Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Para pecinta kegiatan alam bebas, seperti mendaki gunung maupun wisata alam lainnya, kini tampaknya harus lebih berhati-hati. Sebab, perubahan iklim telah memicu perubahan kondisi alam dan cuaca yang kian ekstrem sehingga rawan menimbulkan bencana,
“Sektor wisata di alam semakin sering menghadapi masalah akibat cuaca ekstrem. Resiko kegiatan di alam saat ini sangat berbeda dengan beberapa dekade ke belakang. Pengawasan dan persiapan lebih matang harus dilakukan lebih ketat untuk melakukan kegiatan di alam saat ini,” ujar Direktur Pembangunan Berkelanjutan United Nations World Tourism Organisation (UNWTO), Dirk Glaesser, dilansir dari bbc.com, Rabu, (14/9).
Perubahan-perubahan dapat terjadi dengan dengan sangat cepat di alam akibat perubahan iklim. Karena itu, kewasapadaan dan manajemen risiko setiap kegiatan di alam bebas harus lebih ditingkatkan.
Glaesser mengatakan, selain cuaca ekstrem setidaknya ada tiga hal yang paling berpotensi membahayakan kegiatan di alam liar akibat perubahan iklim. Ketiganya adalah longsoran batu dan es, kebakaran hutan dan lahan, serta perubahan arus air.
Longsoran batu dan es menjadi hal yang semakin sering terjadi di wilayah-wilayah pegunungan. Hal itu khususnya sangat berisiko terjadi di pegunungan yang dilapisi es seperti Everest. Seperti diketahui, beberapa tahun terakhir lapisan es di Everest semakin menipis. Kasus longsoran es yang memakan korban juga rutin terjadi setiap tahun.
Di kawasan yang dengan suhu lebih tinggi, kegiatan di alam bebas semakin berisiko dengan ancaman kebakaran hutan dan lahan. Di Indonesia, hal itu terbukti dengan peningkatan kasus kebakaran hutan di berbagai wilayah pegunungan seperto Ciremai dan Rinjani dalam beberapa tahun terakhir.
Sementara itu, perubahan arus air berisiko terjadi di berbagai wilayah dunia. Khususnya yang aliran sungainya berasal dari lelehan es, seperti Swiss. Berwisata di sungai di Swiss saat ini jadi lebih berisiko karena semakin sering terjadi longsoran es yang berpotensi meningkatkan arus secara mendadak.
Mengisi liburan dengan mendaki tentunya menyenangkan, tapi waspada suhu panas yang berisiko bagi tubuh.
Mendaki gunung-gunung ini tidak hanya memberikan tantangan fisik, tetapi juga pengalaman indah dalam menikmati keindahan alam Indonesia.
Persiapan yang matang sangat diperlukan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan selama pendakian.
Jika kamu baru ingin mulai mendaki gunung, pilihlah gunung dengan jalur yang relatif mudah, trek yang tidak terlalu terjal, serta memiliki fasilitas pendukung yang memadai.
Bagi pendaki peremuan pemula tentu ada beberapa hal yang harus dipahami ketika memulai perjalanan dan pengalaman baru.
Orangtua harus mengutamakan keselamatan anak jika ingin mengajaknya naik gunung.
Tingginya curah hujan mengakibatkan debit air Sungai Ciwalen meluap. Kondisi itu mengakibatkan pondasi Jembatan Cibogo tergerus hingga akhirnya roboh
Rata-rata kerusakan terjadi pada bagian atap rumah karena terbawa angin kencang saat hujan deras melanda.
Kerusakan pada bagian atap terjadi di Pasar Hanggar Cokelat dan Pasar Rakyat Jabar Juara.
Persiapan sudah dilakukan, terutama melengkapi semua peralatan guna mempercepat evakuasi di titik lokasi bencana,
BMKG memperkirakan musim hujan datang merata di Garut pada akhir November.
Harus segera disiapkan langkah-langkah antisipatif demi meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman potensi berbagai jenis bencana.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved