KEMENTERIAN Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia kini tengah menjadi sorotan publik imbas kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh anak seorang pejabat di Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Gaya hidup mewah yang dipamerkan terduga pelaku, Mario Dandy Satrio, membuat publik geram.
Terlebih, mobil Rubicon yang dikendarai anak dari Rafael Alun Trisambodo (RAT) itu menunggak pajak. Tidak hanya itu harta kekayaan Rafael yang mencapai nilai fantastis, yakni Rp56,1 miliar, dianggap janggal bagi seorang ASN eselon III.
Atas kasus itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak saja mengecam gaya hidup mewah, tetapi juga mencopot Rafael dari tugas dan jabatannya sebagai Kepala Bagian Umum Kanwil DJP Kemenkeu Jakarta Selatan II. Kemenkeu juga bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk mengusut kejanggalan itu.
Meski begitu, sorotan terhadap Kemenkeu dan instasi-instansi di bawahnya. Apalagi, publik melihat gaya hidup mewah bukan hanya pada seorang ASN. Contohnya ialah adanya klub moge di Dirjen Pajak dan gaya hidup mewah Kepala Kantor Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, yang kerap memamerkan hobi mobil mewah dan pesawatnya di medsos. Atas hal ini, Menkeu pun memerintahkan pembubaran klub moge. Eko juga dicopot dari jabatannya.
Kini Sri terus berjuang memulihkan kepercayaan publik terhadap instansinya. Wanita yang pernah dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik se-Asia Pasifi k pada 2019 versi majalah keuangan Finance-Asia itu juga mengingatkan jajarannya akan asas kepatutan dan kepantasan.
Kontroversi seputar kekayaan dan gaya hidup mewah jajaran Kemenkeu ini pula yang dibahas dalam Kick Andy Double Check episode Sepak Pajak Sri Mulyani. Tayang malam ini pukul 21.05 WIB, Kick Andy menghadirkan Sri langsung.
Saat membuka acara, Andy F Noya mencoba mencari tahu lebih jauh tentang pandangan Sri terkait lemahnya pengawasan internal di jajaran Kemenkeu sehingga kecolong an kasus kekayaan pejabat pajak yang tidak terdeteksi. “Menurut Anda, apakah persoalan harta kekayaan ini sudah seharusnya selesai atau ada yang harus dijawab?” tanya Andy.
Sri yang telah empat kabinet memegang jabatannya itu tak bisa menahan raut mukanya yang serius dan sempat menghela napas sebelum menjawab. Dengan lugas, ia menjawab bahwa Kemenkeu sendiri telah mewajibkan pegawainya untuk melapor Laporan Harta Kekayaaan Penyelenggara Negara (LHKPN) seperti diatur dalam undang-undang.
“Untuk laporan LHKPN dari RAT dan para pegawai kemenkeu sedang diperiksa, yakni bekerja sama dengan pihak berwenang seperti PPATK dan KPK serta aparat penegak hukum untuk mengungkap dan melakukan investigasi terkait akuntabilitas dan kepantasan profi l pegawai. Saat ini ada 69 pegawai kemenkeu yang dikategorikan sebagai beresiko tinggi,” jelas perempuan yang menjabat Direktur Pelaksana Bank Dunia 2010 – 2016 ini.
Kemudian Andy juga mempertanyakan keputusan Sri yang mencopot Rafael dari tugas dan jabatan. “Lalu Anda mencopot ayah pelaku penganiayaan sebelum adanya pemeriksaan lebih lanjut. Padahal, yang melakukan tindak pidana kan anaknya bukan ayahnya. Mengapa Anda mencopot ayahnya. Apa alasannya?”
Menjawab pertanyaan tersebut, Sri dengan nada tinggi dan gaya yang tegas menjelaskan bahwa dirinya selalu bekerja sesuai dengan aturan yang mengikat yang dalam hal ini ialah UU ASN dan seluruh fungsi tugas Kementerian Keuangan. “Ada yang bilang saya semena-mena dan terburu-buru, tapidalam hal ini ada distresi yang memang harus saya pertanggung jawabkan. Pencopotan ini juga untuk memudahkan pemeriksaan secara intensif terhadap yang bersangkutan. Di sini saya harus menyelamatkan muruah institusi,” katanya.
Setelah mendengar penjelasan Sri yang begitu menggebugebu dengan nada cukup tinggi, Andy mempertanyakan sikap yang dinilai berbeda ini. “Selama ini Sri Mulyani dikenal keras, memegang prinsip, tegas, bahkan ada yang bilang Sri Mulyani itu wanita besi. Berbeda dalam kasus ini kenapa Anda tampak emosional? Apa yang istimewa dari kasus ini dan apa perbedaan kasus ini dengan berbagai tantangan besar yang pernah Anda hadapi sebagai menteri keuangan?” tanya Andy.
Terkait hal itu, Sri yang merupakan ibu dari tiga orang anak mengemukakan alasan yang lebih personal. Meski begitu, ia menolak saat dinilai emosional, tetapi bagian dari respons manusiawi. Ia juga mengemukakan alasan terkait dengan dampak terhadap kepercayaan publik yang selanjutnya juga dapat memengaruhi kinerja instansinya.
Anggapan kejam
Wawancara kemudian beralih ke kasus yang juga tengah ramai, yakni keputusan Sri terkait pembubaran Blasting Rijder, Klub Motor DJP. Seperti juga yang menjadi pertanyaan sejumlah pihak, Andy mempertanyakan alasan sehingga hobi pegawai pun harus dihentikan. “Betapa kejamnya Anda,” tukas Andy.
Saat menjawab penilaian tersebut, Sri tampak tidak tersinggung. Perempuan berusia 60 tahun ini mengungkapkan bahwa sentimen masyarakat terhadap gaya hidup mewah jajaran memang kini harus direspons dengan pemulihan menyeluruh.
“Sekarang disebutnya kejam, tapi kalau saya tidak melakukan apa-apa disebutnya lemah. Moge ini kan berhubungan dengan judgement publik, yaitu perasaan marah masyarakat yang sedang sangat meningkat. Jika seorang kita benar-benar komit kepada institusi pajak atau kementerian
keuangan, mana yang lebih besar mudaratnya dan risikonya kita habisi semuanya atau kita menyelamatkan dengan martabat dan dignity kita dengan menahan hak Anda,” jelasnya.
Selain membahas kasus internal Kementerian Keuangan, Andy juga tidak ragu-ragu untuk membahas jumlah kekayaan Sri sendiri. Belakangan ini memang publik pun menyoroti moge yang juga dimiliki perempuan yang masuk daftar 100 wanita paling berpengaruh di dunia 2022 versi Forbes tersebut.
“Kasus ini merembet kepada soal kekayaan harta pejabat yang juga berefek kepada rasa penasaran publik kepada menterinya. Berapa jumlah kekayaan Anda hari ini,” tanya Andy
Saat menanggapi pertanyaan itu, Sri menjawab diplomatis. “Saya tidak tahu jumlahnya persis, dalam artian misalnya kekayaan saya dalam bentuk properti itu tidak bisa dijelaskan secara gamblang. Namun, saya selalu konsultasi SPT saya selalu disampaikan walaupun saya bekerja di luar negeri, pasti saya selalu melaporkan SPT,” jelasnya.
Akan tetapi, Andy tetap mencecar Sri hingga memantik pertanyaan mengenai aset termahal yang dimiliki oleh Sri Mulya ni berupa tanah dan bangunan yang terletak di Maryland, Amerika Serikat, dengan harga Rp17 miliar. Kemudian aset lainnya di dalam negeri pada kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, senilai Rp8,8 miliar.
Sri kemudian mencoba memberi jawaban tegas yang secara lengkapnya dapat Anda simak malam ini di Metro TV. Di akhir perbincangan, Sri juga mengungkapkan komitmennya untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas instansi Kemenkeu dan mengingatkan publik akan pentingnya membayar pajak. (M-1)