Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

101 Wajah Taipei (1)

Ramdani
28/4/2016 11:15
101 Wajah Taipei (1)
Ilustrasi(MI/Ramdani)

"WHEN we reach the mountain top, may I borrow your tripod for capturing 101 building and landscape of Taipei City?" tanya saya kepada fotografer asal Vietnam, sesaat setelah bus kami tiba di sebuah permukiman kota tepat di kaki ‘Elephant Mountain’.

Disambut hujan rintik di bawah suhu 12 derajat celsius, sore jelang senja rombongan kami yang terdiri dari 10 orang yang berasal dari lima negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Thailand, bersiap mendaki salah satu gunung yang konon paling digemari para turis saat berwisata ke Kota Taipei, Taiwan. Kemudahannya untuk dicapai dan bisa menikmati keindahan Kota Taipei di puncak gunung tentu menjadi daya tarik tersendiri.

Untuk bisa mencapai puncak gunung, dibutuhkan waktu sekitar 15-20 menit, melewati anak tangga pendakian yang sudah dibuat dengan baik. Gunung itu memang bukan tipe gunung yang tinggi menjulang. Untuk naik mendaki ke atas, disediakan jalur pendakian sejauh 3-6 km. Dengan jalur pendakian sejauh itu, kita bisa naik hingga ketinggian 200-375 meter.

Beberapa tempat istirahat disediakan untuk mereka yang tidak terlalu cepat berjalan. Spot-spot dengan pemandangan terbaik tetap disisakan sehingga mereka yang tertinggal dari rombongan masih bisa memiliki ceritanya sendiri. Siapa pun yang berkunjung benar-benar dimanjakan di tempat ini.

"Saya tidak jadi pinjam tripod kamera kamu, saya bisa meletakkan kamera saya di sini, keren, semua tersedia," ucap saya dengan bahasa Indonesia sambil menunjuk ke arah tripod milik fotografer Vietnam setiba di puncak gunung. Ia pun hanya tersenyum seperti mencoba memahami apa yang saya ucapkan.

Tak perlu berat-berat menenteng tripod. Papan selebar 20 cm sekaligus sebagai batas berdiri wisatawan tersedia di setiap spot terbaik untuk melihat lanskap kota. Bahkan gambar kamera terpasang di papan untuk menunjukkan papan tersebut diperuntukkan meletakkan kamera.

Sepanjang tahun, salah satu jam tersibuk dari puncak Elephant Mountain ialah di saat matahari akan terbenam. Senja itu, cahaya matahari yang tertutup oleh awan mendung saat hilang di balik cakrawala tetap memberi warna indah bersamaan dengan gemerlap lampu-lampu kota yang mulai menyala.

Terlebih pada akhir pekan, bersiap-siap bersaing dengan para pengunjung lainnya. Bahkan begitu bersemangatnya pengunjung atau penduduk lokal untuk menikmati matahari terbenam, mereka rela mencari tempat favorit sejak pukul 16.00. Jadi bagi para turis yang memang sengaja datang untuk berlibur, disarankan untuk datang pada hari kerja atau pada malam hari.

Kota Taipei memiliki pemandangan malam hari yang indah dengan kombinasi lampu kota yang dibentuk gedung-gedung yang berdiri di kota tersebut. Salah satu gedung yang masuk kategori gedung tertinggi di dunia, Taipei 101, malah terlihat sangat indah dari puncak Elephant Mountain.

Bahkan mendaki gunung itu pada malam hari bukanlah sebuah kegiatan yang membahayakan. Di jalur pendakian, disediakan lampu-lampu yang membuat kita bisa dengan nyaman mendaki untuk sampai ke puncak Elephant Mountain. Tak mengherankan jika gunung itu dibuka 24 jam. Bahkan, beberapa orang mulai naik ke puncak gunung mulai pukul 03.00 untuk bisa mendapatkan hangatnya sinar matahari pagi.

Gunung itu memang sepertinya dipersiapkan untuk dinikmati kapan saja dan oleh siapa siapa saja. Tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun, kalaupun perlu mengeluarkan uang, untuk membawa makanan dan minuman ketika bersantai di puncak.

Layaknya gunung yang lainnya, Elephant Mountain juga dibiarkan tetap asri sehingga tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan kecil sesekali tampak berkeliaran dengan bebas tanpa mengganggu.

Gedung 101 Taipei
Masih soal panorama di ketinggian, Menara Taipei 101 pun saya kunjungi untuk mendapat gambar terbaik. Sesuai dengan nama, gedung pencakar langit setinggi 101 lantai yang terletak di Distrik Xinyi, Taipei, Taiwan, itu merupakan ikon negara Taiwan. Itu menjadi salah satu gedung tertinggi di dunia setelah Burj Khalifa di Dubai, Uni Emirat Arab.

Pengunjung yang datang ke gedung itu bisa naik sampai lantai 89 untuk melihat pemandangan Kota Taipei dari dari berbagai sisi di ketinggian 509 meter. Untuk menuju lantai 89 yang merupakan lantai pengamatan, disiapkan dua lift tercepat di dunia yang memecahkan Guinness World of Records, dengan mencapai kecepatan maksimum 1.010 meter/menit (63 km/jam atau 39 mil/jam) dan mampu membawa pengunjung dalam waktu 39 detik.

Untuk menstabilkan menara itu terhadap goyangan yang timbul dari gempa bumi, angin topan maupun gaya geser dari angin, sebuah pendulum seberat 800 ton dipasang di lantai 88.

Keungguluan lain dari gedung itu yaitu serat optik dan hubungan internet satelit yang dapat mencapai kecepatan 1 gigabita per detik. Untuk mereka yang gemar berbelanja, di lima lantai paling bawah, bertebaran aneka butik terkenal. Sejumlah restoran dan foodcourt juga tersebar dan menjual aneka makanan Asia dan Eropa. (M-1)

[email protected]



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya