Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Sherina Sarankan Baca Buku Filsafat untuk Melatih Berpikir Kritis

Fathurrozak
27/7/2021 18:30
Sherina Sarankan Baca Buku Filsafat untuk Melatih Berpikir Kritis
Di masa pandemi, Sherina mengaku makin punya waktu untuk membaca buku.(Dok. Instagram Sherina)

DI masa pandemi ini aktris dan penyanyi Sherina Munaf mengaku makin punya banyak waktu untuk membaca. Kegemaran istri dari Baskara Mahendra itu pun tidak jarang ia bagikan lewat unggahannya di medsos. 
 
Mulai dari buku tentang penulisan naskah, memoir figur terkenal, hingga buku-buku filsafat menjadi 'santapan' Sherina. Khusus buku filsafat, Sherina menggarisbawahi pentingnya membaca genre buku itu untuk bisa membentuk metode berpikir dan landasan argumen kuat dalam mengambil suatu keputusan.
 
“Awalnya saya juga sering merasa terintimidasi saat melihat buku yang padat tulisan, minim visual, dan berhalaman tebal. Anggapan yang umum beredar, buku hanya dikonsumsi oleh orang-orang yang pintar. Namun pola pikir seperti itulah yang perlu diubah. Justru, orang-orang bisa menjadi pintar karena rajin belajar dan memuaskan rasa ingin tahu dengan membaca buku,” ungkapnya dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia, Kamis, (22/7).
 
Bagi perempuan berusia 31 tahun itu, buku lebih dari sekadar kumpulan tulisan berisi cerita ataupun informasi. Menurutnya, buku adalah awal dari perjalanan. Setiap orang dapat berjalan melaluinya untuk mengetahui lebih banyak hal sembari menyadari, sejatinya kita tidak tahu akan banyak hal lainnya.
 
Menurut aktris yang melejit lewat film Petualangan Sherina (2001) itu kebiasaan membaca buku harus disebarkan ke seluruh generasi muda Indonesia. Ia beranggapan, tidak ada alasan untuk tidak meningkatkan kemampuan diri dan pola pikir yang kritis agar dapat menjadi individu yang cerdas, cemerlang, dan dapat berkontribusi secara nyata pada lingkungan sekitar. Pola pikir yang kritis dapat dilatih dengan berbagai cara, termasuk dengan membaca buku. 
 
Idealnya, menurut pemeran Anggini di film Wiro Sableng 212 ini pola pikir kritis dapat muncul saat seseorang telah memiliki keterampilan fundamental yang baik. Keterampilan fundamental adalah kemampuan dasar yang sebaiknya dimiliki setiap orang untuk dapat berpikir secara jernih, logis, dan membantu menentukan pilihan. 
 
Pada dasarnya, kemampuan fundamental terdiri dari tiga bagian, yaitu kemampuan bernalar (logic and critical thinking), kemampuan berbahasa (verbal skill), dan matematika dasar (kemampuan analisis secara sistematis). Di saat seseorang telah menguasai ketiga bagian ini dengan baik, orang tersebut akan memiliki struktur berpikir yang kritis dari cara pandang dalam melihat hal-hal yang terjadi di sekelilingnya.
 
“Menurutku, ada tiga hal yang penting untuk dimiliki semua orang; rasa ingin tahu yang memotivasi kita untuk terus belajar, berpikir kritis yang membuat kita mempertanyakan segala informasi yang kita terima, dan penalaran ilmiah (scientific reasoning) sebagai cara terbaik dalam memahami dunia. Dan setiap orang bisa mulai dari mana saja untuk mengembangkan ketiga hal tersebut,” ujar Sherina yang kini bergabung dengan platform pendidikan berbasis teknologi Zenius.
 
Bergabungnya Sherina di platform tersebut, salah satu tanggung jawabnya adalah turut menularkan keterampilan fundamental. Cara itu salah satunya difasilitasi lewat fitur Zencore, yang memungkinkan pengguna melatih keterampilan tersebut secara adaptif. Fitur yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) itu dirilis sejak awal Juli oleh platform tersebut. (M-1)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya