Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
SUDAH sejak beberapa tahun lalu para pakar fesyen menyebutkan jika perubahan iklim akan berpengaruh pada gaya busana yang lebih versatile (serba guna). Baik material, maupun potongan busana, dituntut lebih adaptif akan perubahan cuaca.
Ketika kemudian pandemi melanda serta disusul perang Rusia – Ukraina, gaya busana versatil itu makin jadi kebutuhan karena sumber daya yang kian mahal dan aktivitas kehidupan yang semakin lebur antara formal dan nonformal. Maka label-label dunia pun, sedikit banyak, mengadaptasi kebutuhan itu.
Hal itu pula yang terlihat di sejumlah koleksi musim semi/ panas 2024 busana pria yang diperagakan di Milan Fashion Week (MFW) yang berlangsung di Milan, Italia. Label zegna, yang merupakan rebranding dari Ermenegildo zegna, menampilkan koleksi bertajuk L’Oasi di Lino atau The Oasis of Linen.
Sesuai tajuk itu, Direktur Kreatif Alessandro Sartori menitikberatkan pada penggunaan linen. Tidak hanya satu jenis linen, ia menggunakan linen gabardine, linen failie, linen rajut, linen satin, hingga compact blue flower linen. Penggunaan beragam linen ini tampaknya untuk menghasilkan kenyamanan prima di cuaca panas karena serat alami tersebut memang dikenal adem.
Sartori juga menggunakan beragam bahan seperti, jute oxford, washi paper, raffia, silk pipeline, seta tussa, recycled wool granitè, double-faced wool, tela vela, silk canvas hingga kulit sapi muda. Hasilnya adalah busana yang jatuh luwes namun mewah dan elegan.
Artikel busananya, baik pantalon, blazer ataupun sack jacket, semuanya berpotongan lebih loose sehingga terlihat tujuan multifungsi. Bisa dikenakan untuk formal hingga semi formal, atau bahkan untuk pesta koktail dan liburan. Banyak pula potongan busana yang unisex yang ditandai dengan blus dan jaket-jaket dengan lengan ¾, sedikit bervolume, kerah bundar, ketah v yang rendah, jaket bomber yang sekaligus kemeja, hingga celana pendek yang semi kulot.
Kesan unisex juga diperkuat dengan palet warna salmon, mint, krem, selain juga abu-abu, putih, dan hitam. Namun tampilan totalnya tetap elegan dan simple.
"Di Zegna, kami terus memikirkan kembali seperti apa seharusnya pakaian yang efisien saat ini, menggali lebih jauh ide untuk membuat atasan, bawahan, aksesori yang dapat dipadukan dan ditata sendiri sesuai keinginan," kata Alessandro Sartori, dilansir Hypebeast.com, Senin (19/6).
Ia juga menjelaskan jika tidak ada gaya setelan di koleksi itu untuk memberi kebebasan pemakainya memadumadankan dengan sebebasnya. “Setelan yang dicocokkan antara jas dan celana sudah tidak ada lagi. Sekarang ini, semuanya bisa dicocokkan dengan apa saja, dan ini membebaskan pembeli,” tambahnya.
Konsep versatile namun dengan tampilan yang lebih ‘urakan’ ada di peragaan Our Legacy, label fesyen berbasis di Swedia. Koleksi bertajuk Snow in April bahkan mengingatkan pada gaya busana di film-film bersetting apokaliptik dengan pakaian yang serba tumpuk dan tabrak gaya.
Contoh set busananya adalah rok mini corduroy yang dengan atasan jaket corduroy-rajut yang ditumpuk lagi dengan blus ketat rajut di bagian luarnya. Sang model juga mengenakan leg warmer rajut.
Sementara pada salah satu set busana pria, celana denim baggy dipadankan dengan jaket corduroy rajut dan ditambahkan lagi dengan artikel fesyen mirip rok lipit. Kesan unisex dan sedikit glamor dimunculkan dengan penggunaan sepatu hak tinggi dengan ujung runcing.
Dilansir Hypebeast, sejumlah material pada koleksi itu tidak biasa. Contohnya adalah bahan rajut yang nyatanya bukan dari wol melainkan linen. Denim yang digunakan juga bukan sembarangan, melainkan chain-twill denim yang nyaman dan luwes.
Direktur Kreatif Our Legacy, Christopher Nying mengungkapkan jika koleksi tersebut memang terinspirasi dari musim di Swedia cepat berganti. "Anda tidak benar-benar tahu apa yang harus dikenakan," ungkapnya, seperti dikutip dari situs Essential Homme, situs informasi seputar pria.
Solusinya, lanjutnya, ialah menciptakan busana yang disiapkan untuk segala kemungkinan. Maka bahan-bahan linen rajut dan chain-twill denim itu memberikan kehangatan di musim dingin namun juga tetap nyaman saat cuaca menghangat. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved