Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
SALAH satu makanan kaleng yang kerap ditemui di pasaran adalah daging ikan tuna. Biasanya orang suka menggunakan ikan tuna sebagai bahan campuran isi roti isi, campuran salad, atau sekadar mengkonsumsi secara mentah dengan sedikit bumbu dan mayo.
Di beberapa negara, biasanya tuna dijadikan menu makanan utama secara luas karena dagingnya memiliki tekstur yang begitu lembut serta mengandung beragam gizi yang baik untuk tubuh. Kelebihan tuna itu dapat membangkitkan selera makan bagi para pecinta seafood.
Seperti dilansir dari Tasting Table pada Jum'at (10/2), ikan tuna adalah ikan air asin yang sangat populer dan banyak diolah menjadi berbagai hidangan. Ikan ini sangat bergizi dan merupakan sumber protein, asam lemak omega-3, serta a vitamin B. Akan tetapi, ikan tuna bisa mengandung merkuri tingkat tinggi, yang merupakan logam berat beracun.
Proses alami, seperti letusan gunung berapi, atau aktivitas industri, seperti pembakaran batu bara, dapat menyebarkan merkuri ke atmosfer atau langsung ke laut, yang menyebabkan merkuri mulai menumpuk di laut. Meski aman dikonsumsi, ikan tuna tidak boleh dikonsumsi setiap hari.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menjelaskan bahwa merkuri adalah racun yang terkenal karena efek neurologis. Orang dewasa yang terpapar merkuri dalam jangka panjang dapat mengalami gejala seperti depresi, kehilangan ingatan, mati rasa, hingga merusak beberapa organ dan panca indra seperti kemampuan bicara, mendengar dan melihat. Merkuri akan lebih membahayakan jika dikonsumsi oleh anak-anak.
Menurut Healthline tingginya kadar merkuri yang dikonsumsi selama kehamilan dapat menyebabkan masalah pertumbuhan dan perkembangan kognitif pada janin. Sejalan dengan hal tersebut, sebuah studi baru menemukan bahwa produk tuna dalam kemasan kaleng terkadang mengandung jumlah merkuri yang jauh lebih tinggi daripada rata-rata tuna alami. Terlalu sering mengkonsumsi tuna kaleng secara rutin dapat menimbulkan efek yang serius pada kesehatan tubuh.
Penelitian dari Consumer Reports mengungkapkan bahwa kadar merkuri dalam tuna kaleng tidak konsisten bahkan dalam merek yang sama. Menurut tim peneliti, rata-rata tuna kalengan (terutama varietas ringan) memiliki kadar merkuri yang rendah, tetapi dalam kaleng jenis individu, kadar merkuri terkadang melonjak ke tingkat yang jauh lebih tinggi. "Satu dari lima kaleng tuna mengandung merkuri yang cukup tinggi," ujar peneliti.
FDA menganjurkan sebaiknya konsumsi tuna harus diminimalisir khususnya bagi perempuan hamil. Laporan terbaru ini juga menunjukkan bahwa merkuri di setiap kaleng tuna sangat bervariasi,
Konsumen disarankan untuk menghindari tuna albakora (albacore) lebih dari sekali seminggu. Sementara untuk tuna mata besar (bigeye), sebisa mungkin hindari mengonsumsinya. Hal tersebut karena dua jenis ikan tuna itu diyakini memiliki kadar merkuri yang lebih tinggi dibanding lainnya. (M-1)
Semangka kaya vitamin A, C, likopen, dan antioksidan. Buah rendah kalori ini bantu hidrasi, jaga kesehatan jantung, kurangi peradangan, dan baik untuk kulit.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit stroke yang menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia, seminar kesehatan digelar.
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
Strategi ini dinilai mampu melengkapi kebijakan pengendalian tembakau dengan menawarkan alternatif yang lebih rendah risiko bagi perokok dewasa yang belum siap berhenti dari kebiasaannya.
Berjalan mundur ternyata memiliki banyak manfaat kesehata. Simak tujuh manfaat berjalan mundur.
Hari Hepatitis Sedunia dirayakan setiap tanggal 28 Juli sebagai aksi global untuk menunjukkan perhatian terhadap hepatitis yang masih menjadi risiko besar bagi kesehatan masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved