Sabtu 04 Maret 2023, 02:00 WIB

Mengapa Bergosip Menyenangkan? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Nike Amelia Sari | Weekend
Mengapa Bergosip Menyenangkan? Ini Penjelasan Ilmiahnya

123RF
Selain meningkatkan ikatan, bergosip juga bisa meningkatkan hormon.

 

Jika seseorang menggambarkan Anda sebagai "penggosip", Anda mungkin akan merasa terhina. Frank McAndrew, Ph.D., Profesor Psikologi Cornelia H. Dudley di Knox College, AS, mengungkapkan, gosip bisa menjadi strategi yang digunakan oleh seseorang untuk meningkatkan reputasi dan kepentingan si penggosip sendiri dengan mengorbankan orang lain. 

Namun, dibalik buruknya gosip,  psikolog evolusi Inggris Robin Dunbar (1998) dalam bukunya Grooming, Gossip, and the Evolution of Language menyatakan bahwa gosip adalah salah satu mekanisme terpenting untuk membentuk ikatan dalam kelompok sosial.

Berbagi gosip dengan orang lain adalah tanda kepercayaan yang mendalam karena Anda menandakan bahwa Anda percaya pada orang tersebut. Rahasia bersama dapat membentuk ikatan.

Lantas, mengapa bergosip menyenangkan?
Melansir dari Psychology Today, Rabu (1/2), penelitian terbaru menunjukkan bahwa ada penjelasan dasar ilmiah. Secara khusus, terlibat dalam gosip ternyata dapat memicu lonjakan oksitosin, hormon yang terkait erat dengan perasaan bahagia dan pengalaman yang positif seperti empati, ikatan ibu dan bayi, dan kerja sama dengan orang lain.

Natascia Brondino dan rekan-rekannya di University of Pavia di Italia melakukan penelitian di mana 22 mahasiswi terlibat dalam dua percakapan dalam dua hari berturut-turut. Pada hari pertama, setengah dari mahasiswi berinteraksi dengan seseorang yang berbagi cerita memalukan. Percakapan berlangsung sekitar 15 menit, dan orang tersebut membujuk para mahasiswi untuk memberikan setidaknya satu komentar untuk menanggapi gosip tersebut.

Separuh peserta lainnya menerima cerita kisah emosional dari seseorang tentang cedera olahraga yang menyebabkan komplikasi medis yang serius yang diderita oleh orang tersebut.

Pada hari kedua penelitian, semua peserta melakukan percakapan netral dengan Brondino tentang penelitian yang mereka ikuti. Mengikuti setiap percakapan ini, para mahasiswi memberikan sampel air liur untuk menilai tingkat oksitosin mereka.

Hasilnya menunjukkan, tingkat oksitosin yang terdeteksi dalam air liur individu secara signifikan lebih tinggi setelah terlibat dalam percakapan gosip daripada mengikuti percakapan nongosip yakni percakapan emosional atau percakapan netral. (Psychology Today/M-2) 

Baca Juga

Dok Tiket.com

Ingin Healing di Kota Batu? Ini Rekomendasi Tempat Menginap Seru

👤Fathurrozak 🕔Selasa 21 Maret 2023, 10:42 WIB
Salah satu destinasi lokal yang menjadi ‘hidden gem’ adalah Kota Batu, Jawa Timur. Jarak tempuhnya yang hanya 1,5 jam dari...
Ilustrasi Tiyok

Bulu Kucing dalam Stoples Peroleh Scarlet Pen Awards 2023

👤Rahmatul Fajri 🕔Selasa 21 Maret 2023, 08:13 WIB
Cerpen karya Teguh Afandi tersebut ditayangkan di harian Media Indonesia, edisi 30 Oktober...
 FADEL SENNA / AFP

Cara Penduduk Desa Maroko Menjaga Tradisi Komunal tetap Hidup

👤Adiyanto 🕔Selasa 21 Maret 2023, 08:09 WIB
Lumbung itu dibangun di pusat desa, dilindungi oleh tembok berbenteng dengan menara pengawas dari batu...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya