Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Perserikatan Bangsa-bangsa mempertanyakan komitmen sejumlah negara untuk mengatasi perubahan iklim. Pasalnya, upaya untuk mengurangi kenaikan suhu agar tidak lebih dari 1,5 derajat Celsius pada 2030, masih jauh dari harapan.
“Hal ini akan mengarahkan dunia yang sudah didera oleh meningkatnya banjir, gelombang panas, dan badai, menuju bencana yang lebih parah,” kata PBB, Rabu (26/10).
Dalam sebuah laporan yang dirilis lebih dari seminggu sebelum negosiasi iklim dimulai November nanti, organisasi perubahan iklim PBB mengatakan saat ini Bumi justru bakal menghangat sekitar 2,5C pada akhir abad ini, dibandingkan dengan tingkat pra-industri.
Saat ini, dengan pemanasan 1,2 derajat Celcius saja, Bumi sudah dihantam berbagai bencana. Menurut para ahli itu artinya dunia gagal bertindak untuk menekan emisi gas rumah kaca.
“Kami masih jauh dari skala dan kecepatan pengurangan emisi yang diperlukan untuk menempatkan suhu pada ambang 1,5 derajat Celcius,” kata kepala Perubahan Iklim PBB Simon Stiell.
“Untuk menjaga tujuan ini tetap tercapai, pemerintah semua negara perlu memperkuat rencana aksi iklim mereka sekarang dan mengimplementasikannya dalam delapan tahun ke depan.”
Pakar iklim PBB mengatakan, emisi—dibandingkan dengan tingkat 2010—harus turun 45% pada 2030 untuk memenuhi tujuan 1,5C sesuai kesepakatan iklim Paris 2015.
Sekjen PBB Antonio Guterres menekankan bahwa tujuan membatasi pemanasan hingga 1,5C masih bisa dicapai, tetapi ia memperingatkan bahwa komitmen sejumlah negara masih rendah untuk mengatasi perubahan iklim.
“Kita harus benar-benar mulai mengurangi emisi sekarang,” katanya dalam sebuah wawancara dengan BBC.
Pada pertemuan men genai perubahan iklim di Glasgow tahun lalu, sejumlah sepakat untuk mempercepat pengurangan polusi karbon dan membantu sejumlah negara yang rentan terdampak.
“Tetapi hanya 24 negara yang memperbarui rencana mereka pada saat laporan itu, sungguh mengecewakan,” ujar Stiell.
Penelitian oleh World Resources Institute menunjukkan bahwa dunia perlu mengurangi emisi enam kali lebih cepat pada tahun 2030 daripada tren saat ini untuk memenuhi batas pemanasan 1,5C.
“Sejauh ini, Australia dan Indonesia telah menawarkan beberapa hal dengan meningkatkan janji iklim mereka sejak negosiasi iklim PBB terakhir," kata Taryn Fransen dari WRI. Dia menunggu komitmen lebih lanjut dari beberapa negara lainnya termasuk Uni Eropa, Turki dan Vietnam yang diharapkan tahun ini.
Dia mengatakan penghasil emisi terbesar kedua di dunia, Amerika Serikat, mengambil langkah besar tahun ini dengan undang-undang iklim dan mendesak Tiongkok, penghasil emisi terbesar, untuk menetapkan tujuan khusus untuk mengurangi polusi metana yang menghangatkan planet ini. (AFP/M-3)
Dua studi terbaru menunjukkan dunia kemungkinan besar telah melampaui ambang batas pemanasan global 1,5 derajat Celsius yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan Indonesia tidak ingin terjebak dengan skenario kesepakatan iklim Perjanjian Paris atau Paris Agreement mengenai transisi energi.
Presiden AS Donald Trump pertama kali menarik AS keluar dari perjanjian iklim tersebut pada 2019.
Presiden Donald Trump kembali berjanji untuk menarik Amerika Serikat dari perjanjian iklim Paris, setelah sebelumnya mencabut keputusan serupa pada 2017.
Pemanasan global yang mencapai hampir 1,2C sejauh ini telah menimbulkan dampak mematikan yang semakin besar di seluruh dunia.
Budy Sugandi selaku Ketua Umum Indonesian Council of Youth Development (ICYD) menjadi salah satu delegasi pemuda Indonesia yang terpilih berada di forum COP-28 Dubai.
Meski dunia menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat celcius, pencairan lapisan es di dunia tetap melaju tak terkendali.
Peningkatan suhu juga sangat dipengaruhi oleh emisi gas rumah kaca (GRK), seperti karbon dioksida yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Penyebab Pemanasan Global: Faktor & Dampak Buruknya. Pemanasan global mengkhawatirkan? Pelajari penyebab utama, faktor pendorong, dan dampak buruknya bagi bumi. Temukan solusinya di sini!
Terwujudnya Taman Kehati diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan ekosistem.
Gambar satelit NASA menunjukkan dampak pemanasan global di Alaska. Di mana lapisan salju tahun lalu telah menghilang dan menyisakan hamparan tanah kosong yang luas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved