Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
KETERBATASAN fisik dan ekonomi bukanlah halangan bagi pasangan suami istri tunanetra, Sukiman dan Partini, dalam mengurus diri dan keluarga. Pasangan asal Solo, Jawa Tengah, itu bahkan telah berhasil mengantar keempat anaknya lulus perguruan tinggi dan menjadi sarjana.
Menjadi bintang tamu Kick Andy episode Semua Karena Cinta, Sukiman menceritakan ia mulai kelihangan pengelihatannya sejak SD. Kala itu, dokter mengatakan bahwa ia kekurangan vitamin A. Namun, karena keterlambatan penanganan, akhirnya ia benar-benar tidak dapat melihat pada usia 11 tahun.
Sementara itu, Partini, mengaku kehilangan pengelihatannya sejak usia tiga tahun. Ia bertemu Sukiman pertama kali di panti tunanetra dan hingga saat ini pernikahan mereka sudah berusia 41 tahun. Keempat anak mereka pun telah diantarkan menjadi sarjana.
Partini pada mulanya mengaku cukup berat ketika mengasuh anak pertamanya. "Pas waktu pulang dari rumah bersalin itu, sebetulnya mau diminta bulek saya supaya dirawat. Saya tidak boleh. Saya rawat di asrama itu, ya, saya rawat sendiri," kata Partini.
Sukiman mengaku tantangan yang dihadapinya dalam mengasuh anak membuatnya mencari uang tambahan dengan cara menjadi tukang pijat. Jerih payahnya terbayar.
Anak pertamanya, Sri Wahyuni Handayani, lulus sebagai jurusan PPKN di Universitas Muhamadiyah Surakarta (UMS). Anak keduanya, Dwi Nugraheni Yuliastuti, juga lulus di universitas yang sama, atau lebih tepatnya di jurusan ekonomi dan keuangan.
"Kalau yang ketiga, lulus dari Universitas Tunas Pembangunan Surakarta, jurusan pendidikan olahraga. Kalau yang terakhir, namanya Yanuar Akhmad Darmawan, juga alumnus UMS. Dia ambil geografi murni," terang Sukiman.
Rasa bangga juga diungkapkan Yanuar yang kala itu juga hadir di Kick Andy. Ia tidak malu meski orangtua memiliki keterbatasan fisik, bahkan justru kagum karena ibunya ialah sosok perempuan yang sangat mandiri. Sementara itu, sang ayah, baginya ialah orang yang paling memperhatikan urusan pendidikan.
Usaha Sukiman dan Partini dalam mengurus keluarga turut diapresiasi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga. Ia mengaku beruntung bisa mendengarkan langsung perjuangan sosok orangtua yang dapat menumbuhkan anak-anak sehingga memiliki kualitas dan karakter.
"Tentu bisa menjadi inspirasi bagi kita semua, yang artinya keterbatasan tidak menjadi penghalang bagi kita untuk mewujudkan apa yang kita inginkan, asal ada sosok-sosok yang hebat ini," katanya.
Partini mengungkapkan bahwa penyandang tunanetra tidak perlu malu dan berkecil hati dalam mengurus anak. Baginya, hal yang paling menyenangkan dalam hidup ialah mengetahui anak-anaknya tumbuh dan menjadi sukses.
"Saya berpesan kepada saudara saya, khususnya tunanetra di seluruh Indonesia, janganlah pantang menyerah kalau Anda-Anda semua punya anak," pungkas Sukiman. (Gas/M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved