tata.
Film Ali Topan akan berangkat ke Busan bersama 24 Jam Bersama Gaspar sebagai dua film yang diproduksi Visinema Pictures.(M-4)
Untuk film Gaspar, Sara, dan serial Gadis Kretek, Busan menjadi tempat tayang perdana (world premiere) mereka
Film ini terpilih sebagai salah satu film pendek yang akan ditayangkan dalam program khusus berjudul Renaissance of Indonesia Cinema.
Di Busan International Film Festival tahun ini, festival memberikan program khusus untuk sinema Indonesia lewat program Renaissance of Indonesian Cinema
Drama korea Moving berhasil memenangkan beberapa penghargaan di Asia Contents Awards & Global OTT Awards dalam Busan International Film Festival (BIFF) 2023 yang digelar Minggu (8/10).
Setelah tayang di Busan International Film Festival 2022, film Look At Me, Touch Me, Kiss Me akhirnya bisa ditonton secara umum melalui Bioskop Online mulai 19 Februari 2024.
BUSAN International Film Festival (BIFF) 2024 akan diselenggarakan pada 2–11 Oktober 2024. Selain menghadirkan film-film yang berkompetisi sebagai acara utama,
First look tersebut menampilkan Jefri Nichol sebagai Ali Topan dan Lutesha sebagai Anna Karenina. Keduanya menjalin hubungan asmara namun dihadapi dengan sejumlah tantangan.
Di film ini, Ari Sihasale ikut terlibat dan akan memerankan karakter Opung Brotpang, sosok pria paruh baya yang mengelola Warung Seni dan disegani Ali Topan serta kawan-kawannya.
Penayangan film Ali Topan di JAFF18 merupakan bagian dari program JAFF Indonesian Screen Awards, bersama tujuh film Indonesia lainnya.
Beberapa komentar penonton pun mengatakan film Ali Topan memiliki kedekatan dengan zaman sekarang.
Dalam teaser resmi, Ali Topan digambarkan sebagai pemuda yang menjalani kehidupan di jalanan Blok M dan Warung Seni bersama gengnya.
“Ali Topan nih pioneer dan simbol pemberontakan bad boy Indonesia,” kata Jefri Nichol. “Tanpa Ali Topan, gak bakal ada, tuh, Balada Si Roy, Dilan, Nathan, dan yang lain sebelumnya.”
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved