Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Jurnalisme Data jadi Pemungkas Pelatihan Reporter Muda Media Indonesia

Irana
07/10/2021 20:23
Jurnalisme Data jadi Pemungkas Pelatihan Reporter Muda Media Indonesia
Pelatihan Reporter Muda berlangsung selama 5-7 Oktober 2021(MI)

Keberadaan data telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kerja jurnalistik dewasa ini. Adanya data yang valid membuat kredibilitas berita bersangkutan akan semakin kuat.

Pentingnya jurnalisme data di era 4.0 ini menjadi salah satu materi yang dipelajari para peserta program Reporter Muda pada Kamis (7/10). Materi disampaikan oleh Gurit Adi Suryo, redaktur Litbang Media Indonesia, via platform daring.

Dalam pemaparannya, Gurit mengemukakan, jurnalisme data ialah penulisan berita dengan memanfaatkan data; atau kumpulan fakta yang dijadikan dasar analisis, penggambaran informasi, dan pembuatan berita.

“Dengan data, berita bisa menjadi lebih utuh dan lebih jelas. Data juga bisa didesain agar keberadaannya membuat berita lebih efisien dan tampilannya lebih menarik secara visual, misalnya dengan membuat infografis. Kemudian, adanya data juga untuk menghindari berita dianggap bohong atau hoax,” kata dia.

Bolehkah data diambil dari internet? Tentu boleh, lanjutnya, tetapi perlu dilihat kredibilitas data. Data sebaiknya diambil dari institusi resmi, seperti Badan Pusat Statistik, kementerian-kementerian, atau WHO, misalnya. Hal itu supaya data dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Karena itu selalu ingat untuk mencantumkan sumber data yang kita kutip atau kita pakai dalam berita. Supaya data itu justru tidak jadi bumerang untuk kita. Juga usahakan untuk mencari data yang terbaru serta sesuai dengan topik tulisan,” ucap Gurit.

Salah satu peserta, Salsabila Amanda Putri, menanyakan perihal pemuatan data. Perlukah dalam bentuk skema, atau cukup point saja,tanyanya.

“Bentuk skema biasanya panjang, sehingga orang bisa jadi malas membacanya. Tapi, kalau dibuat infografis atau data terpisah, akan jadi lebih menarik. Penempatannya, kalau untuk (tulisan) ilmiah, bisa digabung dalam tulisan. Bisa juga infografis dikelilingi naskah. Kalau di koran (Media Indonesia), tergantung dari sisi lipatan koran,” jawab Gurit.

Sesi berikutnya, para Reporter Muda diajak untuk mengenal rubrik Muda di Media Indonesia. Rubrik yang terbit pada hari Minggu itu umumnya mengulas aktivitas atau fenomena yang terkait anak muda. Peserta kemudian berdiskusi mengenai tema liputan pilihan mereka bersama pengampu rubrik Muda, Irana Shalindra. Tugas peliputan ini diberikan untuk melihat sejauh mana peserta telah memahami penulisan berita dengan kaidah jurnalistik.

Dalam sesi tersebut, para peserta bergantian memaparkan ide peliputan mereka. Nihaya Mumtaz Suratno misalnya, mengajukan usulan tentang aktivitas anak muda yang berkaitan dengan hallyu, alias K-Pop. Sementara itu, Doni Hidayatullah Prasetyo berencana meliput kegiatan akademi sepak bola di sekitar tempat tinggalnya.

“Banyak usulan yang seru dan sangat relevan dengan kehidupan anak muda. Ada tentang kegiatan poetry exchange yang ingin dikaitkan terhadap stigma tentang anak-anak (SMA) jurusan Bahasa, ada soal kesehatan mental pelajar saat PJJ. Semoga semua dapat mengeksekusinya dengan baik. Tulisan terbaik nanti akan ditayangkan di koran,” ujar Irana. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya