Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Jika seseorang menggambarkan Anda sebagai "penggosip", Anda mungkin akan merasa terhina. Frank McAndrew, Ph.D., Profesor Psikologi Cornelia H. Dudley di Knox College, AS, mengungkapkan, gosip bisa menjadi strategi yang digunakan oleh seseorang untuk meningkatkan reputasi dan kepentingan si penggosip sendiri dengan mengorbankan orang lain.
Namun, dibalik buruknya gosip, psikolog evolusi Inggris Robin Dunbar (1998) dalam bukunya Grooming, Gossip, and the Evolution of Language menyatakan bahwa gosip adalah salah satu mekanisme terpenting untuk membentuk ikatan dalam kelompok sosial.
Berbagi gosip dengan orang lain adalah tanda kepercayaan yang mendalam karena Anda menandakan bahwa Anda percaya pada orang tersebut. Rahasia bersama dapat membentuk ikatan.
Lantas, mengapa bergosip menyenangkan?
Melansir dari Psychology Today, Rabu (1/2), penelitian terbaru menunjukkan bahwa ada penjelasan dasar ilmiah. Secara khusus, terlibat dalam gosip ternyata dapat memicu lonjakan oksitosin, hormon yang terkait erat dengan perasaan bahagia dan pengalaman yang positif seperti empati, ikatan ibu dan bayi, dan kerja sama dengan orang lain.
Natascia Brondino dan rekan-rekannya di University of Pavia di Italia melakukan penelitian di mana 22 mahasiswi terlibat dalam dua percakapan dalam dua hari berturut-turut. Pada hari pertama, setengah dari mahasiswi berinteraksi dengan seseorang yang berbagi cerita memalukan. Percakapan berlangsung sekitar 15 menit, dan orang tersebut membujuk para mahasiswi untuk memberikan setidaknya satu komentar untuk menanggapi gosip tersebut.
Separuh peserta lainnya menerima cerita kisah emosional dari seseorang tentang cedera olahraga yang menyebabkan komplikasi medis yang serius yang diderita oleh orang tersebut.
Pada hari kedua penelitian, semua peserta melakukan percakapan netral dengan Brondino tentang penelitian yang mereka ikuti. Mengikuti setiap percakapan ini, para mahasiswi memberikan sampel air liur untuk menilai tingkat oksitosin mereka.
Hasilnya menunjukkan, tingkat oksitosin yang terdeteksi dalam air liur individu secara signifikan lebih tinggi setelah terlibat dalam percakapan gosip daripada mengikuti percakapan nongosip yakni percakapan emosional atau percakapan netral. (Psychology Today/M-2)
Tes Lifestyle Genomics akan mengungkap semua misteri tubuh manusia, menghilangkan dugaan dan tidak ada lagi coba-coba untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan DNA individu.
Ada beberapa jenis makanan yang telah terbukti secara ilmiah mampu meningkatkan suasana hati dan membantu mempertahankan semangat kerja sepanjang hari.
Peneliti menemukan otak perempuan mengalami perubahan signifikan selama pubertas, kehamilan, dan perimenopause akibat fluktuasi hormon.
Melatonin merupakan hormon yang bikin mengantuk hingga seseorang akhirnya bisa tertidur.
Hormon pertumbuhan mulai keluar pada awal fase tidur non-Rapid Eye Movement atau non-REM ketika fase tidur dalam, kurang lebih 1,5 sampai 3,5 jam setelah mulai tidur dalam pada malam hari.
Penelitian menunjukkan, satu dari dua laki-laki yang menderita diabetes tipe 2 atau obesitas menderita sindrom defisiensi testosteron.
SEJUMLAH orang kerap mengunyah permen karet. Rasa permen karet yang manis dan kenyal saat digigit membuatnya disukai banyak orang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved