Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Serbuk Sari dan Dampak Buruknya pada Ekonomi

Adiyanto
14/4/2023 11:35
Serbuk Sari dan Dampak Buruknya pada Ekonomi
Kumbang dan Kupu-kupu yang ikut andil menerbangkan serbuk sari(Richard A. Brooks / AFP)

Di Jepang, musim semi ditandai dengan mekarnya bunga sakura. Mekarnya bunga itu dan juga bunga-bunga lainnya memancarkan keceriaan bagi warga, khususnya pecinta tanaman. Namun, bagi banyak orang musim semi identik dengan bersin. Pasalnya, setiap musim semi, hamparan pohon cedar yang luas di negara itu secara khusus melepaskan serbuk sari, yang membut banyak orang bersin-bersin. Tidak sedikit di antara mereka perlu obat atau masker dan bahkan kacamata khusus.

Musim semi tahun ini digambarkan sebagai yang terburuk dalam sekitar satu dekade oleh para ahli  maupun para penderita alergi serbuk sari. Hal inilah yang mendorong Perdana Menteri Fumio Kishida untuk mengadakan pertemuan tingkat tinggi pertama di negara itu untuk mengatasi persoalan ini. Ia pun berjanji untuk mengatasi musuh berbahaya yang menyebabkan kerusakan ekonomi yang sangat besar dan kesengsaraan bagi warga negara itu setiap tahun.

"Hayfever (demam yang disebabkan serbuk sari)adalah masalah nasional bagi Jepang yang menyusahkan banyak orang," katanya dalam pertemuan pada Jumat (14/4). Ia mendesak para pejabat mencari solusi untuk mengatasi momok tersebut pada Juni.

Di antara usulan tersebut adalah menebang pohon cedar untuk menggantikannya dengan spesies yang menghasilkan lebih sedikit serbuk sari, dan menggunakan kecerdasan buatan seperti superkomputer untuk "secara mendasar meningkatkan" sistem perkiraan demam di Jepang,”  kata menteri pertanahan Tetsuo Saito kepada wartawan.

“Masalahnya begitu mewabah hingga menimpa sekitar 40% populasi Jepang, “ menurut sebuah survei nasional. Dampak ekonominya pun cukup besar karena hilangnya produktivitas dari pekerja yang terkena hayfever.

Jajak pendapat tahun 2020 oleh perusahaan raksasa elektronik Panasonic memperkirakan negara itu mengalami kerugian ekonomi lebih dari 220 miliar yen (US$1,6 miliar) setiap hari akibat sebuk sari selama musim semi. (AFP/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya