Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Tiga Hal yang Perlu Diwaspadai untuk Cegah Peretasan

Putri Rosmalia
24/9/2022 17:15
Tiga Hal yang Perlu Diwaspadai untuk Cegah Peretasan
Di antara cara yang kerap digunakan untuk peretasan adalah melalui QR codes dan pemberhentian langganan newsletter.(Unsplash/ Michael Geiger)

AKSI peretasan kian marak. Targetnya sangat beragam dan tak hanya institusi, perusahaan, atau pemerintahan saja. Perangkat personal juga tak selalu aman dari aksi peretasan.

 

Meski tak selalu berhasil, peretasan sebenarnya tetap dapat dicegah. Pengguna perangkat elektronik yang terkoneksi dengan internet hanya perlu lebih waspada dan melakukan beberapa cara pencegahan yang dapat dilakukan secara mandiri.

 

Dilansir dari technewsworld.com, berikut ini lima cara yang perlu diketahui untuk mencegah peretasan secara mandiri:

 

1.Hati-hati dengan Kode QR

Kehadiran QR codes memang menambah kemudahan dalam mengakses berbagai hal di internet, seperti websites maupun aplikasi. Saat ini tak sedikit aplikasi, websites, hingga tempat-tempat tertentu yang mengharuskan setiap orang melakukan pemindaian QR codes.

 

Padahal, memindai QR codes sama saja membuka diri pada kehadiran malware pada perangkat gawai. Peretas bisa saja menyertakan malware yang akan mereka gunakan untuk meretas pada link-link yang ada di dalam sebuah QR codes. Karena itu, hindarilah melakukan pemindaian QR codes bila tidak terlalu dibutuhkan.

 

Jika sudah terlanjur atau harus melakukan pemindaian QR codes, pastikan tak begitu saja membuka tautan yang muncul setelahnya.

 

2.Waspada Newsletter

Pengguna surat elektronik atau email pasti sudah tak asing dengan kehadiran email yang menawarkan untuk berlangganan informasi terkait sebuah produk atau informasi perusahaan. Tawaran yang biasa disebut newsletter tersebut ternyata juga kerap dimanfaatkan peretas untuk menjebak targetnya.

 

Uniknya, peretas seakan tahu cara menjebak targetnya dengan lebih mudah, yakni dengan cara menawarkan berhenti berlangganan. Biasanya peretas akan mengirimkan email yang isinya berupa pertanyaan apakah targetnya masih ingin berlangganan informasi atau dalam bahasa Inggris kalimatnya dapat berbunyi ‘Don’t want to receive our emails? Click here to unsubscribe.’

 

Umumnya seseorang tak ingat pada laman atau aplikasi apa saja dirinya berlangganan newsletter. Karena tak ingin memenuhi akun emailnya dengan spam, akhirnya seseorang tersebut dengan tanpa berpikir panjang langsung menerima tawaran berhenti berlangganan tersebut. Di saat itulah peretas akan mulai bisa mengakses perangkat korbannya secara ilegal. Cara ini telah banyak terjadi dan memakan korban di berbagai negara.

 

3. Pelajari Layanan Teknisi

Cara ini biasanya digunakan peretas untuk menjebak korban yang mereka ketahui telah berlangganan sistem perlindungan tertentu pada perangkatnya. Misalnya seperti anti virus tertentu yang berasal dari perusahaan ternama.

 

Peretas umumnya akan menelepon atau mengirim email ke korbannya dan mengaku sebagai teknisi dari perusahaan tempat sang korban berlangganan sistem keamanan. Korban akan diberi informasi palsu tentang adanya upaya peretasan pada sistemnya dan diminta untuk menyebutkan beberapa sandi rahasia atau membuka tautan tertentu agar sistemnya dapat diperbaiki.

 

Jika perintah-perintah tersebut diikuti, saat itu juga peretas akan mulai bisa mengakses berbagai data dan perangkat korbannya dengan leluasa. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya