Rabu 18 Mei 2022, 13:43 WIB

Mengenal Merkurius, Planet Terkecil di Tata Surya

Devi Harahap | Weekend
 Mengenal Merkurius, Planet Terkecil di Tata Surya

Dok. ESA dan JAXA permukaan-merkurius
Salah satu sisi permukaan Planet Merkurius

 

Merkurius adalah planet terdekat dengan matahari dan planet terkecil di tata surya kita. Planet tersebut memiliki diameter sekitar 3.032 mil (4.880 kilometer) dan berukuran kurang dari setengah ukuran Bumi. Meskipun kecil, Merkurius mengelilingi matahari lebih cepat daripada planet lain di tata surya.

Merkurius diambil dari nama sebuah dewa Romawi yang setara dengan Dewa Yunani, Hermes. Merkurius mengelilingi matahari selama 88 hari, menjadikannya sebagai planet tercepat di tata surya.

Secara perhitungan waktu, satu tahun di Merkurius sama dengan kurang dari tiga bulan di Bumi. Merkurius dapat terlihat di langit malam tanpa teleskop dan telah dikenal manusia di seluruh dunia selama ribuan tahun. Menurut Cool Cosmos, bangsa Sumeria membuat salah satu catatan paling awal yang diketahui tentang planet ini sekitar 3.000 SM.

Merkurius mungkin tampak sebagai planet terpanas karena terdekat dengan matahari. Namun, ia tidak memiliki atmosfer seperti Bumi yang dapat memerangkap dan menahan panas, sehingga sisi yang menghadap jauh dari matahari biasanya cukup dingin, terutama karena Merkurius berotasi lambat dan membutuhkan waktu sekitar 59 hari Bumi untuk menyelesaikan satu rotasi.

Menurut Badan Antariksa Amerika (NASA), suhu di permukaan Merkurius masih bisa mencapai 800 derajat Fahrenheit (427 derajat Celcius) pada siang hari, tetapi bisa turun hingga minus 290 F (minus 179 C) pada malam hari.

Menurut Museum Sejarah Alam di London, Inggris. Merkurius sebagian besar terdiri dari besi. Planet itu memiliki inti dalam dengan inti luar logam cair dan terbungkus dalam mantel dan kerak, seperti Bumi. Inti bagian dalam Merkurius padat dan ukurannya mendekati Bumi. Meskipun Merkurius merupakan planet terkecil di tata surya, inti dalamnya padat dan ukurannya mirip dengan Bumi, menurut sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters.

Merkurius memiliki eksosfer yang merupakan sebutan untuk lapisan terluar tipis atmosfer Bumi, bukan atmosfer penuh. Eksosfer Merkurius dibentuk oleh angin matahari dan meteoroid menghantam atom dari permukaannya.

Eksosfer dapat melindungi Merkurius dari benda-benda seperti asteroid. Planet ini berkawah ke titik di mana ia menyerupai bulan Bumi. Menurut Museum Sejarah Alam di London, tidak ada bulan di sekitar Merkurius karena begitu dekat dengan matahari sehingga gravitasi matahari menyeret mereka menjauh.


Apa di Planet Merkurius ada kehidupan?

Kehidupan di Merkurius masih menjadi misteri bagi para ilmuwan..

“Gagasan mengenai gravitasi benda-benda yang sangat jauh ini dapat mempengaruhi kehidupan kita dalam beberapa cara tidak terbukti dalam kerangka fisika,” jelas Jean-Luc Margot, profesor astronomi dan ilmu planet di University of California, Los Angeles, seperti dikutip dari Live Science, Selasa (17/5).

Dilansir dari situs messenger para ilmuwan masih harus terus mengkaji mengenai Merkurius, Suhu yang tidak tidak pasti serta melimpahnya radiasi matahari menjadikannya terlalu ekstrem untuk ditinggali oleh organisme hidup mana pun. Pesawat luar angkasa MESSENGER (Mercury Surface, Space Environment, Geochemistry, and Ranging) menemukan air beku di Merkurius pada 2011. Es berkumpul di kutub sehingga melindunginya dari sinar matahari. Asteroid mungkin telah membawa sebagian besar es ini ke Merkurius. Merkurius, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Astrophysical Journal Letters pada 2020, mungkin memproduksi hingga 10% dari esnya sendiri.

Hal ini dimungkinkan karena permukaan Merkurius memiliki mineral yang disebut hidroksil dengan gugus atom oksigen (O) dan hidrogen (H) yang dapat diaktifkan menjadi energi di bawah panas matahari ekstrem dan bertabrakan untuk membentuk molekul air (H2O). Sementara matahari juga memecah molekul-molekul ini, beberapa melayang di sekitar planet dan berakhir di kawah yang sangat dingin di kutub untuk membentuk es, (M-4)

 

Baca Juga

Sergei GAPON / AFP

Minim Hujan, Denmark Khawatir Kasus Kebakaran Hutan Meningkat

👤Adiyanto 🕔Kamis 08 Juni 2023, 15:07 WIB
Menurut badan meteorologi setempat (DMI), ini merupakan kali pertama dalam 17 tahun terakhir di negeri itu tidak turun hujan selama dua...
dok: Rotaryana

Kompetisi Latte Art Meriahkan Festival Kopi yang Digelar Rotaryana

👤adiyanto 🕔Kamis 08 Juni 2023, 15:06 WIB
Topik “Coffee or Business, Why Not Both?” juga merupakan salah satu coffee talkshow yang sangat diminati oleh para pengunjung...
SkyNews

Arti Mimpi Orang Tua Meninggal Menurut Primbon Jawa dan Psikologis

👤Meilani Teniwut 🕔Kamis 08 Juni 2023, 14:28 WIB
Apa sebenarnya arti mimpi orangtua meninggal dunia berdasarkan primbon dan psikologis? Berikut ini...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya