Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SEJUMLAH pekerja perfilman Indonesia membuat kampanye melawan kekerasan seksual di industri dan seluruh eksosistem perfilman. Kampanye itu tertuang dalam unggahan di media sosial bertajuk ‘Diam Tak Selamanya Emas.’
Kampanye itu muncul sebagai respons atas masih terjadinya praktik kekerasan seksual di lingkungan perfilman. Salah satu kasus yang viral belakangan ini adalah kasus dugaan pelecehan seksual yang dituduhkan kepada salah satu penulis skenario film Penyalin Cahaya, Henricus Pria.
Kasus itu bukan hanya memprihatinkan melainkan juga membuat miris karena film Penyalin Cahaya bercerita tentang kekerasan seksual. Film yang tayang di Netflix bulan lalu itu meraoh sukses besar di festival Film Indonesia 2021 dengan 12 piala termasuk di kategori Penulis Skenario Terbaik yang dimenangkan Henricus bersama Wregas Bhanuteja, yang juga menyutradai film itu dan meraih piala FFI di kategori tersebut.
Kasus dugaan kekerasan seksual di industri film tidak hanya itu. Belum lama ini juga terkuak dugaan kasus pelecehan seksual oleh sineas Hasan Yahya hingga akhirnya ia dipecat dari Visinema.
Dalam kampanye Diam Tak Selamanya Emas, banyak pekerja film membagikan kampanye yang berisikan ajakan untuk seluruh ekosistem perfilman untuk melihat kekerasan seksual masih belum ditangani secara ideal.
“Kenyataannya kekerasan seksual di ekosistem perfilman masih terus terjadi dan, tanpa kejelasan aturan, semua orang bisa menjadi pelaku atau korban. Selama ini juga banyak korban yang bungkam karena tidak adanya sistem penanganan yang baik, serius, dan berpihak pada korban. Maka, ‘pekerjaan rumah’ kita adalah merumuskan dan memegang teguh etika berkarya dengan membuat dan menyepakati standar kerja untuk pencegahan kejadian dan mempermudah proses aduan korban,” bunyi petikan pernyataan dalam kampanye tersebut, yang dibagikan di antaranya sutradara Riri Riza di akun instagramnya, Minggu, (6/2).
Selain Riri, sutradara Kamila Andini, sutradara Edwin, sutradara dan penulis skenario Gina S. Noer, aktris Hannah Al-Rashid, pemutaran alternatif Metro Cinema Kemang, dan lembaga nirlaba dokumenter Indocs ikut dalam kampanye tersebut.
Dalam pernyataan bersama, para pekerja dan lembaga film yang mengusung kampanye menyatakan tengah menyusun surat pernyataan bersama yang akan ditandatangani seluruh institusi di bawah Badan Perfilman Indonesia (BPI). Mereka juga bertekad membuat pelatihan anti kekerasan seksual untuk anggota ekosistem, mendorong dibuatnya Kode dan Dewan Etik, serta membuat mekanisme pengaduan baik di tingkat asosiasi profesi maupun di skala BPI.
Kamila Andini, dalam unggahannya mengatakan membuat film tentang perempuan saja tidak cukup jika melihat banyaknya kasus pelecehan seksual yang terjadi di ekosistem perfilman Indonesia. Ia menyebut, adanya kebutuhan agar industri film juga memiliki sistem dan penanganan kekerasan seksual menjadi urgensi untuk mendukung ruang produksi dan layar menjadi ruang aman dari kekerasan seksual dan agar para pekeja film bisa berkarya dengan baik.
“Sebagai filmmaker yang bicara tentang isu perempuan saya diingatkan bahwa membuat film tentang isu ini butuh integritas, lebih dari itu butuh kejujuran, tanggung jawab, moral, empati dan etika. Ini bukan isu seksi. Ini bukan hiburan. Ini bukan panggung. Ini hal serius,” kata Dini, dalam tulisannya di Instagram pribadinya, Minggu, (6/2).
“Saya diingatkan bahwa berpihak pada korban adalah komitmen besar, bukan sekadar kata-kata. Tanpa meminta bukti, tanpa pengabaian (bahkan saat pelaku adalah teman/keluarga sendiri), tanpa membela diri, tanpa membuat korban menjadi korban berulang kali. Iya, memang sebesar itu komitmennya. Tapi dengan sistem yang baik, semua akan lebih mudah menjalankannya. Ini adalah undangan terbuka kepada seluruh anggota ekosistem perfilman Indonesia agar bersama berkomitmen & mengedukasi diri untuk membangun ruang aman dari kekerasan seksual," tambahnya. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved