Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
LEBIH dari 1.500 bahasa di dunia yang menyandang status 'terancam punah'diperkirakan akan hilang pada tahun 2100. Uniknya salah satu indikator yang dianggap dapat memberi gambaran kepunahan bahasa itu ialah tingkat mobilitas.
Persoalan demikian diungkapkan ilmuwan Australian National University (ANU). Dalam sebuah studi yang terbit di jurnal Nature Ecology and Evolution, Jumat, (24/12), mereka mengatakan tingkat kepadatan di jalan dapat menjadi salah satu indikator hilangnya bahasa> Sebab, mobilitas berhubungan dengan pergerakan populasi penduduk di suatu wilayah.
"Kami menemukan bahwa semakin banyak jalan negara yang menghubungkan kota atau desa ke kota, maka semakin tinggi risiko keterancaman bahasa. Ini terlihat seperti keberadaan jalan raya telah membantu bahasa dominan menggulung bahasa yang lebih kecil," terang sang Peneliti, Lindell Bromham, seperti dilansir dari Independent.
Dalam studi kali ini, Bromham dan tim mengaku telah menganalisis 6511 bahasa lisan. Bahasa itu mereka temukan dalam 51 variable seperti produk dokumentasi, kesaksian hukum, kebijakan edukasi, indikator sosial-ekonomi, dan berbagai macam fitur publik atau lingkungan
Dalam beberapa kasus, termasuk di Australia, hilangnya suatu bahasa turut dipengaruhi oleh 'kebijakan kolonial yang brutal'. Kebijakan semacam itu, kata Bromham, telah membuat penduduk asli berbicara dengan bahasa dari luar daerahnya.
“Pengalaman ini traumatis dan memiliki konsekuensi yang bertahan lama pada kemampuan penggunaan bahasa,” imbuhnya.
Berangkat dari persoalan ini, para peneliti kemudian menyarankan agar pemangku kepentingan segera menyusun kurikulum pendidikan yang menggunakan bahasa secara bilingual. Langkah demikian menurut mereka akan melahirkan kemahiran penggunaan bahasa lokal, sekaligus bahasa yang dominan di suatu regional.
"Ketika sebuah bahasa hilang atau tidak lagi digunakan, kita akan kehilangan begitu banyak keragaman budaya manusia. Banyak bahasa yang diprediksi akan hilang abad ini masih memiliki penutur yang fasih. Masih ada peluang untuk berinvestasi pada masyarakat untuk merevitalisasi bahasa asli dan menjaganya tetap kuat untuk generasi mendatang,” pungkas Bromham. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved